Rabu, 23 Februari 2011

Perilaku Korupsi Bukan Hanya Milik Pejabat Negara


DEPOK, Wakil Wali Kota Idrus Abdul Somad mengingatkan perilaku korupsi bukan hanya milik pejabat negara. Prilaku korupsi juga dimiliki mahasiswa dan pelajar. Seperti mencontek dan membolos. “Perlu dipahami yang bisa melakukan korupsi bukan hanya pejabat negara. Mahasiswa dan pelajar pun dapat melakukan korupsi,” katanya usai membuka acara seminar korupsi di lantai 1, Balaikota, Rabu (23/2).

Idrus menegaskan, mencontek juga merupakan tindakan korupsi kecil yang sering dilakukan oleh remaja. Untuk itu, kata dia, usahakan sejak usia dini agar tidak membiasakan diri mencontek. “Dengan begitu kita sudah membiasakan diri untuk tidak korupsi,” katanya.

Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) cabang Depok itu menuturkan, korupsi adalah masalah yang harus dihadapi bersama karena dampaknya tidak hanya diterima oleh pelaku saja, tetapi berdampak pada seluruh lapisan masyarakat. “Saya berharap semoga Indonesia dapat menjadi negara yang bersih dari korupsi,” kata Idris.

Idris meminta para peserta seminar memahami arti dan dampak dari korupsi. Sehingga, kata dia, generasi penerus bangsa ini dapat memiliki karakter yang anti korupsi. “Mulailah untuk tidak mengabaikan korupsi kecil, seperti mencontek,” tegasnya.

Orang kedua di Kota Depok itu memberi apresiasi tinggi kepada para mahasiswa yang telah menyelenggarakan seminar anti korupsi ini. “Pemuda adalah aset negara yang tidak boleh disepelekan. Oleh karenanya mereka adalah tombak masa depan untuk menjadi penerus bangsa. Saya sangat bangga dengan adanya seminar ini,” ujar Idris.

Seminar itu sendiri diprakarsai oleh Lingkar Studi Mahasiswa (Lisuma) Universitas Gunadarma. Menurut Ketua Lisuma, Yudan Diandihamid, seminar ini bertujuan untuk membangun karakter anak bangsa dalam melawan korupsi sehingga bisa terwujud negara yang bersih. “Kita berharap generasi muda mulai membangun karakter anti korupsi, sehingga budaya korupsi tidak lagi ada di Indonesia,” kata dia.

Yudan mengatakan, keberadaan Lisuma sesungguhnya bertujuan membina pribadi mencapai moral intelektual yang tinggi. Mengembangkan potensi kreatif, keilmuan, sosial, dan budaya. Mempelopori pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemaslahatan masa depan umat manusia. “Dengan diadakan seminar ini, kita berupaya sekuat tenaga menciptakan manusia Depok yang bermoral tinggi,” kata dia.

Selain itu, kata dia, Lisuma juga memiliki visi memajukan kehidupan masyarakat dengan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Memperkuat persaudaraan sesama umat manusia sedunia. Berperan aktif dalam dunia kemahasiswaan, perguruan tinggi dan kepemudaan untuk menopang pembangunan nasional. “Hal itu sesuai dengan azas, fungsi, dan peran organisasi serta berguna untuk mencapai tujuan organisasi,” kata dia.

0 komentar: