Selasa, 28 Desember 2010

Disperindag Kota Depok Lakukan Operasi Pasar


DEPOK, Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diperindag) Kota Depok, Zamrowi mengatakan, pihaknya melakukan operasi pasar (OP) dilima lokasi bergantian. “OP sudah dimulai sejak Selasa (21/12) di Kelurahan Tugu, Rabu (22/12) di Kelurahan Kemiri Muka, Kamis (23/12) di Kelurahan Curug, Senin (27/12) di Kelurahan Depok dan terakhir di Kelurahan Bojong Pondok Terong,” katanya dalam acara sosialisasi Peraturan Perindag di Graha Insan Cita, Selasa (28/12).

Menurutnya, OP digelar dapat digelar atas kerjasama dengan Bulog Jawa Barat. Berdasarkan pantauan lapangan, harga beras di sejumlah pasar di Depok mengalami kenaikan harga. Beras IR-42 bahkan mencapai Rp 6.500/kg. Padahal, sebelumnya beras jenis ini masih dijual Rp 5.800/kg. sedangkan untuk beras pandan wangi dijual Rp 7.200/kg, beras Cianjur Rp 6.800/kg. “Guna menyiasati kenaikan tersebut maka kami melakukan operasi pasar dengan sasaran masyarakat kurang mampu agar dapat membeli beras murah dan terjangkau,” kata kata Zamrowi.

Zamrowi mengatakan, untuk operasi kali ini, pihaknya menggelontorkan beras sebanyak 15 ton. Dibagi dalam lima tenggang waktu. Artinya, sambung Zamrowi, setiap kelurahan mendapat jatah beras sebanyak 3 ton. “Harga sejumlah kebutuhan pokok di Depok meningkat. Kami berharap dapat memberi penekanan harga jual. Namun, untuk komoditi lain seperti cabai kami tidak dapat lakukan,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Seksi Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Reni Siti Nuraini menuturkan, harga beras yang dijual lebih murah Rp 1.000 dari harga pasar. Mekanisme penjualannya, sambung dia, tergantung pada distributor yang mampu membayar jumlah pembelian beras. “Kami menyuply sebanyak mungkin agar harganya turun,” kata dia.
Sebelumnya, Kota Depok mencatatkan inflasi tertinggi di antara kabupaten dan kota di Jawa Barat untuk bulan November 2010, dengan 1,08 persen dimana beras menyumbang inflasi terbesar dengan 0,78 persen.

Arianta (27) warga Perumahan Cipayung terlihat ikut mengantri beras murah lantaran tidak sanggup membeli beras yang dijual di pasaran. Dia bersyukur pemerintah masih memperhatikan warganya dengan menggelar operasi beras murah seperti ini. Bahkan Ningsih berharap operasi ini rutin digelar hingga harga beras kembali normal. Pasalnya, sejumlah kebutuahan juga mengalami lonjakan harga. “Semua pada naik. Saya nggak punya uang buat beli beras yang mahal-mahal. Makanya rela ikut antri biar bisa beli beras untuk makan keluarga,” kata dia.

0 komentar: