DEPOK, Puluhan aktivis yang terdiri dari ulama, lembaga swadaya masyarakat (LSM), pemuda, dan organisasi kemasyarakatan (ormas) se-Kota Depok, Jawa Barat (Jabar) meminta Wali Kota Nur Mahmudi Ismail mengklarifikasi ucapan mantan tokoh penting Negara Islam Indonesia (NII) Imam Supriyanto. Apalagi Imam jelas-jelas mengatakan Nur Mahmudi bagian dari NII. “Kita minta Wali Kota Nur Mahmudi Ismail angkat bicara soal keterlibatannya di NII. Kita tidak akan mentolerir sedikitpun keberadaan NII di Depok. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan harga mati,” tegas KH Damanhuri, salah seorang penggagas Aliansi Khusus Berangus Aliran Sesat NII, Selasa (10/5).
Damanhuri menolak Depok dijadikan basis massa NII. Ia beranggapan NII sudah sangat membahayakan Islam sebagai agama, dan Indonesia sebagai negara kesatuan. Dia berharap pemerintah pusat melakukan aksi konkrit untuk mencegah terjadinya penyusupan kader-kader NII kedalam struktur birokrasi Pemerintah Kota (Pemkot) Depok. “Sebelum hal itu terjadi, harus ada aksi konkrit untuk mencegah hal itu,” katanya.
Dia meyakini kader dan simpatisan NII di Kota Depok sudah mencapai ribuan orang. Baik itu dari kalangan masyarakat biasa, mahasiswa, maupun pelajar. Kemarin, Senin (9/5), ia kedatangan seorang mahasiwa di salah satu kampus di Depok, bernama Apri. “Apri itu datang ke saya sambil menangis tersedu-sedu karena sudah masuk menjadi bagian dari NII. Dia diajarkan melakukan penipuan. Ia juga sudah menguras uang milik orangtuanya sebanyak Rp7 juta. Dia minta saya mengembalikan dia ke dalam Islam sesungguhnya,” ujar Damanhuri.
Pernyataan senada juga dikatakan Ketua Aliansi Khusus Aliran Sesat NII, KH Abu Bakar Madris. Menurutnya, tindakan NII sudah menjurus pada penodaan nilai-nilai Islam. Mereka juga sudah berlaku makar terhadap negara kesatuan ini. “Kita tidak ingin membiarkan mereka tumbuh subur di Depok. Kita akan segera membumi hanguskan mereka sekarang juga,” tegasnya.
Abu Bakar meminta masyarakat tidak mudah terpancing dengan rayuan manis pengikut NII. Ia menyerukan agar masyarakat bahu membahu menghancurkan basis NII di Kota Depok. “Kita berharap Wali Kota Nur Mahmudi memberi tanggapan soal tudingan Imam. Jangan sampai kami memiliki pemikiran bahwa pernyataan Imam itu merupakan kebenaran yang tidak bisa dibantah,” ujarnya.
Koordinator aliansi Kasno membantah kalau aliansi yang dibentuk para aktivis se-Kota Depok hanyalah sebagai wadah untuk menjatuhkan Nur Mahmudi dari jabatannya sebagai wali kota. “Kami tidak berniat sedikitpun menjatuhkan Nur Mahmudi dari jabatannya. Kalau pun Nur Mahmudi terbukti sebagai petinggi NII, ya, dia harus menanggung segala resiko. Termasuk pencopotan jabatannya,” kata dia.
Kasno mengingatkan, dalam NKRI tidak ada ataupun tidak dibenarkan mendirikan negara dalam negara. Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 sudah secara tegas menyatakan bahwa negara kita adalah NKRI. “Jadi bukan NII,” tegasnya.
Dia meminta seluruh masyarakat Depok untuk merapatkan barisan membumi hangus keberadaan NII. Ia tidak peduli keberadaan NII sudah tergabung dalam partai ataupun belum. “Selama mereka terlibat NII harus kita bumi hanguskan. Jangan sampai kita kecolongan,” ujar Kasno.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok, KH Dimiyati Badruzaman meminta warga meningkatkan kewaspadaan. Ia bahkan menuding NII sudah berseberangan dengan Islam. NII sudah berseberangan dengan Islam. Kami menghimbau agar masyarakat jangan ikut-ikutan paham yang berseberangan,” katanya.
Dimyati meminta pemerintah dan pihak Kepolisian agar bekerjasama dalam mengusut pengajian yang mencurigakan. Bila perlu menumpas sejak awal para pengikut NII, jika terbukti adanya pengajian yang mengajarkan paham yang sesat. “Hendaknya sejak awal ikut menumpas, jangan sampai membesar. Perlu juga mengusut pengajian yang dicurigai sesat,” terangnya.
Selasa, 10 Mei 2011
Wali Kota Depok Diminta Angkat Bicara Soal NII
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar