DEPOK, Warga Komplek perumahan Bukit Rivaria, Kelurahan Sawangan Baru, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat (Jabar) menutup paksa hanggar Unit Pengelolaan Sampah (UPS) di wilayah komplek perumahan tersebut. Penutupan sudah berlangsung selama dua minggu. Warga menganggap UPS tersebut sudah tidak layak digunakan karena sampah yang diolah melebihi kapasitas. “Kita dengan berat hati menutup UPS ini. Sebab, UPS tidak mampu mengelah sampah secara tuntas sehingga masih banyak sampah tersimpan dalam hanggar. Sampah yang tersimpan tersebut menimbulkan bau tak sedap,” kata Ketua RT003/RW04, Saiful Bahri, Rabu (23/2).
Penutupan UPS merupakan keputusan final yang diambil secara musyawarah antara tokoh masyarakat dan warga. Warga tidak akan membuka UPS tersebut sebelum ada kesepakatan dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) dan PT Abadi Mukti sebagai pengembang perumahan. “Penutupan ini tidak memiliki tenggat waktu. Selama belum ada kesepakatan mengenai pengadaan UPS baru di Rivaria penutupan akan terus dilakukan. Sekarang tinggal tunggu keputusan dari pengembangnya PT Abadi Mukti,” terang Saiful.
UPS yang berokasi di komplek Bukit Rivaria ini hanya memiliki luas 280 meter. Namun, dipaksa mengolah sampah dengan kapasitas lebih banyak. Saiful menuturkan, keberadaan UPS sangat mengganggu warga Sawangan Baru. Sebab, hampir setiap hari warga dipaksa menghirup udara yang keluar dari UPS. “UPS ini sudah sangat menggangu warga. Sudah lama beroperasi tapi keadaannya begitu-begitu saja,” kata dia.
Menurutnya, pengelolaan dan penataan UPS di komplek Bukit Rivaria tidak maksimal. Terlebih lagi, kata dia, warga yang membuang sampah di UPS bukan hanya warga Sawangan Baru. “Yang membuang sampah ke UPS bukan hanya warga Sawangan Baru,” tutur Saiful.
Saiful mengatakan, warga menyetujui adanya pembangunan UPS baru. Namun lokasinya jauh dari lokasi perumahan. “Kayaknya dari pihak developer cukup kooperatif. Warga mendukung pengadaan UPS baru itu,” kata dia.
Terpisah, anggota Komisi C, DPRD Kota Depok, Selamet Riyadi mendukung upaya pembangunan UPS baru di lokasi baru. Pasalnya, pengadaan UPS di komplek Bukit Rivaria dapat mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA Cipayung. “Saya mendukung keinginan warga. Lokasi UPS harus jauh dari perumahan warga,” kata dia.
Ia menambahkan, mengenai developer yang belum memberikan jawaban pasti atas kehendak warga tersebut, ia meminta semua pihak berkoordinasi lebih lanjut. “Kalau developer belum ngasih jawaban, ya tinggal negosiasi saja. Yang terpenting semua pihak sudah mendukung keinginan warga,” kata dia.
Dia meyakini pihak divloper tidak akan menentang keinginan warganya sendiri. Mereka pun pasti sadar kalau sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan penyakit. “Mereka sudah pasti tidak mau menanggung biaya rumah sakit warga. Untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan itu sebaiknya pihak divloper menyetujui keinginan warga,” kata kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).Sementara itu, pengembang Komplek Bukit Rivaria Sawangan atau PT Abadi Mukti tidak dapat dihubungi.
Rabu, 23 Februari 2011
Warga Tutup UPS Sawangan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar