Kamis, 24 Maret 2011

Indonesia Tak Memiliki Tradisi Kudeta


DEPOK, Mantan Gubernur Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas) Muladi menegaskan bahwa di Indonesia tidak ada tradisi kudeta terhadap pemerintahan yang sah. “Saya tidak yakin sejumlah purnawirawan TNI ada upaya kudeta,” katanya, usai menjadi pembicara seminar yang bertajuk Strategi Kebudayaan untuk Kepemimpinan Masa Depan Bangsa Indonesia, di Pusat Studi Jepang (PSJ) Universitas Indonesia (UI) Depok, Kamis (3/24).

Tampil sebagai pembicara adalah Mantan Gubernur Lemhanas Muladi, Sosiolod UI Paulus Wirutomo, Mantan Menko Perekonomian Dorodjatun Kuntjoro Jakti, dan Budayawan Muhammad Sobari. Sebelumnya, Al Jazeera melaporkan adanya sejumlah purnawirawan jenderal bintang tiga di Indonesia di balik gerakan anti-Ahmadiyah serta kekerasan terhadap jemaatnya. Para jenderal itu diam-diam mendukung organisasi itu karena memiliki tujuan sama yakni menjatuhkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dari kekuasaannya.

Menurut Muladi tidak ada kekuatan bersenjata yang memadai untuk menjatuhkan pemerintahan SBY. Selain itu juga doktrin TNI juga menegaskan bahwa tentara tidak masuk dalam ranah politik. Namun Muladi tidak menutupi kalau ada beberapa kelompok yang tidak puas terhadap pemerintahan yang ada saat ini. “Cara yang mereka sampaikan memang ada keras dan juga yang halus,” ujarnya.

Guru besar Universitas Diponogoro, Semarang itu mengatakan, jika ada kelompok yang tidak puas dengan pemerintah maka harus dilakukan dengan cara-cara demokratis. “Jangan sampai merusak tatanan demokrasi yang sedang dibangun. Ada mekanisme yang harus dilalui untuk menjadi pemimpin di pemerintahan,” katanya.

Ia juga menilai bahwa aksi-aksi kerusuhan diberbagai daerah dan juga teror bom yang sering terjadi dan berakibat meresahkan masyarakat bukan bagian dari upaya membuat pemerintahan lemah. “Saya tidak yakin ini semua bagian dari rekayasa,” katanya.
Muladi berharap pemerintah lebih tegas lagi dalam menangani para pelaku terorisme dan juga korupsi. “Saat ini pemerintah perlu melakukan ketegasan yang terukur dan sistematis,” katanya.

0 komentar: