DEPOK, Kekarasan terhadap wartawan kembali terjadi. Seorang wartawan televisi dianiaya massa penolak pelantikan wali kota versi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Depok saat meliput aksi brutal aksi massa Dewan Presidium Rakyat Depok Menggugat (DPRD-M).
Reporter RCTI Iyunk Rizki, yang tengah meliput demo tiba-tiba kena timpuk dan dipukul secara membabi-buta oleh para demonstran. “Saya sedang meliput aksi mereka, tapi tiba-tiba salah seorang demonstran melempar benda keras kearah saya,” kata Iyunk saat ditemui di RS Harapan, Senin (24/1).
Kebrutalan massa juga dialami Briptu Ferry Handoko-- anggota Satuan Reserse Narkoba Polres Depok--. Ferry, pada saat itu hendak mengantar berkas ke kantor Kejaksaan Depok. Ia diserang polisi sewaktu meletuskan dua tembakan peringatan kepada massa yang menghalangi jalanya. Hal tersebut membuat pendemo naik pitam dan menghajar Ferry.
Beruntung, Ferry dapat dievakuasi rekan polisi yang siaga menjaga unjukrasa, polisi juga menyelamatkan pistol inventaris rekannya yang tak berdaya tadi.
Kekacauan itu diawali kumpulan massa seratusan orang yang berunjukrasa di kantor KPU Depok (KPUD), di Jalan Kartini, Kecamatan Pancoranmas, sekitar pukul 10.00 WIB. Mereka menggelar spanduk diselingi orasi oleh pimpinan demo di depan gerbang KPUD yang ditutup dan dijaga polisi.
Tak lama kemudian, tiba-tiba, ada keributan di ujung kerumunan massa tanpa tahu penyebabnya. Diketahui Briptu Ferry dikeroyok dan meletuskan tembakan. “Saya meletuskan tembakan peringatan karena saya dikepung dan sambil berteriak polisi,” katanya saat diobati di Klinik Polres Depok.
Selang setengah jam kemudian, tiba-tiba, di antara kerumunan, ada teriakan puku-pukul. Diketahui reporter RCTI, Iyung Rizki, yang sempat terhuyung lantaran terkena lemparan batu. Keributan itu berhasil diredam oleh polisi dan rekan wartawan lain, yang tergabung dalam Kelompok Kerja (Pokja) Wartawan Depok. “Kasus kekerasan terhadap wartawan ini akan kami laporkan ke polisi,” ancam Nahyudi, ketua Pokja Wartawan Depok, yang juga Reporter SCTV.
Menanggapi ini, Rinaldi Rais SH selaku Koordinator Divisi Publikasi & Media Massa LBH Transparansi menyesali sikap pendemo terhadap wartawan peliput. “Padahal, wartawan itu membantu menyuarakan aspirasi pendemo kepada khalayak lebih luas bahkan para pengambil kebijakan karena setahu saya Pokja Wartawan Depok itu beranggotakan media cetak dan televisi berskala nasional,” katanya seraya mempersilakan rekan wartawan memproses hukum demi efek jera sekaligus menegakkan profesi jurnalistik.
Sementara itu, Ketua DPC PDI Perjuangan Depok, Hendrik Tangkealo menyesalkan kejadian tersebut. Ia secara pribadi dan selaku Ketua DPC PDI Perjuangan meminta maaf atas insiden yang menurut dia tidak dilakukan secara sengaja. “Saya atas nama pribadi, gerakan, dan Ketua DPC PDI Perjuangan meminta maaf. Tidak ada unsur kesengajaan terhadap pemukulan wartawan,” katanya.
Senin, 24 Januari 2011
Wartawan RCTI dan Polisi Korban Penganiayaan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar