Minggu, 31 Juli 2011

KPAI Minta Tayangan Tak Produktif Distop


DEPOK, Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Ni’am Sholeh minta stasiun televisi menghentikan tayangan yang tidak produktif selama bulan suci Ramadan. Ia mencontohkan, penayangan iklan makanan atau acara yang menayangkan makanan di siang hari. “Stasiun televisi sebaiknya menghentikan tayangan tak produktif selama Ramadan,” katanya, saat berbincang-bincang dengan wartawan di kediamannya, Minggu (31/7).

Menurutnya, televisi harus memanfaatkan momentum Ramadan sebagai medium pendidikan bagi masyarakat, terutama anak-anak. KPAI, terang dia, akan bersama-sama Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mendorong penanggungjawaban stasiun televisi. “Jangan sampai di siang hari justru dipertontonkan iklan-iklan atau acara yang menayangkan makanan. Ini kan justru provokatif dan bertentangan dengan semangat mengajarkan anak untuk beribadah di bulan Ramadan,” ujar Asrorun.

Asrorun berharap stasiun televisi dalam menayangkan acaranya dapat menyesuaikan dengan konten Ramadan. Artinya, sebuah acara bersifat hura-hura dan tidak ada nilai religi sebaiknya tidak usah ditayangkan. Bila hal terebut tetap ditayangkan justru ditakutkan dapat memprovokasi anak-anak untuk tidak menjalankan ibadah puasa. “Program tayangan televisi harus dapat memasukan fungsi penanaman nilai pendidikan anak,” katanya.

Asrorun memahami betul kalau ujung tombak siaran televisi ada pada produser dan penanggungjawab acara. Makanya, ia mengajak para pengambil kebijakan di stasiun televisi untuk mendukung kekhidmatan dan kekhusukan Ramadan, berdasarkan perspektif Ramadan itu sendiri. “Jangan sampai berlawanan dengan prinsip-prinsip Ramadan,” kata dia.

Selain itu, terangnya, datangnya bulan suci Ramadan dapat dijadikan momentum memperkuat sendi-sendi keluarga. Dimana saat makan sahur dilakukan bersama. “Puasa adalah moment berharga, menjadi media berkomunikasi,” kata Asrorun.

Asrorun menambahka, terjalinnya komunikasi yang baik dapat memperkokoh semangat perlindungan anak Indonesia. Perlindungan anak yang dilakukan dari keluarga sendiri. “Ramadan sebagai momentum memperkuat sendi-sendi keluarga. Kita bisa menemukannya di saat buka dan sahur secara bersama,” katanya.

Menurut dia, kebanyak orang tua tidak memiliki waktu cukup bersama anak-anaknya. Apalagi saat berbuka maupun sahur. Puasa menjadi media untuk bercengkerama antara sesama. Bahkan, sebagai sarana saling memberi dan menerima diantara anggota keluarga. Pasalnya, merupakan bagian dari perlindungan anak Indonesia.

0 komentar: