Rabu, 10 Agustus 2011

Pemkot Depok Dinilai Kurang Tanggap Terhadap Perbaikan Infrastruktur


DEPOK, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok dinilai kurang tanggap terhadap perbaikan infrastruktur jalan di Pasar Tugu, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis. Buktinya, sudah sembilan bulan jalan tersebut rusak parah. Padahal, di bawah jalan yang rusak itu terdapat jalur pipa gas. Bila dibiarkan terus menerus, tidak menutup kemungkinan akan memakan korban jiwa. “Sudah sembilan bulan lebih jalan ini rusak parah. Kita sudah berusaha memperbaiki tapi tetap kembali rusak. Saya bingung kenapa pemkot Depok tidak tanggap terhadap bahaya yang ditimbulkan,” kata Hendri, seorang pedagang kelontong di pasar tersebut, Rabu (10/8).

Menurutnya, jalanan tersebut selalu dilalaui ratusan kendaraan baik roda dua maupun roda empat. Akibatnya kendaraan yang melintas harus mengurangi kecepatan agar tak terjerembab ke jalan ambles sepanjang tujuh meter tersebut. Warga sekitar pernah berusaha memperbaiki dengan cara swadaya menggunakan kayu dan bambu seadanya. Tapi itu tak bertahan lama karena jalan tersebut tidak sanggup menahan beban kendaraan, jalan pun kembali ambles. “Sebelumnya ada lubang tak begitu besar di jalan ini. Digunakan untuk bak kontrol debit air Kali Laya. Sekarang dilalui pipa gas sehingga sangat berbahaya jika tidak diperbaiki,” ujar Hendri.

Pantauan Jurnal Nasional, jalan berlubang tersebut hanya dihalangi kotak kayu. Sedangkan pipa gas dibawahnya hanya ditopang oleh besi. Lima buah batang bambu sengaja ditunjang warga untuk menyanggah jalan badan jalan. Namun, beratnya beban menjadikan jalan mengalami penurunan. Awalnya jalan ambles tidak selebar saat ini. “Lama-lama jadi lebar dan sangat membahayakan. Amblasnya sudah akhir 2010, tapi belum diperbaiki,” papar Hendri.

Makin parahanya kerusakan jalan disebabkan kendaraan besar yang melintas. Pasalnya, jalan tersebut merupakan akses masuk ke Pasar Tugu. Selain itu, jalan tersebut merupakan jalan alternatif dari Kelapa Dua menuju Jalan Raya Bogor. “Banyak mobil pengangkut barang yang bongkar muat dan harus lewat jalan ini. Jadi harus ekstra hati-hati,” terangnya.

Kepala Sub Bagian Tata Usaha Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Tugu, Biher Purba menuturkan, amblesnya jalan terjadi sejak November 2010. Pihaknya sudah melaporkan ke dinas terkait. Jalan ambles disebabkan pengikisan oleh Kali Laya yang berada di bawahnya. Mulanya, jalan amblas tersebut hanya sepanjang 2 meter dengan lebar 30 cm. Namun karena tergerus oleh air hujan, maka lubangnya bertambah luas. “Dahulu di bawahnya memang ada bak pengontrol debit air. Tapi sekarang sudah tidak digunakan lagi,” kata Biner.

Kini pihaknya memberlakukan sistem pembatasan kendaraan yang melintas. Hal itu dilakukan guna menghindari makin besarnya lubang. “Kita juga sudah memindahkan kendaraan yang biasa parkir di dekatnya,” terang Biner.

Dia mengaku juga sudah memberikan tembusan laporan ke Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH MIGAS) Migas mengenai kerusakan jalan tersebut. “Petugas BPH Migas sudah langsung meninjau lapangan.Mereka memberikan penopang besi pada saluran tersebut,” kata Biner.

Terpisah, Kepala Bina Marga dan Sumber Daya Air, Yayan Arianto mengatakan sudah menerima laporan mengenai jalan ambles tersebut. Hanya saja upaya perbaikan belum dapat dilakukan lantaran anggaran perbaikan baru dimasukkan dalam Anggaran Belanja Tambahan (ABT) Kota Depok tahun 2011. “Laporan kerusakan baru diterima akhir tahun maka dimasukkan dalam ABT 2011,” kata Yayan.

Dia berjanji perbaikan akan segera dilakukan setelah proses lelang selesai. “Sekarang ini baru tahap lelang. Perbaikan akan langsung dilakukan setelah proses lelang selesai,” tandasnya.

0 komentar: