Jumat, 19 November 2010

Gedung Rektorat Gunadarma Dijebol Maling


DEPOK, Kawanan pencuri beraksi di Kampus Universitas Gunadarma, Jalan Margonda Raya, Kota Depok. Pelaku diduga berjumlah dua orang. Mereka masuk ke dalam kampus dengan memanjat pagar belakang dekat ruang generator. Lantas naik ke balkon Gedung Rektorat Gunadarma dengan memanjat pipa besi ke lantai tiga. Dan masuk melalui jendela yang tidak dipasang teralis besi. Kedua pelaku berhasil mengambil laptop, uang tunai Rp2 juta, serta eksternal disk berisi data-data penting.

Aksi pencurian tersebut baru diketahui petugas keamanan internal (satpam) bernama Iwan Prasetyo pada pukul 07.40 WIB. Dimana kondisi ruang administrasi di lantai satu dalam keadaan berantakan. Berkas-berkas tercecer sedemikian rupa.

Iwan pun langsung melaporkan penemuan itu ke Polsek Beji. Selanjutnya, Polsek Beji melakukan identifikasi dan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). “Polisi tengah melakukan proses identifikasi dan olah TKP. Yang pasti polisi sudah mendapati sidik jari pelaku,” kata Humas Polres Kota Depok AKP Amat Sadikun, Jumat (19/11), di TKP.

Sebelumnya, petugas Unit K-9 melepas seekor anjing pelacak. Anjing jenis buldog warna hitam di bawa briptu Harry menyusuri area sekitar TKP. Anjing masuk dari lantai bawah sampai ke lantai tiga. Anjing juga sempat berputar-putar lama di balkon atas. Lalu, menelusuri lorong menuju ke belakang ruang generator. “Anjing berhenti di belakang ruang generator. Disana terdapat pagar berkawat duri bekas tertindih beban berat. Kami menduga pelaku naik melalui pagar ini,” kata Sadikun.
Sadikun mengatakan, setelah masuk ke area kampus, pelaku kemudian naik ke balkon melalui pipa besi. Dari balkon, kata dia, pencuri kembali memanjat pipa besi, menceplos melalui jendela. “Setelah masuk ke lantai tiga, pencuri turun ke lantai dua dan satu melalui plafon,” terangnya.

Dari lantai tiga, terang Sadikun, pencuri berhasil menggasak uang tunai sebesar Rp2 juta dari laci. Di lantai satu dan dua pencuri berhasil mengambil satu unit laptop, dua handphone, serta satu unit harddisk eksternal. “Sampai saat ini kita sudah meminta keterangan dari tujuh orang saksi. Salah satunya adalah petugas keamanan internal dan petugas kebersihan,” katanya.

Hasil penyelidikan tim identifikasi, ditemukan sebuah korek api gas berwarna ungu. Polisi menduga korek tersebut digunakan pencuri untuk mencari barang berharga dalam keadaan gelap. “Hingga kini Polsek Beji masih melakukan pendalaman. Belum diketahui apakah aksi pencurian ini melibatkan orang dalam atau pencurian murni,” terangnya.
Sementara itu, petugas kebersihan bernama Ajat Sudrajat mengaku baru mengetahui adanya pencurian setelah ia dikabarkan temannya bahwa Gedung Rektorat kecurian. “Memang kondisi ruangan dalam kondisi berantakan. Kertas-kertas bercecer di mana-mana,” kata dia.

Ajat mengatakan, ruang rektorat terbagi tiga lantai. Lantai pertaman digunakan untuk legalisir izasah, serta keperluan administratif mahasiswa lainnya. Lantai dua digunakan untuk pembayaran semesteran, dan lantai tiga untuk siaran radio dan televisi. “Saya dengar yang hilang uang Rp2 juta. Selebihnya tidak tahu sama sekali,” kata dia.

Lokasi berbeda, Humas Gunadarma, Angga mengatakan, ia sama sekali tidak mengetahui apa saja barang yang hilang. Namun, kondisi kantor dalam keadaan carut marut. “Sekarang kita masih melakukan pendataan seluruh barang,” katanya.
Angga menambahkan, ia juga tidak mengetahui motif dari pelaku. Semuanya diserahkan ke pihak kepolisian. “Tanyakan saja ke polisi,” katanya.

Saat ditanya, apakah pencuri tersebut mencuri data-data penting. Ia tidak membenarkan juga tidak mengiyakan. “Barang yang hilang baru laptop, eksternal disk, dua handphone, dan uang tunai. Kalau ada kehilangan data masih kita telusuri,” katanya.

Puluhan Mahasiswa Terlantar

Akibat gedung administrasi yang dibobol maling, puluhan mahasiswa yang ingin melakukan legalisir izasah terpaksa menunggu lama. Akibatnya, mahasiswa pun mengaku kecewa karena tidak bisa meminta legalisir dari pihak administrasi kampus. Sebab, di luar pintu gedung bertuliskan larangan bagi siapapun untuk memasuki area karena sedang dalam pemeriksaan polisi. ”Saya datang ke kampus mau minta legalisir untuk daftar CPNS, hari ini terakhir, bagaimana nih terpaksa saya akan tunggu sampai sore,” kata Hendri kesal.

Hal senada juga dikeluhkan Noviantoro. Menurutnya, kedatangan ke kampus bukan untuk main-main. Apalagi harus menunggu lama. “Kita datang karena ada keperluan penting. Seharusnya pihak kampus dapat mengantisipasi hal ini,” kata dia.

0 komentar: