Senin, 25 Oktober 2010

Iring-Iringan Ketua PMI Diseruduk Kendaraan Mahasiswa


DEPOK, Iring-iringan kendaraan Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) yang juga mantan Wakil Presiden Republik Indonesia Muhammad Jusuf Kalla (MJK) diseruduk motor mahasiswa Universitas Islam Jakarta (UIN). Peristiwa tersebut terjadi ketika mobil rombongan MJK melintas di bundaran fakultas psikologi. Tiba-tiba dari disalip motor yang langsung menabrak kendaraan Toyota Fortuner yang ditumpangi staff MJK. "Waktu kita mau lurus, tiba-tiba dari arah kiri kendaraan menyalip kendaraan bermotor yang langsung menaberak kendaraan staf saya. Sekarang staf saya sedang membawa mahasiswa itu ke rumah sakit, untungnya dia tidak kenapa-napa," kata JK saat hendak menyampaikan kuliah umum di Fakultas Hukum UI, Senin (25/10).

MJK mengatakan, peristiwa tersebut terjadi secara tidak disengaja. Ia berpesan agar dalam mengendarai sepeda motor, setiap pengendara harus hati-hati, dan mentaati seluruh rambu-rambu lalu lintas. "Beruntung orang tersebut tidak mengalami celaka," katanya.

Sementara itu, Kasubdit Pembinaan Lingkungan Kampus UI Dadan Herwandi mengatakan, pihaknya telah menangani kasus ini. Pengendara motor yang menabrak iring-iringan Ketua PMI adalah seorang mahasiswa UIN. Ia telah membawa pengendara kendaraan bermotor tersebut ke rumah sakit karena menderita luka lecet. "Kalau yang mengendarai motor perempuan biasanya seperti itu, dia agak kagok, padahal kami sudah memberi tanda dengan sirine, tapi dia malah menabrak mobil pengawal JK, tapi sudah kami tangani," kata Dadan.

Dalam kuliah umum, MJK mengajak seluruh generasi muda khususnya mahasiswa untuk membangun semangat berkompetisi untuk mewujudkan bangsa Indonesia menjadi bangsa maju dan mandiri. Saat ini, kata dia, tugas tugas utama mahasiswa adalah belajar. "Suatu bangsa tidak akan maju tanpa orang pintar, segala sesuatu harus tetap pada satu tujuan yakni adil dan makmur. Tujuan suatu bangsa adalah memberikan keadilan dan kemakmuran kepada seluruh rakyat," katanya.

MJK mengatakan, untuk mewujudkan bangsa Indonesia menjadi bangsa mandiri merupakan tugas pemimpin. Sebuah negara, menurutnya, akan maju jika dapat menciptakan ekonomi bagi rakyat dimana segala sesuatunya lebih murah, lebih cepat, bahkan gratis. "Disini saya bukan mau berkampanye, tetapi bagaimana kita semua tetap bersemangat tinggi membawa bangsa ini menjadi lebih cepat dan lebih baik," katanya.

MJK mengatakan, generasi muda harus bersedia mengabdi bagi bangsanya. Sekalipun ia sudah mengenyam pendidikan di negeri orang. "Harus mau mengabdi, biasanya banyak mahasiswa yang sudah belajar di kota tidak mau kembali ke daerahnya, karena itu saya katakan, tugas mahasiswa ada tiga, yakni belajar, belajar, dan belajar," katanya.

MJK mengingatkan, aksi demonstrasi yang dilakukan para mahasiswa pada era reformasi sangat baik untuk membangun semangat generasi muda dan menyalurkan aspirasi rakyat. Namun, menurutnya, semangat muda tidak melulu harus ditunjukkan dengan aksi demonstrasi tapi dapat dilakukan dengan semangat berargumentasi. "Bukan berarti tiap hari demo kayak mahasiswa Makasar. Sesekali demo boleh lah, kalau pemerintah dirasa sudah keterlaluan," kata dia.

Pemerintah dan setiap pemimpin, kata MJK, akan selalu berkata manis ketika berkampanye. Karena itu, lanjutnya, wajar saja jika terdapat sebuah gris antara janji dan realisasi yang tidak seimbang akan memunculkan protes. "Semangat yang inovatif, bukan berarti demo, karena kita sebagai negara demokratis, kalau pemerintah baik tidak perlu didemo, kalau kampanye kan biasanya memang ngomongnya tinggi, tapi memang kita harus belajar berani berargumentasi, seperti saya sering berargumen dihadapan para mahasiswa," katanya lagi.

0 komentar: