Senin, 03 Januari 2011

Gambang Keromong Modern Mustika Siliwangi Depok Ngamen dari Hajatan ke Hajatan


DEPOK, Pasca meninggalnya seniman besar asal Betawi, Benyamin Suaeb, orkes gambang keromong seperti mati suri. Bahkan, boleh dikatakan roh gambang keromong turut pergi bersama dengan perginya Bang Ben menghadap Sang Kholik (pencipta). Padahal, sewaktu Bang Ben masih masih membumi, publik sering disuguhkan lagu-lagu yang syairnya bersifat humoris, penuh gembira, dan tak jarang juga bersifat ejekan atau sindiran.
"Sekarang ini seniman gambang keromong sulit sekali mendapatkan akses tampil di hadapan publik. Kreatifitas seniman gambang keromong pun seperti mati, tidak ada lagi ide orisinil yang terlahir dar ide-ide kreatif. Bahkan ide yang dapat memikat hati masyarakat untuk mengenal lebih jauh orkes gambang keromong," kata Encu Sukardi, Pimpinan Gambang Keromong Mustika Siliwangi, Kota Depok.Sebutan gambang keromong sebenarnya diambil dari nama dua buah alat perkusi, yakni gambang dan keromong. Gambang merupakan alat musik yang terbuat dari kayu suangking, hura batu atau kayu jenis lain yang suaranya empuk didengar. Bilahan gambang sendiri berjumlah 18 buah.

Sedangkan, keromong biasanya terbuat dari perunggu atau besi, berjumlah 10 pencon. Biasanya, kedua alat ini dimainkan bersama alat musik pengiring lainnya yakni gong, gendang, suling, bonang, kecrek, dan rebab atau biola sebagai pembawa melodi. Dewasa ini juga terdapat istilah "gambang keromong kombinasi" yakni gambang keromong plus alat-alat musik modern seperti gitar melodis, bas, gitar, organ, saksofon, drum dan sebagainya, yang mengakibatkan terjadinya perubahan dari laras pentatonik menjadi diatonik tanpa ada ganjalan. "Yang kita mainkan saat ini merupakan gambang keromong modern atau kombinasi. Hal itu kita lakukan untuk memikat telinga pendengar dan tidak ada kesan monoton," ujar Encu.

Menurut Encu, pendirian orkes gambang keromong modern Mustika Siliwangi tidak terlepas dari situsi dan kondisi pada tahun 2008. Dimana, pada waktu itu Pemerintah Kota (Pemkot) Depok dalam hal ini Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata tengah menggelar hajatan Abang-Mpok Depok. Rencananya, pada malam finalis Abang-Mpok tersebut akan ditampilkan orkes gambang keromong. Namun, untuk mengundang seniman gambang keromong dari luar Kota Depok dibutuhkan biaya tidak sedikit. Dinas pada waktu itu sama sekali tak memiliki biaya. "Kami para seniman pencak silat tradisional diminta Dinas Pariwisata, pada waktu itu masih dipimpin Bapak Gagah Sunu Sumantri, untuk memainkan gambang keromong. Alat-alat yang dibutukan telah tersedia, sedangkan waktu hanya satu minggu. Dengan berat hati kami pun belajar memainkan gambang keromong, sampai akhirnya tampil dan mendapat aplus dari penonton," katanya.

Dari peristiwa tersebut, kata Encu, ia sadar bahwa orkes gambang keromong merupakan musik Betawi yang mulai kehilangan peminat di Kota Depok. Padahal, sebagaian masyarakat Depok merupakan penduduk asli Betawi dan Jawa Barat (Jabar).
"Bila tidak di budayakan maka seni gambang keromong akan hilang," tukasnya.

Walau pun pada waktu itu, ia dan 22 orang timnya baru dapat memainkan tiga buah lagu yakni lagu sirih kuning, keroncong depok, dan geletik ngangguk. Ia optimis, dapat terus berkembang dengan latihan rutin yang berlangsung setiap minggu. Apalagi, dia memiliki teman pengamen bernama Tuk Yan yang memang pandai memainkan gambang keromong."Kita berlatih tanpa dibimbing pelatih khusus, kita hanya berlatih sambil mendengarkan kaset gambang keromong," kata Encu.

Sampai akhirnya, terang Encu, ia dan timnya piawai memainkan lagu yang menunjukan sifat pribumi seperti jali-jali, surilang, persi, balo-balo, lenggang-lenggang kangkung, onde-onde, dan sebagainya. Bahkan, saat ini gambang keromong Mustika Siliwangi bekerja sama dengan Forum Komunikasi Keluarga Betawi (Forkabi) telah menelurkan album dalam bentuk DVD berisi sepuluh lagu, delapan lagu baru yaitu tukang ojek, dapur kagak ngebul, curiga, tukang tape, jerawat, kangen, keselpet asmara, dan lupa diri. Dan, dua lagu lama yakni petik kembang diciptakan Acep S dan stambul sri wangi ciptaan NN. Ongkos rekaman dan pembuatan vidio klip menghabiskan dana Rp15 juta. Itu pun, kata dia, belum mampu bayar penyanyi laki-laki dan perempuan, pencipta lagu, dan aransemennya "Lagu andalannya tukang ojek. Ojek saat ini lagi ngetren. Lagu ini bercerita bagaimana mudahnya menjadi tukang ojek, habis di PHK bisa langsung jadi tukang ojek, pokoknya tukang ojek pekerjaan yang ga
butuh izasah tinggi," kata dia.

Sedangkan, lagu berjudul kangen dibawakan agak ke melayu-melayuan. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari orang tidak jenuh. Selain itu juga, kata dia, tidak terkesan kuno. Cara pemasarannya sendiri, kata dia, dipasarkan melalui teman ke teman. "Kita masih cetak terbatas, baru seribu keping, rencananya sih 3000 keping. Kalau sudah mencapai angka maksimal 3000 baru lah kita bagi keuntungan," katanya.

Ia menambahkan, harga bandrol Rp15 ribu, tapi pihaknya menjual ke distributor seharga Rp10 ribu. "Kita berharap dengan cara seperti ini gambang keromong kembali di gemari masyarakat. Kalau belum di minati seluruh masyarakat Indonesia, paling tidak ya masyarakat Depok," harap Encu.

Untuk menghidupi kegiatan gambang keromong Mustika Siliwangi, kata Encu, dirinya harus ngamen dari kampung ke kampung. Ngamen bukan dalam artian membawa alat keliling kampung melainkan manggung bila diundang acara hajatan pernikahan, sunatan, tunangan, dan lain-lain. Tarif yang dikenakan, kata dia, sangat murah dikisaran angka Rp3,5 juta sampai Rp4 juta. "Kalau tetangga harganya masih bisa goyang. Kalau tidak ngamen, kita tidak dapat menggerakan roda orkes ini. Bantuan Pemkot Depok boleh dibilang minim," ucapnya.

Encu mengatakan, untuk terus mengembangkan kesenian Betawi yang tengah dipadukan dengan kesenian Jabar ini dirinya membutuhkan banyak sekali sokongan dana. Makanya, kata dia, ia membutuhkan perhatian pemkot untuk mengembangkan kesenian.

Alamat
Gambang Keromong Mustika Siliwangi
RT04/RW10, No.2, Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos, Kota Depok.
Telepon (021-94786412).

Kegiatan : Kirab Budaya di Solo
Pawai Kemerdekaan RI di Bandung
Adpeksi

Penghargaan : Anugerah Kehormatan dari Yayasan Benyamin Suaeb

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Assalamualaikum bang !. Kalw boleh saya minta, saya pngen bgt dengerin lagu stambul sriwangi ! Tolong dnk abang upload di blog ini lagu stambul sriwangi ,,,,, makasih ya bang !