DEPOK, Pulang sekolah masih berpakaian seragam sekolah tak lagi nyaman di Kota Depok. Nyawa pun bisa melayang, dimana pun kapan pun. Pasalnya, konflik antarpelajar di Kota Depok kembali meruncing. Para pelajar kota berikon Belimbing Dewa itu tidak lagi menunjukan keterpelajarannya. Mereka lebih antusias melakukan tauran ketimbang berlama-lama duduk di bangku sekolah.
Rafi (16), siswa kelas II, IPA 5, SMA Yapemri, Jalan Mardeka, Kelurahan Abadijaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat (Jabar), menjadi salah satu contoh korban keberingasan kaum pelajar di Kota Depok. Ia terbaring lemah di ruang Bougenville kamar 217 Rumah Sakit Mitra Keluarga, Jalan Margonda, selama empat hari.
Peristiwa nahas itu sendiri terjadi pada Senin (4/4) sore. Waktu itu, korban hendak pulang dari sekolah menuju rumahnya di Depok II. Saat angkutan kota (angkot) yang ditumpangi Rafi melintas di dekat Pasar Agung, tiba-tiba gerombolan anak sekolah tak dikenal menyerang. Rafi diturunkan paksa dari dalam angkot, dan dipukuli hingga babak belur. Beruntung ia dapat melarikan diri.
Setelah berhasil keluar angkot, ia berlari menuju gang sempit untuk menghindari kejaran pelajar lainnya. Malang tak dapat diduga untung tak dapat dikira, Rafi justru berlari kearah tempat nongkrong pelajar lainnya. Usaha Rafi meminta perlindungan justru menimbulkan petaka. Kumpulan anak sekolah tersebut justru menganiaya dirinya. Rafi mengalami luka di bagian punggung sebelah kiri hingga tembus dada. Selaput paru-paru robek akibat tusukan benda tajam.
Melihat kondisi Rafi sudah tak berdaya, sekumpulan anak sekolah tak bertanggungjawab itu meninggalkan korban begitu saja. Rafi ditolong warga dan dilarikan ke RS Mitra Keluarga Depok. Kendati kondisnya mulai membaik, namun Rafi tetap dirawat secara intensif.
Menurut Rafi, pelaku penganiaya dirinya adalah siswa sekolah swasta di Depok. “Saya sempat dengar ada yang teriak Ganesha. Tapi saya tidak hafal satu per satu,” katanya, saat ditemui di RS Mitra Keluarga Depok, Jumat (8/4).
Rafi mengaku tidak memiliki musuh dengan siapapun. Ia tidak mengenal identitas pelaku. Dia hanya dapat memastikan bahwa pelaku adalah siswa SMA Ganesha. “Cuma dengar teriakan saja. Tidak tahu apa-apa lagi karena saya dikepung banyak,” katanya.
Sitorus, ayah korban mengatakan, keluarga menginginkan agar pelaku ditangkap, dan diproses secara hukum. Pasalnya, anaknya menderita luka serius. “Sudah tidak bisa sekolah, dia pun harus merasakan sakit. Saya akan menempuh jalur hukum,” katanya.
Bahkan dia meminta agar pihak sekolah bertindak tegas atas kasus yang menimpa anaknya itu. Dia tidak ingin pelaku dibiarkan berkeliaran begitu saja, sementara anaknya terbaring di rumah sakit. “Tidak ada alasan apapun. Tetap jalur hukum,” pinta Sitorus.
Terpisah, Wakil Bidang Kesiswaan SMA Ganesha Rahmat Sulaeman membantah anak didiknya terlibat tindak kekerasan seperti yang ditudingkan korban. Menurut dia, bisa saja ada oknum yang sengaja mencatut nama sekolahnya untuk menjatuhkan nama baik sekolah mereka. Hingga kini pihaknya belum menerima laporan resmi mengenai insiden tersebut. Namun, dia mengaku mengetahui kejadian itu dari masyarakat. “Kami belum dapat memastikan karena laporan resmi belum kami terima sehingga tidak ada bukti yang konkrit dalam kasus ini,” katanya.
Kendati demikian, pihaknya berjanji akan menindak tegas para pelaku penganiaya itu jika memang diketahui pelaku adalah benar siswa SMA Ganesha. Bahkan pihak sekolah tidak segam-segan mengeluarkan siswa yang terlibat tindakan kekerasan. “Kami akan bantu keluarga korban jika memang mereka mengetahui nama pasti pelaku. Kami juga akan membantu memberikan alamat rumahnya. Dengan catatan, mereka sudah dapat memastikan jika pelaku adalah benar siswa kami,” ujarnya.
Tindak kekerasan pelajar saat ini kembali marak terjadi. Yang terus menjadi sorotan di Depok adalah selalu sekolah Yayasan Ganesha. Sebelumnya, marak beredar video kekerasan yang diduga siswa Ganesha. “Kami sudah teliti nomor induk siswa. Dan tidak benar kalau gambar dalam video tersebut adalah pelajar Ganesha,” tandas Rahmat.
Jumat, 08 April 2011
Berseragam Sekolah Tak Lagi Nyaman
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar