DEPOK, Usai berbuka puasa bersama di Masjid Nurul Amal, Komplek Pelni, RW019, Kelurahan Baktijaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, ratusan anak-anak keracunan makanan. Ratusan anak-anak tersebut diduga keracunan setelah mengkonsumsi nasi uduk dengan lauk telur balado pada Sabtu (6/8). Keesokan harinya, anak-anak tersebut mengalami panas tinggi, pusing-pusing, muntah, dan buang air besar. Para orangtua kemudian melaporkan kejadian tersebut ke pengurus masjid. Sejumlah anak bahkan dirawat di Rumah Sakit Tugu Ibu dan Tumbuh Kembang di Jalan Raya Bogor.
Orangtua korban, Siti Rohimah—ibu Ryan (6)— mengatakan, anaknya mengalami demam tinggi disertai muntah, dan buang air besar berkali-kali usai menyantap makanan dari pengurus Masjid Nurul Amal. Lima orang tetangganya pun mengalami gejala yang sama. “Saya sudah melaporkan kejadian tersebut ke pengurus masjid,” katanya, saat ditemui di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Bakti Jaya, Selasa (9/8).
Siti baru menyadari kalau banyak juga anak-anak lain yang mengalami gejala seperti yang dialami buah hatinya. “Semua warga sudah melapor ke pengurus masjid, dan baru hari ini saya membawa anak saya ke puskesmas,” katanya.
Bocah yang duduk di bangku kelas satu sekolah dasar itu sudah dua hari hanya tersandar lemas di pundak Siti. Tak ada tenaga lagi untuknya melakukan appaun lantaran muntah dan buang air besar terus menerus sejak Minggu (7/8). Siti mengaku panik dan segera memberikan obat tradisional. “Saya kasih air kelapa hijau, katanya untuk penawar racun. Tetapi nggak sembuh juga. Kasihan sudah dua hari muntah-muntah jadi hari ini dibawa ke puskesmas,” cerita Siti sambil menggendong Ryan.
Siti tidak memiliki keinginan menuntut pihak penyelenggara buka puasa bersama. Dia hanya berharap anaknya lekas sembuh. Wanita berkerudung ini menduga anaknya keracunan makanan berbuka yang diberikan panitia. “Anak-anak dapat makanan dari panitia, jadi kemungkinan memang dari makanan tersebut. Tapi saya tidak akan menuntut,” ujarnya.
Lain Siti, lain Helmi. Helmi, orangtua Devandra (11) meminta pengurus masjid bertanggungjawab. Soalnya, kini Devandra dirawat di RS Tumbuh Kembang, Jalan Raya Bogor. “Saya minta penggantian biaya rumah sakit. Ini kesalahan panitia yang memberikan makanan kepada anak-anak hingga keracunan,” tegasnya Helmi.
Dia menduga keracunan yang dialami ratusan anak-anak berasal dari telur balado yang disajikan sebagai lauk nasi uduk. Menurut Helmi, telur balado yang dikemas dalam plastik sudah tidak lagi layak konsumsi. Telur sudah bau dan berubah warna sehingga dia tidak jadi memakannya. “Harusnya panitia menyadari hal itu. Anak-anak nggak ngerti kalau makanan yang mereka makan sudah tidak layak di makan,” terang Helmi.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Bakti Jaya, drg. Irawati membenarkan sejak Senin (8/8) pihaknya menerima pasien korban keracunan. Hingga kemarin sudah 59 orang yang berobat dan 24 orang lainnya mendatangi dokter setempat. Sedangkan tujuh orang dirawat di rumah sakit. “Kejadian ini juga sudah dikaporkan ke Dinas Kesahatan Kota Depok dan sudah diambil sampel makanan untuk diperiksa. Dinkes juga sudah melihat tempat pembuatan makanan,” ujar Irawati.
Namun, ia belum dapat memastikan penyebab keracunan tersebut. Ia sudah membawa sempel makanan seperti: telur, sambal, tempet ke laboratorium untuk dicek. “Kita akan tahu jawabannya setelah dilakukan pengecekan,” kata Irawati.
Di tempat yang sama, Ketua RW 017 Mahmud menambahkan, ada sekitar 300 bungkus makanan yang dibagikan kepada anak-anak dan masyarakat yang ikut berbuka bersama. Setiap hari pengurus RT dan RW mendapat giliran membuat makanan berbuka. “Saat itu yang bertugas membuat makanan adalah RT 006/RW 017,” terangnya.
Selasa, 09 Agustus 2011
Ratusan Anak-Anak Keracunan Makanan Usai Buka Puasa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar