Jumat, 29 Juli 2011

BNK Depok Bidik Pelajar, SMKN 1 Jadi Proyek Percontohan


DEPOK, Maraknya peredaran narkotika di Indonesia membuat pihak sekolah ketar-ketir. Untuk menekan angka keterlibatan pelajar dalam jerat hitam narkotik, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Satu Depok bekerjasama dengan Badan Narkotika Kota (BNK) Depok melakukan tes urine terhadap siswa baru.

Menurut catatan BNK Depok, pelajar dinilai rentan terjaring dalam mata rantai peredaran narkotik jenis ganja. Jumlah pelajar yang terlibat narkotik pada tahun 2009 sebanyak 27 kasus atau tujuh persen dari 386 kasus, dan tahun 2010 hanya 10 kasus atau empat persen dari 236 kasus. “Secara kuantitas jumlahnya memang menurun. Tapi kami tetap khawatir mereka rentan terlibat narkotik. Untuk itu BNK Depok selalu mengadakan penyuluhan dan tes urine di sekolah-sekolah secara bergantian,” ujar Sekretaris Badan Narkotika Kota (BNK) Depok Welman Naipospos di sela-sela pelaksanaan tes urine di SMKN 1 Depok, Jumat (29/7).

Dikatakan dia, dari 1,7 juta jiwa penduduk Depok, 500.000 diantaranya adalah kalangan pelajar. Mereka sangat gampang sekali terpengaruh hal-hal negatif dalam pergaulan. Termasuk narkotik. Selain di sekolah-sekolah, BNK Depok juga gendar melakukan penyuluhan tentang pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4G) di kalangan ibu rumah tangga dan pemuda. “Mereka nantinya diharap mampu mengontrol anak dan adik-adik mereka agar tidak terlibat dalam dunia narkotik,” harap Welman.

Selain itu, pihaknya juga melakukan sosialisasi melalui penyebaran poster, spanduk dan alat peraga lainnya. Bahkan dengan membentuk rukun warga (RW) bersih narkoba dan pembentukan kader dan ibu rumah tangga yang peduli tentang bahaya narkoba di semua kelurahan. “BNK terus berupaya menekan angka pengguna narkotik, terutama di kalangan pelajar. Target kami nanti, angka keterlibatan pelajar harus ditekan sampai nol persen, sehingga Kota Depok bersih dari peredaran narkoba,” tegas Welman.

Di tempat yang sama, Kepala SMKN 1 Depok Ocim Wiyaya menuturkan, siswa yang menjalani tes urine kali ini berjumlah 440 siswa. Mereka adalah siswa kelas XI yang baru masuk beberapa minggu lalu. Tujuannya untuk mengetahui dan mencegah agar tidak ada siswanya yang terlibat narkotik. “Kalaupun dalam tes tersebut terdapat pelajar yang menggunakan narkotika, kami akan adakan pembinaan. Tidak kami keluarkan dari sekolah, tetapi orangtua murid yang bersangkutan akan dipanggil untuk dilakukan kordinasi dengan sekolah. antara sekolah dan orangtua yang akan melakukan pembinaan,” terang Ocim.

Diakui Ocim, dari beberapa kali tes urine yang telah dilaksanakan, ada siswa yang diketahui sebagai pengguna narkotik jenis pil koplo dan ganja. Namun jumlahnya tidak banyak. “Sekitar satu persen yang diketahui menggunakan obat-obatan,” terangnya.
Tahun ini, dia berharap, jumlah siswa pengguna narkotika dapat berkurangi, bahkan tidak ada sama sekali. “Setiap sekolah menginginkan reputasinya dijaga dengan baik. Untuk itu kami terus mengimbau kepada murid-murid agar menjaga diri dalam pergaulan. Jangan sampai mereka terlibat narkotik,” tutup duta narkotika ini.

0 komentar: