DEPOK, Universitas Indonesia (UI) mengelar Festival Kuliner Indonesia 2010. Acara diikuti 52 peserta dari seluruh Indonesia. Dengan menampilkan aneka masakan nusantara. Festival yang dimilai sejak 2-4 Desember 2010 di Balairung UI, Depok itu bertema “Tetap Sehat Tetap Enak”. Dengan mengusung konsep ‘Festiphoia’ festival kuliner tersebut semakin diganderungi pengunjung. Satu per satu stand dihampiri mahasiswa dan pekerja dari UI dan luar UI. “Saya penasaran dengan festival ini. Mau tahu makanan yang enak, jadi saya ke sini bersama tujuh teman sambil makan siang,” kata Minar Sirait (41), Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, Kamis (2/12).
Kepala Kantor Komunikasi UI, Vishnu Juwono mengatakan, acara terdiri dari pameran kuliner nusantara, seminar Healthy Food by Kulinologi, Food Technology, talk show, dan kompetisi memasak. Juri yang menilai adalah mereka yang ahli di bidangnya, yaitu: Sisca Soewitomo, Nila Sari, Chef Henry Alexie Bloem, Chef Ida Bagus Parwata, dan beberapa pakar kuliner Indonesia lainnya. “Kuliner Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan keanekaragaman kuliner nusantara. Selain itu, dapat memperkenalkan sebuah gerakan gaya hidup dengan cara mengkomsumsi nusantara bercitarasa tinggi dengan mengedepankan pola hidup sehat,” kata Vishnu.
Melalui industri makanan, lanjutnya, diharapkan dapat meningkatkan citra, harkat, dan martabat Indonesia dan mendukung program tahun Indonesia Kreatif serta Gerakan Kampanye 100% Cinta Indonesia. “Hal ini dicanangkan oleh Pemerintah melalui Kuliner unggulan dari berbagai daerah dan UMKM untuk produk kuliner Indonesia,” kata Vishnu.
Di tempat sama, Rektor UI, Gumilar R Somantri menuturkan, Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber pangan. Pengolahan sumber daya alam tersebut dapat dikembangkan guna mengantisipasi krisis pangan. Pasalnya, negara dengan jumlah penduduk tinggi cenderung dihadapi pada permasalahan pangan. “Indonesia memiliki bahan pangan non terigu yang dapat diolah menjadi makanan,” kata rektor
.
Selama ini, sambung Gumilar, Indonesia bergantung pada impor bahan baku makanan. Padahal, Indonesia memiliki bahan pangan seperti singkong, karbohidrat yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan. “Kita jangan tergantung pada impor bahan baku. Kalau seperti itu, kita harus mengeluarkan nominal besar untuk membeli sejumlah satuan barang. Kita ini seringkali tidak menghargai pemberian Yang Maha Kuasa. Seharusnya, kita mengembangkan teknologi pangan yang ada untuk mencapai masyarakat yang sehat. Toh kita tidak selalu harus makan nasi atau roti,” kata dia.
Kamis, 02 Desember 2010
UI Gelar Festival Kuliner
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar