Senin, 13 Desember 2010

Pesantren Pun Keranjingan Sepak Bola


DEPOK, Eforia kemenangan pasukan garuda di piala AFF Suzuki Cup 2010 tidak hanya dirasakan masyarakat Jakarta. Semangat serupa juga mencuat di pinggiran Jakarta. Bahkan, antusiasme permainan sepak bola merasuk hingga ke pondok pesantren.
Kisi-kisi pondok pesantren yang dikenal tertutup rapat, mampu ditembus riuh rendah kemenangan pasukan merah putih atas: Malaysia, Laos, dan Thailand. Figur kapten Indonesia, Firman Utina dan pemain naturalisasi Belanda, Irfan Bachdim mampu memotivasi semangat anak-anak Pondok Pesantren Al Hamidiyah untuk mengejar mimpi membela merah putih.

Untuk memenuhi hasrat menjadi bagian dari tim garuda di masa mendatang, pasukan sepak bola Pondok Pesantren Al Hamidiyah memenuhi undangan Kedutaan Besar Inggris berlatih sepak bola dengan legenda hidup club sepak bola ternama dataran Inggris, Liverpool, Ian Rush.
The Legend Liverpool, Ian Rush dahulunya berposisi sebagai penyerang. Selama karirnya membela The Reads, Ian mampu menyarangkan 269 gol ke gawang lawan. Pada zamanya Ian sangat ditakuti sekaligus dipuji lawan.
Latihan sendiri digelar pada Sabtu (11/12) lalu, di Lapangan Hoki, Gelora Bung Karno, Senayan. Sebanyak 16 siswa MTs Pondok Pesantren Hamidiyah sangat menikmati pelatihan tersebut. Apalagi mereka diberi kesempatan berlatih bersama Ian Rush selama satu hari full.
Menurut Kepala Humas Pesantren Al-Hamidiyah Timmy Fauzan, pengiriman 16 siswa pondok berlatih sepak bola atas permintaan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta. Hal tersebut dilakukan dalam rangka promosi Olimpiade London tahun 2012. “Pada waktu ada permintaan pelatihan, anak-anak menyabutnya dengan suka ria. Apalagi sekarang ada event Piala AFF. Mereka juga tertular semangat kemenangan pasukan garuda,” kata Fauzan.
Pihak yayasan melihat undangan berlatih sepak bola dari Kedutaan Besar Inggris sebagai kesempatan emas. Pelatihan sepak bola yang dipimpin langsung Ian Rush dapat dijadikan medium pengembangan minat dan bakat siswa. Permainan sepak bola tidak akan mengganggu kegiatan belajar mengajar. Khusunya belajar ilmu keagamaan. “Selama ini sepak bola hanya dijadikan ekstra kulikuler. Tidak ada salahnya jika siswa pondok memiliki talenta terpendam dalam sepak bola untuk diasah lebih baik. Toh dengan bekal agama mereka dapat menjunjung seportivitas,” kata Fauzan.
Fauzan menuturkan, sudah selayaknya lah momentum kemenangan sepak bola nasional, dan momentum undangan pelatihan sepak bola dari Kedutaan Inggris dijadikan ajang sosialisasi pondok pesantren untuk berkiprah di dunia olahraga khusunya sepak bola. “Kita mendapatkan kehormatan untuk mengikuti pelatihan sepak bola secara langsung dari pelatih club Liverpool. Di Depok hanya pesantren Al-Hamidiyah yang mengikuti pelatihan sepak bola itu,” kata dia.
Peserta yang mengikuti pelatihan sepakbola bersama Ian Rush, dibagi menjadi dua kelompok umur: dari mulai umur 8 tahun sampai 12 tahun. Kelompok kedua, dari umur 12 tahun sampai 14 tahun. Pihaknya, ujar Fauzan, mengirimkan siswa kelompok umur 12-14 tahun sebanyak 16 anak. Mulai dari kelas VII dan VIII MTs. “Kita mengirimkan siswa-siswa terbaik di bidangnya, agar dapat bersaing dengan anak lainnya. Tentunya, kita berharap agar mereka masuk menjadi yang terbaik. Sebab, informasinya dari semua yang mengikuti pelatihan sepak bola dipilih dua orang terbaik dan akan diberikan penghargaan,” kata dia.
Salah seorang siswa kelas VIII, Alif Muhammad Taufiq (13) mengaku sangat senang terpilih untuk berlatih sepak bola bersama Ian Rush. Ia mengaku, sangat mengidolakan klub Liverpool. Dimata Alif, Liverpool selalu menampilkan permainan yang cantik dan indah. Sebenarnya, imbuhnya, impiannya sejak kecil dapat berlatih bersama dengan Ian Rush. “Saya sangat surprise sekali dapat berlatih bersama dengan Ian Rush. Kesempatan ini tidak akan saya sia-siakan. Saya berharap dapat menjadi terbaik dari yang terbaik,” katanya.
Alif mengatakan, di tim merah putih yang saat ini berjuang membela Negara di piala AFF, dirinya mengidolakan sosok Bambang Pamungkas, Firman Utina, dan Irfan Bachdim. Dia berharap dapat memetik ilmu yang banyak dari pemain legendaries Liverpool tersebut. Di masa mendatang, ia berkeinginan menjadi pemain terbaik dan masuk ke dalam timnas. “Bermain sepak bola adalah hobi dan ini cita-cita saya,” katanya lagi.
Mantan kapten "The Reds" Ian Rush datang ke Indonesia untuk berbagi ilmu bermain bola kepada anak-anak muda Indonesia. Acara ini merupakan bagian dari Liverpool Academy Roadshow yang berlangsung sejak 4 Desember lalu. Total sekitar 3.000 anak-anak berusia 8-14 tahun ikut serta dalam program ini. Mereka akan mendapatkan pelatihan singkat sepak bola dari tim pelatih akademi Liverpool yang dipimpin Ian.


Pemain Sepak Bola Al-Hamidiyah (kelompok usia 12-14 tahun).
1. Reynaldi Farhan (kipper)
2. Amrullah H (striker)
3. M. Aditya (striker)
4. Rizky Nurdena (striker)
5. M. Afrizal (striker)
6. M. Irham (striker)
7. Alief Taufiq (striker)
8. Khoirul (striker)
9. Bayu (striker)
10. M. Fachri Budiman (striker)
11. M. Suyudi (striker)
12. Bilal (striker)
13. Andika

Kelompok usia 10 tahun
1. Ronualdi (striker)
2. Rizki (striker)
3. Andika (striker)

0 komentar: