Minggu, 26 September 2010

Guru TK dan TPA Depok Ingin Pemerataan Uang Intensif

DEPOK, Direktur Lembaga Pembinaan dan Pengembangan TK Al Quran (LPPTKA) Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indinesia (BKPRMI) Depok, Addy Kurnia Komara mengaku senang dengan adanya dana intensif dari Pemerintah Kota (Pemkot) Depok bagi para guru taman kanak-kanak (TK) dan guru taman pendidikan Al-Qur'an (TPA). "Namun, kita ingin ada pemerataan intensif bagi para guru agar seluruh guru mendapatkan hal yang sama," katanya, Minggu (26/9).

Menurut Addy, total guru TK dan TPA di Kota Depok yang seharusnya mendapatkan uang intensif mencapai angka 1041. Namun, Pemkot Depok telah berhasil memberikan dana intensif tersebut kepada 70 persen guru atau setara dengan 747 guru. Hanya saja, masih tersisa guru yang belum mendapatkan dana tersebut. "Disana lah letak pemerataan tersebut. Kita ingin semua guru merasakan uang intensif dari pemkot," kata dia.

Addy mengatakan, pembagian uang intensif kepada para guru dilakukan langsung Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Depok. Setiap guru mendapatkan dana intensif sebesar Rp300 ribu. "Kita berterima kasih dengan dana ini. Teknisnya, pembagiannya kita pukul rata 70 %. Dalam satu TPA terdapat 10 guru maka yang dapat hanya tujuh orang. Pembagiannya, diserahkan langsung ke pengelolanya," kata dia lagi.

Dikatakannya, jumlah TK/TPA di Depok terdapat 163 unit dengan total murid mencapai angka 10 ribu siswa. Untuk itu, Addy berharap 294 guru yang belum mendapatkan dana intensif layak mendapatkan juga . Terlebih lagi, pemberian dari pemda tersebut bisa cair sebanyak dua kali setiap tahun-nya. Namun, ia menyayangak sampai saat ini, dana untuk pendidikan seperti sarana dan prasarana belum pernah didapatkan sekolah TK dan TPA. Padahal, menurutnya, lembaga yang dipimpinnya memilik peran vital dalam membentuk mental dan spiritual generasi muda di masa depan. "Masa anak-anak merupakan masa emas untuk pembelajaran Al-Qur’an dan untuk membentuk karakter maupun prilaku mereka," ujar Addy.

Addy meminta kepada semua guru agar menerima insentif tersebut dengan hati ikhlas. Jangan intensif tersebut dijadikan sebagai tujuan. Ia menyarankan, uang intensif cukup dijadikan sebagai motivasi untuk bekerja mencerdaskan anak agar lebih baik lagi. "Jangan jadikan uang intensif sebagai tujuan. Tujuan para guru sekalian adalah mendidik genarasi muda menjadi generasi berahlak," tuturnya.

Rahman, salah satu guru penerima insentif mengaku senang mendapatkan dana intensif dari Pemkot Depok walaupun jumlahnya tidak seberapa. Hanya saja, ia menyayangkan pencairan dana tersebut dilakukan setelah lebaran. "Kalau di tempat saya ada 6 guru. Tapi yang dapat 4 orang. jumlah tersebut sangat berarti bagi mereka, apalagi jika semua kebagian dan tidak ada potongan lagi," kata dia.

Rahman berpendapat uang tersebut merupakan uang masyarakat Depok. Tidak ada kaitannya dengan Pilkada. Itu artinya, para guru dibebaskan berpihak pada siapa pun. "Di Depok ada 4 calon, kita berhak memilih satu diantara empat itu. Belum tentu kami para guru memilih incumbent," katanya.

0 komentar: