DEPOK, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Depok, H Ridwan mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok tengah melelang proyek pembangunan 15 Unit Pengelolaan Sampah (UPS) baru di lima kecamatan. Hal itu dilakukan untuk menanggulangi dan mengurangi permasalahan sampah di kota ini. “Kita sudah melelang proyek pembangunan 15 UPS baru. Diharapkan UPS baru tersebut dapat mengurangi beban sampah di TPA Cipayung,” terangnya, Selasa (26/4).
Lima kecamatan tersebut, tutur Ridwan, adalah: Kecamatan Sawangan, Kecamatan Bojongsari, Kecamatan Cimanggis, Kecamatan Cipayung, dan Kecamatan Tapos. Bahkan satu hanggar UPS juga didirikan di kampus Universitas Indonesia (UI). “Untuk pembangunan hanggar baru tersebut menghabiskan anggaran Rp9 miliar. Rata-rata UPS menghabiskan dana sebanyak Rp400 juta sampai Rp500 juta,” katanya.
Ia menambahkan, dana sebanyak itu belum termasuk untuk pengadaan mesin pencacah sampah. Melainkan untuk pembangunan fisik, sarana dan prasarana, dan kajian terhadap rencana tersebut. “Yang jelas dana itu hanya untuk hanggar saja,” kata Ridwan.
Untuk pembangunan UPS dilingkungan UI, kata Ridwan, pihak UI telah menyiapkan lahannya. Pembangunan UPS tersebut atas dasar permintaan pihak UI sendiri. Menurut Ridwan sampah yang dihasilkan di lingkungan UI cukup banyak, karenanya UI meminta Pemkot Depok membuatkan UPS khusus untuk warga lingkungan UI. “UPS UI khusus menampung sampah-sampah dari warga UI sendiri, tidak termasuk warga di luar UI,” katanya.
Ridwan juga mengakui dari 18 UPS yang sudah dibangun pada tahun 2009, masih ada beberapa UPS yang tidak beroperasi sebagaimana mestinya. Salah satunya adalah UPS di Jalan Merdeka, Sukmajaya. Namun demikian, lanjut Ridwan, pihaknya selalu berupaya melakukan pendekatan terhadap masyarakat. “Dengan memberikan pengertian kepada masyarakat bahwa keberadaan UPS adalah demi kepentingan bersama dari masyarakat untuk masyarakat,” ujarnya.
Dia mengatakan, meningkatnya volume sampah di Depok karena bertambahnya jumlah penduduk. Per harinya, Depok menghasilkan sampah sekitar 3.400 kubik. “Setiap orang menghasilkan 2,5 liter sampah per hari. Jumlah sampah di Depok terus meningkat karena pertambahan penduduk yang semakin cepat. UPS mampu menanpung sampah 35 meter kubik per hari,” terang Ridwan.
Sementara itu, anggota DPRD Depok, Komisi C, Ennty Sophihati berharap masyarakat tidak melakukan penolakan terhadap rencana pembangunan hanggar UPS baru. Hal itu dikarenakan, TPA Cipayung tidak lagi mampu menampung seluruh sampah warga Depok. “Tolong jangan ada penolakan. Kalau pun terjadi kekurangan, sebaiknya dibicarakan,” kata dia.
Ennty mengatakan, keberadaan UPS seharusnya berada di tingkat RW. Sehingga tidak ada lagi sampah yang keluar dari lingkungan masing-masing. “Kalau masyarakat tidak mau ada sampah di wilayahnya, ya, di wilay lain pun begitu. Jadi harus ada saling pengertian antara pemerintah dan warganya,” kata dia.
Di tempat terpisah, Ketua DPRD Kota Depok Rintis Yanto meminta Pemkot Depok melakukan evaluasi kembali dalam hal pembangunan UPS. Pasalnya, pembangunan UPS selama ini tidak sesuai dengan program Pemkot Depok untuk mengurangi beban tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Cipayung, Kecamatan Cipayung, Kota Depok.
Selasa, 26 April 2011
Pemkot Depok Kembali Bangun 15 Hanggar UPS
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar