Selasa, 23 November 2010

E-Voting Lebih Efektif Dibanding Coblos


DEPOK, Penerapan elektronik voting (e-voting) pada pemilihan umum kepala daerah (pilkada) lebih efektif ketimbang system contereng atau coblos. Sebab, pelaksanaan pilkada di sejumlah daerah justru banyak menuai masalah. “E-voting lebih efektif dari segi waktu dan biaya. E-voting juga lebih akurat dari sistem yang dipakai selama ini,” kata anggota Tim Riset Hibah Stranas, Nurul Nurhandjati, dalam acara seminar “Evaluasi Penerapan Electronic Voting (E Voting) di FISIP UI, Selasa (23/11).

Dari hasil penelitian pelaksanaan pilkada dengan menggunakan system e-voting di Kabupaten Jembrana, Bali, didapati bahwa pengguaan e-voting lebih efektif. Dalam penelitiannya, tim menggunakan metode riset dengan pendekatan kualitatif. Selain itu, dilakukan pula wawancara dengan warga dan pengatamatan langsung dan pencarian data ke lapangan. “Kami berharap e-voting dapat diterapkan di beberapa wilayah yang memenuhi syarat,” kata Nurul.

Dijelaskan Nurul, perlengkapan yang dimaksud yaitu perlengkapan, sumber daya manusia (SDM), mental, kemampuan dan aturan. “Tak ada salahnya bila dilaksanakan pilot project pergelaran pilkada di beberapa daerah yang syarat minimal pemberlakuannya terpenuhi,” kata dia.

Nurul mengakui ada sejumlah kekurangan dalam pelaksanaan e-voting di Kabupaten Jembrana, Bali. Diantaranya, mengurangi kemungkinan pemilih menggunakan hak pilih, pemilih lanjut usia kesulitan menggunakan hak pilihnya. Bagi kaum awan, lanjut Nurul, tidak menguasai teknologi serta masih adanya kecurigaan di masyarakat Jembrana. “Ada sejumlah kekurangan, namun lebih efekti lah,” kata dia.

Sementara itu Direktur Puskapol Sri Budi Eko Wardani menganggap penerapan e-voting belum tepat dilaksanakan di Indonesia. Pasalnya, kesiapan SDM dan perangkat yang ada dinilai belum siap. “Pemilihan presiden 2014 nanti Indonesia belum siap menggunakan e-voting. Begitu juga dalam pelaksanaan pemilihan legislatif dan pilkada,” kata dia.

Dia menilai pemilihan menggunakan metode e-voting tidak langsung berpengaruh dan berkorelasi pada tingkat partisipasi pemilih. Semua tergantung pada minat pemilih. “Paling penting adanya kesadaran partisipasi karena keputusan tersebut tidak sekadar memenuhi kepentingan,” kata dia.

0 komentar: