DEPOK, Persiapan arena lomba cabang berkuda Sea Games di Arthayasa, Kota Depok, dipastikan selesai 100 persen. Baik itu sarana pertandingan maupun lokasi beristirahat bagi atlit dan oficialnya. Namun, infrastruktur jalan dan lampu penerangan jalan (PJU) menuju Arthayasa masih belum diperbaiki. “Secara internal kita sudah siap 100 persen. Kalau lampu dan jalan bukan urusan kami,” kata Sekretaris Jenderal Federasi Berkuda Nasional, Rafiq Radinal, Minggu (31/7).
Menurutnya, sejumlah fasilitas yang telah tersedia adalah: arena pacuan indoor maupun outdoor, ruang istirahat atlit, arena untuk penonton yang mencapai 500 orang hingga press room. “Atlit tidak menginap di sini, karena antara official dan atlit tidak boleh barada dalam satu lokasi,” terang Rafiq.
Menurut dia, pelaksanaan sejumlah cabang olahraga di Depok menjadi kebanggaan bagi warga Depok. Seluruh biaya pembangunan dan penambahan fasilitas seluruhnya ditanggung oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sedangkan untuk fasilitas di luar arena seperti akses masuk dan penerangan jalan merupakan tanggungjawab Pemerintah Kota (Pemkot) Depok.
Dari pantauan lapangan, jalan masuk menuju Arena Arthayasa rusak dan tidak ada penerangan jalan umum (PJU). “Kami sudah kordinasi dengan Pemkot Depok. Mereka janji Agustus ini akan dilakukan perbaikan dan segera diberikan penerangan jalan. Kami tunggu janji mereka karena ini hajatan ini berskala internasional,” imbau Rafiq.
Jalan rusak menuju arena mencapai 1,5 Km. Mulai dari Perumahan Lemigas- Meruyung. Arena Arthayasa berada di Kecamatan Limo dan berdiri di atas lahan seluas 14 hektar. “Kami berharap dua bulan sebelum pelaksanaan Sea Gemes, seluruh jalan dan penerangan sudah diperbaiki,” harap pemilik arena Athayasa ini.
Lomba sendiri dimulai pada 14-21 November 2011. “Kuda-kuda akan datang sebelumnya. Kami mengimbau agar fasilitas jalan selesai sebelum waktu pelaksanaan. Masa untuk ajang internasional tapi fasilitsa jalan rusak,” ujar Rafiq.
Tiga disiplin lomba akan dipertandingkan dalam cabang berkuda. Yaitu, tunggang serasi, loncat rintangan, dan efenting. “Khusus efenting ada standar sendiri. Atlit harus dua kali lulus CIC One Star International baru boleh ikut disiplin lomba ini,” jelasnya.
Di efenting, atlit harus melewati dia disiplin lomba lainnya yaitu tunggang serasi dan loncat indah. Ditambah dengan ketentuan waktu yaitu 5 menit 50 detik. “Setidaknya kecepatan kuda sekitar 520 km/menit untuk mencapai waktu yang pas,” kata pria yang maish aktif ikut lomba berkuda ini.
Pihaknya optimis, mampu meraih dua emas dari enam emas yang diperebutkan. Yaitu dari efenting dan loncat rintangan. Lawan tangguh yang harus dihadapi adalah Thailand. “Indonesia belum pernah meraih medali emas di cabang ini karena kuda yang digunakan tidak sesuai dengan kelas kuda lain. Tapi sekarang kami menerima sumbangan kuda dari sponsor dan pemilik kuda yang bersedia memberikan kuda untuk atlit Indonesia jadi kami optimis dapat meraih dua emas,” ucap Rafiq.
Terpisah, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, Seni dan Budaya (Dispora Parsenibud) Kota Depok, Asep Roswanda menuturkan, Pemkot Depok siap mendukung penyelenggaraan sejumlah cabang olahraga di Depok. Untuk perbaikan fasilitas jalan, pihaknya akan berkordinasi dengan dinas terkait. “Prinsipnya kami mendukung. Toh ini ajang besar,” ujar Asep.
Minggu, 31 Juli 2011
Arena Lomba Berkuda Siap 100 Persen
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar