Minggu, 28 November 2010

Mendidik Anak Lewat Festival Anak Sholeh


Ratusan siswa dan siswi taman kanak-kanak Al-Qur’an (TKA) dan taman pendidikan Al-Qur’an, Minggu (28/11) pagi, tumpah ruah di depan aula Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah, Kampung Rawa Denok, Kelurahan Rangkapanjaya, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok.

Dengan menggunakan aneka busana muslim, bocah lekaki dan perempuan layaknya santri putri dan putra di sebuah pondok pesantren. Mereka asik mempersiapkan diri mengikuti perlobaan Festival Anak Sholeh Indonesia (FASI) ke-8, yang diselenggarakan Lembaga Pembinaan dan Pengembangan TK Al-Qur’an Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (LPPTKA BKPRMI) Kota Depok. “Kegiatan ini diselenggarakan untuk menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an sejak dini,” kata Direktur Daerah (LPPTKA BKPRMI) Kota Depok, Adi Komara.

Aluna musik Band Wali dan Ungu menambah riuh rendah festival tersebut. Ada yang berusaha mengikuti alunan lagu dari dua band ternama itu, ada juga yang berusaha fokus menghafal. Sebanyak sepuluh cabang perlombaan diperebutkan. Mulai dari: lomba tartil Al-Qur’an, pidato, cerdas cermat, praktek sholat, menggambar, fashion show, dan lain-lain. “Target dari perlombaan ini adalah menggali potensi dan kreatifitas santri TKA-TPA,” kata Adi Komara.

Adi menuturkan, FASI kali ini diikuti 633 peserta, yang terdiri dari 23 unit TKA dan TPA di Kecamatan Pancoran Mas. Rencananya, kata dia, kegiatan seperti ini tidak hanya diselenggarakan di satu kecamatan melainkan 11 kecamatan yang ada di Kota Depok. “Setiap juara kecamatan akan diadu kembali, sampai menghasilkan juara tingkat kota. Pemenang tingkat kota akan dikirim ke perlombaan tingkat provinsi dan nasional,” kata dia.

Peserta lomba kali ini boleh dikatakan membludak. Semuanya diluar prediksi tim panitia. Hal ini menunjukan bahwa kepedulian masyarakat Depok pada pendidikan agama terutama nilai-nilai Al-Quran cukup tinggi. Sudah selayaknya lah diberi apresiasi. “Peserta kali ini diluar perkiraan panitia,” kata Adi.

Tiap unit TKA dan TPA diperkenankan mengirimkan utusan dipelbagai cabang yang diperlombakan sesuai minat dan bakat anak. Beberapa cabang perlombaan yang cukup banyak diminati adalah: menggambar, mewarnai, fashion show, dan nasyid. Sedangkan, membaca Al-Qur’an atau cerdas cermat relatif berkurang. “Maklum lah, namanya juga dunia anak-anak dan sifatnya hiburan,” kata dia.

Adi mengatakan, acara ini diselenggarakan atas swadaya peserta dan masyarakat. Ia mengharapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok dapat memberikan bantuan dalam mensukseskan setiap agenda peningkatan mutu pendidikan anak sejak dini. Terlebih lagi, kata dia, dalam meningkatkan kualitas guru TKA dan TPA. Seharusnya, terang Adi, pemkot dapat menjadi fasilitator beberapa pelatihan untuk guru seperti: pelatihan kurikulum TKA dan TPA, Paket A, B, C, tajwid dan Bahasa Arab.
Kendati panitia mengaku kekurangan anggaran, namun jalannya perlombaan cukup meriah. Para peserta lomba menunjukan keseriusan mereka dalam berlomba.

Ketua komisi D DPRD Kota Depok Muhammad, yang menyaksikan kegiatan tersebut secara langsung berjanji akan memperjuangkan hak guru. Terlebih lagi, kata dia, pemerintah telah mengucurkan dana untuk guru setiap tahun sebesar Rp 300 ribu melalui BNPS. Dan dana tunjangan untuk guru sebanyak Rp5,4 miliar dalam setahun. “Kita akan perjuangkan hak para guru. Agar mutu pendidikan terus ditingkatkan lagi,” kata dia.

Muhammad sangat mendukung kegiatan FASI dalam rangka penanaman pendidikan moral. Dalam raperda pendidikan, lanjutnya, siswa akan diwajibkan membaca kitab suci masing-masing sebelum masuk sekolah.

0 komentar: