DEPOK, Kegiatan ‘Ngubek Situ Citayam’ yang diselenggarakan Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, Seni, dan Budaya (Disporsenibud) Kota Depok untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) kota berikon Belimbing Dewa ke-12 itu berubah menjadi amuk massa. Motor Yamaha Mio, TV 21’, kulkas, mesin cuci, sepeda, dan helm, yang telah disiapkan panitia sebagai doorprize diceburkan massa ke dalam situ. Tenda panitia pun turut dirobohkan dan dibakar. Bahkan, sepeda air berbentuk bebek-bebekan milik Kelompok Kerja (Pokja) Situ Citayam turut dirusak. “Dinas Pariwisata sudah membohongi kita. Katanya mereka menebar ikan baru dalam jumlah banyak. Nyatanya ikan yang ada di dalam situ, dan ditangkapi warga merupakan ikan lama,” kata Yahya, 34, Minggu (1/5).
Yahya meminta Pemerintah Kota (Pemkot) mengembalikan uang pendaftaran kepada seluruh peserta sebesar Rp20 ribu. Sebab, acara tidak berlangsung seperti janji panitia penyelenggara. “Sebanyak 5000 warga terdaftar mengikuti kegiatan ini. Semuanya dipungut biaya Rp20 ribu. Keuntungan mereka sangat berlipat-lipat. Pemkot jangan hanya mau mencari untung,” ujarnya sambil menendang tenda panitia yang telah roboh.
Yahya mengaku rela menggadaikan handphone milik adiknya untuk mendaftar. Ia berharap mendapatkan ikan mas dan mujair dalam jumlah banyak. Sehingga ikan tersebut bisa dimakan dan dijual. “Kenyataanya sungguh tidak masuk diakal. Tidak ada satupun ikan emas di dalam situ,” katanya sambil menahan tangis.
Pernyataan senada juga diutarakan, Nurlela, 40. Menurutnya, panitia terlampau mencari keuntungan sehingga melupakan kewajibannya manaruh ikan. Padahal, janjinya melempar ikan kedalam situ sebanyak 2 ton. Bahkan, kata dia, ada rumor kalau panitia hanya menebar ikan ke dalam situ sebanyak 2 kwintal. “Saya sangat kecewa, panitia sudah membohongi warga. Ikan yang dijanjikan panitia ternyata tidak ada. Saya sudah beli tiket banyak dan membayar mahal, tapi apa yang saya dapat. Bayangkan saja, kalau Rp 20 ribu di kalikan 5000 orang pastinya banyak,” katanya.
Nurlela meminta panitia bertanggungjawab dan mau mengembalikan uang warga. Ia sama sekali tidak habis pikir, kenapa panitia memungut uang dari warga. Padahal, HUT Depok sudah didanai melalui APBD. Ia juga mengaku sedih melihat banyak warga datang jauh-jauh, namun tidak satupun ikan didapat. “Ngapain kita bayar mahal-mahal, kalau ternyata ikannya tidak ada. Ini namanya pembohongan, katanya pesta rakyat memperingati HUT kota Depok. Tapi, masa warga ditipu,” katanya kesal.
Hingar bingar ‘Ngubek Situ Citayam’ rupanya tidak hanya bergaung diseputaran Depok. Gaung pesta rakyat itu juga terdengar hingga Tanggerang Selatan (Tangsel) dan Kota Bekasi. Asep, 37, warga Kota Tangsel, mengaku kecewa berat menyaksikan prilaku panitia yang memungut biaya pesta rakyat. “Saya sudah beberapa kali datang ke acara ngubek situ di Depok ini. Tidak ada satupun dipungut biaya. Baru kali ini acara ngubek situ dipungut biaya. Malangnya sudah dipungut biaya, panitia seperti menghilang,” ujarnya.
Asep dapat memaklumi kalau pemugutuan uang administrasi Rp20 ribu disertai dengan banyaknya ikan yang disediakan. Nyatanya, kata dia, peserta hanya dapat kaos dan ikan mujaer kecil. “Ingat, uang Rp20 ribu bagi warga itu sangat besar jumlahnya. Uang itu dapat digunakan untuk membeli ikan sebanyak tiga kilo gram. Saya berani bayar hanya karena ingin ikut memeriahkan HUT Depok,” katanya.
Kapolresta Kota Depok Komisaris Besar (Kombes) Fery Abraham mengaku langsung datang ke lokasi begitu mendengar ada amuk massa di acara pesta rakyat. Ia masih mencari pemicu kemarahan masyarakat. Namun, ada indikasi pemicu kemarahan adalah karena panitia memungut bayaran sebesar Rp 20 ribu. Sayangnya ikan yang dicempelungkan ke situ tidak sebanding dengan massa yang datang. “Pihaknya masih melakukan penyelidikan apakah ada unsur kesengajaan atau tidak. Yang ngamuk ini masyarakat awam, kekecewaannya spontan dan tak ada provokasi. Akibatnya perahu piknik dibakar massa, panggung isinya hadiah ikut terbakar TV motor dan kulkas, habis semua. Kami amankan TKP dan panggil panitia. Kalau terbukti ada unsur penipuan akan kita proses hukum,” ujarnya.
Kericuhan baru mulai mereda pada saat beberapa personil polisi memadamkan kobaran api. Kapolres meminta kepada warga untuk pulang ke rumahnya masing-masing. Sementara, panitia penyelenggara saat dihubungi masih menjalani pemeriksaan di Polsek Pancoran Mas. Sebelumnya, acara dibuka secara simbolik oleh Walikota Depok Nur Mahmudi ismail dengan melepaskan beberapa ikan ke dalam Situ Citayam.
Minggu, 01 Mei 2011
Ngubek Situ Citayam Rusuh, Disporsenibud Bohongi Perserta
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar