Senin, 01 Agustus 2011

Polisi Buru Pelaku Pengeroyokan


DEPOK, Pasca bentrokan antara Pemuda Pancasila (PP) dan Forum Betawi Rempug (FBR) suasana di Kota Depok masih mencekam. Petugas kepolisian masih berjaga-jaga di posko dua organisasi massa (ormas) tersebut. Apalagi dalam insiden tersebut menelan tiga orang korban. Satu diantaranya mengalami luka parah. Hingga kini pihak kepolisian masih memburu pelaku tindak kekerasan tersebut.

Tiga korban tersebut adalah Andi Sugandi, 30,-- mengalami kerugian materi karena motornya dibakar--, Sarifudin dan Fauzi yang hingga kini mengalami luka serius di bagian leher dan tangan. Fauzi mengalami luka parah lantaran dibacok saat melintas di Perumahan Grand Depok City (GDC). Fauzi dikeroyok massa saat mencari pakan ternak. Fauzi menggunakan kaos Forum Betawi Rempug (FBR). Sedangkan Andi hendak pulang ke rumahnya dari GDC menggunakan motor. Motor tersebut kemudian dibakar ormas dari Pemuda Pancasila (PP).

Hingga kini, kepolisian masih mencari identitas pelaku pengeroyokan. Sejumlah barang bukti dan saksi masih dikumpulkan. Sejauh ini, dua orang saksi dari PP telah dimintai keterangan. Mereka adalah Hendra dan Dedi. “Pihak kepolisian masih mencari sejumlah bukti dan saksi. Sehingga belum ada yang dijadikan tersangka,” kata Kasat Reskrim Polresta Depok Kompol Azhar Nugroho, di ruang kerjanya, Senin (1/8).

Menurut Azhar, bentrok yang terjadi antara PP dan FBR terjadi karena kesalahpahaman. Kronologisnya, kata Azhar, pada Minggu (31/7) dini hari atau sekitar pukul 01.00 WIB, dua anak punk mendatangi kios rokok milik Otong Budi—Ketua Ranting PP Pancoran Mas—meminta rokok dengan paksa. Namun Otong menolak memberi. Dua anak punk itu kemudian pergi dan memanggil lima orang rekannya kemudian merusak kios Otong. Otong menuding anak punk tersebut merupakan orang-orang suruhan FBR. Otong pun memanggil massanya dan mengeroyok anak punk tersebut hingga satu diantaranya terluka. “Ini murni kesalahpahaman,” ungkap Azhar.

Dari sana kemudian, terang Azhar, massa PP mendatangi posko FBR, dan merusak dua buah posko serta satu gardu FBR. Kemudian, massa FBR kemudian melakukan serangan balasan dengan mendatangi posko PP di Jalan Arif Rahman Hakim (ARH) serta merusak posko tersebut. Tak terima poskonya di rusak, sekitar pukul 16.00 WIB massa PP melakukan sweeping di sekitar Perumahan GDC. “Mereka salah sasaran karena pemicu awalnya adalah keributan antara PP dengan anak punk yang mereka duga adalah orang suruhan FBR,” ujarnya.

Untuk mengantisipasi, pihaknya melakukan pengamanan ekstra ketat di kedua sekretariat ormas tersebut. Sebanyak 12 anggota polisi berjaga di tiap sekretariat. “Kami belum menerima laporan dari korban. Dari sejumlah keterangan, sudah jelas yang melakukan pengeroyokan dan pembacokan adalah oknum PP. Tapi kami belum dapat menciduk pelaku karena memang belum ada yang ditetapkan. Kami masih meminta sejumlah rekaman kejadian,” kata Azhar.

Terpisah, Ketua FBR Kota Depok Muhammad Kanta membenarkan adanya pengerusakan posko dan gardu FBR. Dia pun mengaku tidak mengetahui motif penyerangan hingga menyebabkan anak buahnya mengalami luka kritis di rumah sakit. Ditegaskan Kanta, kalau memang ada permasalahan seharusnya PP mendatangi posko FBR. “Bukannya mengeroyok anggota yang sedang melintas,” tandas Kanta. Pasalnya, yang menjadi korban pengeroyokan adalah anggotanya yang tidak mengetahui permasalahan. “Saya pribadi pun tidak memiliki masalah dengan PP,” akunya.

Kanta sangat mengecam insiden penyerangan dan pengeroyokan kepada anak buahnya. Dia meminta agar kasus ini diselesaikan secara hukum. Bahkan dia menegaskan agar kepolisian bertindak tegas menangkap pelaku penganiayaan. “Kalau tidak dilakukan, maka kami punya cara sendiri. Saat ini kami masih meredam agar anggota tidak terpancing amarah. Tapi kami juga tidak hanya diam. Kami bekerja dengan cara kami,” tutup Kanta.

0 komentar: