Minggu, 20 Februari 2011

Ahmadiyah: Yahudi Dibalik Insiden Cikesik


Mubalig Ahmadiyah Depok, Ihsan Tahir Ahmad mengatakan, ummat Islam Ahmadiyah selalu mengajarkan serta menanamkan ajaran cinta kasih kepada seluruh ummat muslim di dunia. Tidak pernah sedikitpun tertanam semangat permusuhan, konflik, apalagi balas dendam. “Imam tertinggi kami selalu mengingatkan warganya untuk tidak melakukan balas dendam. Kami hanya diperbolehkan mengutuk aksi kekerasan yang terjadi di Cikesik, Banten,” katanya kepada wartawan, Minggu (20/2).

Ihsan menuturkan ajaran yang dianut Ahmadiyah merupakan ajaran Islam. Tidak benar ajaran Ahmadiyah menyimpang dalam ajaran Islam, karena pijakan dan landasan dasarnya sama yakni: Al Quran. “Jangan lah berlomba-lomba dalam menyebar kejahatan. Sebaiknya berlomba-lomba lah kamu dalam kebaikan,” kata dia.

Kata Ihsan, konflik antarummat Islam yang saat ini terjadi bukan lah kesalahan umat Islam. Melainkan ada sebuah rekayasa besar yang dimainkan kelompok Yahudi untuk mematikan gerakan Ahmadiyah. Sebab, Yahudi hanya takut kepada tiga kelompok besar. Pertama, Iran. Kedua, Korea Utara. Dan ketiga, Islam Ahmadiyah. “Pasti ada pertanyaan kenapa Islam Ahmadiyah ditakuti? Karena Ahmadiyah selalu melakukan pendekatan dari hati ke hati. Sehingga penganut Ahmadiyah tersebar di seluruh dunia,” kata dia.

Dia melanjutkan, populasi pengikut Ahmadiyah di dunia untuk saat ini mencapai 250 juta. Pengikut paling banyak ada di dunia eropa. Sedangkan di Indonesia pengikut Ahmadiyah baru mencapai 500 ribu. Sedangkan di Kota Depok mencapai 150 pengikut. “Kita ini kelompok minoritas di Indonesia. Tidak heran kalau sering dijadikan kambing hitam,” kata Ihsan.

Ihsan berharap masyarakat Indonesia tidak mudah tersulut dan terprovokasi terhadap sesama muslim. Sebab, hal tersebut akan berdampak pada kehancuran ummat Islam sendiri. “Sesama ummat Islam diadu, sementara pihak asing: Amerika dan Yahudi tertawa di atas penderitaan kita,” kata dia.

Ihsan tidak dapat menyembunyikan kekawatirannya terhadap aksi kekerasan yang selama ini terjadi. Ia hanya berharap pihak keamanan mau menjaga keselamatan warga Ahmadiyah di Kota Depok. “Sebagai manusia kami kawatir dengan kesalamatan jiwa raga kami. Makanya kami serahkan keselatan jiwa kami kepada pihak keamanan. Mereka pasti sudah memiliki cara untuk mengantisipasi terjadinya kekerasan di wilayah hukum Depok,” kata dia.

Ia menuturkan, selama revolusi kemerdekaan Indonesia, para pengikut ajaran Ahmadiyah juga berpartisipasi merebut kemerdekaan dari tangan penjajah Portugis, Belanda, dan Jepang. Bahkan, nama-nama pengikut Ahmadiyah tercatat sebagai pahlawan nasional. Diantaranya: Wage Rudolf Supratman (pengarang lagu kebangsaan Indonesia), mantan Perdana Menteri Syafrudin Prawira Negara, dan Arif Rahman Hakim. “Ketiganya merupakan pengikut Ahmadiyah,” kata Ihsan.

Yang menjadi pertanyaan kini, kata Ihsan, kenapa tiba-tiba Ahmadiyah menjadi seperti sampah. Tidak dihargai sama sekali. “Yang kami sebarkan merupakan ajaran Islam, cinta kepada siapa pun dan tidak benci kepada siapa pun,” ujarnya.

Sekali lagi, dia berharap, ummat muslim Indonesia tidak terjebak pada keinginan segelintir orang, dan memberangus ratusan orang lainnya. “Islam sama sekali tidak mengajarkan kekerasan. Kita pun jangan sampai menjadi hamba kekerasan,” kata Ihsan.

0 komentar: