Minggu, 06 Maret 2011

Dialog Dapat Atasi Pergolakan di Timur Tengah


DEPOK, Sekjen International Conference of Islamic Scholar (ICIS), KH Hasyim Muzadi mengatakan solusi mengatasi Pergolakan di Timur Tengah dengan cara kompromi atau dialog. Permasalahan yang tengah berkecamuk di Timur Tengah memiliki kesamaan satu dengan lainnya. Khusus untuk Libya memiliki beberapa masalah seperti: kediktatoran, kekuasaan, dan keuangan yang tersentral. “Kusus untuk Libya, fenomena khadafi itu keras sejak kudeta dan diktator yang luar biasa. Yang terjadi adalah, kediktatoran, penumpukan kekuasaan dan keuangan dalam satu tangan. Itu bukan dari ajaran Islam. Tidak bisa tidak, solusinya adalah kompromi antara umaro dan rakyat,” katanya usai acara “Interfaith Dialog, Discussion and Stability in peace in Middle East Countries. Pesantren Al-Hikam, Depok, Sabtu (5/3).

Hasyim menilai, konflik yang terjadi di Timur Tengah saat ini kebanyakan terjadi pada negara yang beragama Islam. Artinya, Negara itu belum menjalankan aturan sesuai dengan ajaran Islam. Ia mencontohkan, kediktatoran Khadafi selama menjadi orang nomor satu di Libya selama 41 tahun, tidak pernah melakukan dialog antara umaro (pemerintah) dan rakyatnya. Dampaknya, bisa melahirkan perang saudara. Sejak awal Khadafi sangat keras dan dalam menjalankan kepemimpinannya. Bahkan, perlawanan terhadap aqidah rakyat dan kasus kemanusiaan.

Ia menambahkan, permasalahan kemanusiaan di Libya menjadi sorotan dunia internasional. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memiliki peran lebih dalam mengatasi masalah kemanusaan. Dia berharap pemimpin Libya mau mengadakan kompromi antara pemerintah dengan rakyat. “Mengetahui keinginan masyarakat merupakan tugas pemimpin,” kata dia.

Mantan Ketua Umum Nahdlatul Ulama (NU) itu mengatakan, permasalahan lamanya kekuasaan, penumpukan harta pribadi, dan putusnya hubungan komunikasi antara warga dan pemerintah juga terjadi pada Negara Mesir. Masalah yang sama juga terjadi pada negara Tunisia “Khusus masalah Tunisia hanya korupsi dan Komunikasi saja,” kata Hasyim.

Hasyim berkata, beberapa negara di Timur Tengah juga tengah bergolak adalah Oman, yaman dan Qatar. Namun, pergolakan ditiga Negara tersebut masih dalam tatanan reformasi. Pertanyaannya, kata dia, terjadinya reformasi tersebut apakah akan menjadi bagian dari demokratisasi. Yang dikhawatirkan dalam reformasi tersebut adanya peluang kerusakan yang dilakukan negara asing untuk melakukan hegemoni. “Spekulasi kita, apakah nantinya dari reformasi menjadi demokratisasi. Ataukan adanya peluang asing untuk melakukan hegemoni,” katanya.

0 komentar: