Rabu, 26 Januari 2011

Akhirnya TPA Cipayung Dibuka


DEPOK, Setelah ditutup selama lima hari, jalan akses masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Cipayung, Kecamatan Cipayung, Kota Depok, Rabu (26/1), akhirnya dibuka. Pembukaan akses masuk ke TPA tersebut dibuka setelah terjadi negosiasi alot antara Pemerintah Kota (Pemkot) Depok dengan warga sekitar. “Saya menyampaikan terimakasih adanya pengertian dari warga, dan soal tuntutan warga yang menutup akses jalan masuk ke TPA sampah Cipayung akan dipenuhi,” kata Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Depok Ulis Sumardi, Rabu (26/1).

Dikatakannya, ke depan pengelolaan sampah di TPA Cipayung akan dilakukan secara professional, sehingga tidak bedampak pada pencemaran air dan udara di lingkungan permukiman penduduk. “Semakin banyak lindi, maka semakin berpotensi untuk masuk ke dalam air tanah dan mencemari sumur. Masalah air lindi memang harus diproses di water treatment,” kata Ulis.
Menurut Ulis, pengelolaan sampah masyarakat Kota Depok adalah merupakan kewajiban bersama seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) termasuk warga. Pasalnya, masalah sampah adalah masalah bersama dan bukan hanya DKP Kota Depok. “Masalah sampah menjadi kewajiban semua pihak,” katanya.
Seperti diketahui, penutupan TPA sampah Cipayung berlangsung pada Jumat (21/1) sore lalu, yang menuntut adanya perbaikan jalan raya menuju ke Raya Denok, Kecamatan Pancoranmas, dan Jalan menuju ke Pitara, Kecamatan Cipayung. Pengamatan dilapangan, sejumlah batang pohon, batu dan tiang listrik yang dijadikan penghalang di tengah jalan masuk aksek ke TPA sampah Cipayung, sudah disingkirkan oleh warga setempat tanpa ada keributan. Sementara 56 unit truk pengangkut sampah milik DKP, sudah mulai beroperasi. “Kami sangat senang dengan dibukanya kembali TPA, sehingga kami bisa kembali mengais barang rongsokan dari tumpukan sampah untuk membiayai kebutuhan keluarga. Mudah-mudahan penutupan ini tidak terulang kembali,” kata Ade ,38, salah seorang pemulung yang tinggal di sekitar TPA Cipayung.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Pengelolaan sampah yang paling memiliki kelayakan secara sosial, teknik dan lingkungan, adalah pengelolaan terdekat dengan sumber timbulnya sampah dan bukan di TPA, misalnya, yang kini makin banyak berdiri Instalasi Pengelolaan Sampah Kota (IPSK). Alat mesin utama dalam suatu IPSK, sebagaimana diketahui komposisi sampah dominasi jenis organik, adalah komposter. Kini komposter memiliki katagori skala rumah tangga (individual) serta rotary kiln skala komersial dengan kapasitas mulai 3000 liter/batch/ unit/5 hari hingga kapasitas 6 m3/batch/unit/5 hari.. Berbagai tipe RK, dapat dipilih mulai model manual (RKM 1000L), menggunakan elektro motor RKE-1000L, atau dilengkapi penggerak (engine) seperti RKE 3000L maupun kapasitas besar RKE 2000L.