Senin, 20 September 2010

Depok Dibangun Dengan Nilai-Nilai Keindonesiaan

DEPOK, Anggota Komisi VI DPR RI Sukur Nababan mengingatkan masyarakat Depok untuk membangun rasa kesatuan dan kesatuan. Dengan landasan dasar ke ke-indonesiaan. Bahkan dia mengingatkan, jangan ada unsur sara dalam membangun Depok ke depan. "Jangan membangun Depok dengan nilai-nilai suku, ras, agama. Tapi bangun Depok dengan ke Indonesiaan," kata Sukur Nababan kepada wartawan di Depok, Senin (20/9).
Sukur menuturkan, rasa Indonesia yang kuat ada pada sosok Badrul Kamal. Sebagai mantan wali kota yang kini dipercaya rakyatnya untuk maju kembali menandakan sosok Badrul memang sangat dicintai warganya. "Rasa Indonesia itu ada pada diri Badrul Kamal," kata dia.
Lebih lanjut dijelaskan Sukur, jika ingin Depok menjadi kota maju dalam hal perekonomian maka harus dibangun dengan perencanaan yang tepat. Dia sangat menyayangkan kondisi ekonomi Depok saat ini. Dibeberkan Sukur, bisnis properti di Depok saat ini sudah mati. "Kini bergeser ke wilayah penyanga Jakarta lainnya seperti Tangerang," ujarnya.
Sebagai kader PDIP, Sukur sangat mendukung Badrul untuk kembali mempimpin Depok sehingga dapat menghidupkan kembali roda perekonomian Depok. "Lihat saja sekarang. Bagaimana ekonomi Depok bisa maju kalau infrastruktur bisnis dibantai," tanyanya heran.
Sebagai kota penyangga ibu kota, lanjut Sukur, Depok memiliki nilai potensial untuk maju dalam pembangunan. Kalau infrastruktur Depok dapat dikembangkan dan dimajukan dipastikan dapat menambah pendapatan asli daerah (PAD) Depok. "Untuk itu perlu perencanaan yang matang untuk membangun Depok," terangnya.
Anggota DPR RI yang juga pengusaha ini membeberkan, jika pemerintah kota memberikan kelonggaran terhadap perizinan dunia bisnis maka secara otomatis investor akan datang dengan sendirinya. "Yang perlu saya tekankan kepada pemerintah adalah beri kemudahan perizinan bagi investor," tegas Sukur.
Sebelumnya, pengusaha asal Depok, Nursi Arsyirawati mengungkapkan, dirinya pernah mengalami kendala dalam mengurus perizinan usahanya. Menurut dia, seharusnya ada reformasi birokrasi sehingga para pengusaha tidak harus berbelit-belit mengurus izin. "Sistem satu pintu seharusnya cukup sehingga tidak lagi lama dalam mengurus izin," ungkapnya.
Sebagai warga asli Depok Nursi meminta ke depan pengusaha dapat diberikan kemudahan. Pasalnya, jika harus berkali-kali mengurus dinilai sangat menyita waktu. "Kemudahan perizinan sangat kami perlukan. Saya pikir investor juga akan datang sendiri kalau perizinan mudah," tandasnya.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

oh ya?? depok gak pernah maju tuh waktu di pimpin Badrul... ngek!

Depok Terkini mengatakan...

penilaian diserahkan pada pembaca.