DEPOK, Pembangunan terminal Jatijajar yang bertipe A di Kelurahan Jatijajar, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat (Jabar), diharapkan mampu mengurai kemacetan yang terjadi di Kota Depok. Selain itu terminal tersebut juga diyakini mampu mendongkrak perkembangan ekonomi, sosial, dan budaya. “Saat ini pembangunan Terminal Jatijajar sudah berjalan hampir mencapai 30 persen. Pembangunan terminal itu sendiri dilakukan untuk mengurai kemacetan yang terjadi di Kota Depok. Saya yakin bila terminal dipindahkan akan berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat,” kata anggota Komisi C, DPRD Kota Depok, Hj Enty Sukarti, Selasa (4/1).
Menurut Enty, semangat dari pembangunan terminal Jatijajar adalah untuk mengatasi masalah kesemrautan di Terminal Depok. Terminal yang berada di tengah pusat kota itu, kata dia, tidak mampu lagi menampung ribuan penumpang angkot dan bus yang masuk ke Kota Depok. “Pemindahan terminal menjadi kunci untuk mengatasi masalah kemacetan. Langkah pembangunan Terminal Jatijajar sangat kita dukung,” kata dia.
Bendahara Fraksi Partai Amanat Nasional (FPAN) itu menuturkan, pengembangan terminal baru seluas 10 hektar tersebut akan jauh lebih memadai ketimbang terminal lama yang penuh sesak. Ia menambahkan, terminal bus merupakan wajah utama sebuah kota. Sehingga kesemrautan dan keburukan tata kota tidak terlihat lagi di tengah kota dalam waktu tidak lama lagi. “Hanya saja perpindahan terminal akan memiliki dampak ekonomi, sosial, dan budaya terhadap masyarakat. Sebab, di terminal baru segala adat istiadat bercampur disana. Banyak pedagang juga tumbuh disana,” kata Enty.
Enty lebih jauh menuturkan, dengan luas yang memadai, pembangunan terminal Jatijajar nantinya diharapkan mampu memberikan pelayanan memadai bagi pengguna jasa angkutan umum. “Intinya, terminal baru akan menawarkan suasana baru. Segalanya serba tertib,” kata dia.
Wanita berjilbab ini mengatakan, sumberdana pembangunan terminal ini diambil dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Rp51 miliar, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar sebesar Rp15 miliar, APBD Kota Depok Rp4 miliar. “Jumlah totalnya mencapai Rp70 sampai 75 miliar. Sekarang ini Pemprov Jabar belum mencairkan dana tersebut. Kita berharap Pemprov Jabar mau mencairkan segera,” kata Enty.
Secara terpisah, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Depok, Khamid Wijaya mengatakan, pembangunan terminal Jatijajar sudah mencapai 30 persen. Namun, masih ada kendala dalam pembebasan lahan. “Kalau mau jujur kita masih membutuhkang anggaran sebanyak Rp30 miliar. Tahun ini Pemerintah Pusat baru mencairkan anggaran sebanyak Rp10 miliar,” katanya.
Khamid mengatakan, tambahan dana tersebut rencananya akan digunakan untuk pembebasan lahan penghubung antara terminal dengan akses jalan tol. “Lahan penghubung antara jalan tol dengan terminal belum kita bebaskan. Semoga ada tambahan dana untuk melakukan pembebasan,” kata dia.
Ia mengatakan, permintaan penambahan anggaran disebabkan adanya perubahan lebar jalan. Dalam DED: lebar jalur penghubung yang ditetapkan adalah 32 meter, namun atas permintaan Pemerintah Pusat lebar jalan harus ditingkatkan menjadi 42 meter. Artinya dibutuhkan tambahan 12 meter. Akibatnya, kata Khamid, diperlukan dana tambahan untuk pembebasan lahan dari 32 menjadi 42 meter. “Secara otomatis dibutuhkan dana tambahan untuk pembebasan lahan tambahan,” kata dia.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok Dindin Djaenudin membenarkan bahwa pembangunan terminal Jatijajar sudah sangat mendesak. Mengingat kondisi terminal di Jalan Margonda sangat tidak memadai lagi. “Posisi terminal di tengah kota menyebabkan lalu lintas di sekitar terminal sangat padat. Bahkan menjadi penyebab kemacetan,” kata Dindin.
Dindin mengatakan, terminal Depok bertipe C itu selain menampung angkot juga tempat singgah bus kota serta bus AKDP maupun AKAP. Bila terminal Jati Jajar rampung, kata dia, pelayanan setiap perusahaan bus AKDP dan AKAP akan lebih baik. “Bus-bus tidak perlu masuk ke dalam kota, atau berhenti di tepi jalan untuk menaik-turunkan penumpang,” kata dia.
Sebelum memutuskan lokasi pengganti terminal Jatijajar, kata Dindin, Pemkot Depok melakukan survai di beberapa tempat. Beberapa lokasi yang disurvai antara lain di Sawangan, Pancoran Mas, Sukma Jaya, Beji, Limo, dan Cimanggis. “Akhirnya dipilih di Jati Jajar yang ideal karena lokasinya dekat ke tol Jagorawi,” kata dia.
Selasa, 04 Januari 2011
Terminal Baru Diyakini Mampu Mendongkrak Pertumbuhan Ekonomi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar