DEPOK, Dua kandidat wali kota yakni Badrul Kamal dan Gagah Sunu Sumantri rupanya memiliki nyali besar. Pasalnya, keduanya berani memenuhi undangan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Bahasa (FIB) Universitas Indonesia (UI) untuk melakukan debat publik soal persiapan mereka membangun Depok. Sekalipun dalam pemaparannya tidak didukung data-data empirik. "Kedua tidak menyinggung masalah interpreneurship dan UMKM. Mungkin karena mau Pilkada. Semuanya berusaha untuk memberikan yang terbaik. Padahal, kenyataannya kan tidak seperti itu," ujar DR Ir Nining I Sesilo MA salah satu panelis debat kandidat calon Wali Kota Depok, Senin (27/9).
Nining melontarkan pertanyaan kepada calon Wali Kota Badrul Kamal mengenai program pengentasan kemiskinan. Belum lama ini, pihaknya melalui UKM Center FEUI membuat Grameen Bank di Rangkapan Jaya, Pancoran Mas Depok. Di wilayah itu, terdapat 65 debitur Grameen yang dibiayai dan telah mengeluarkan dana Rp 32,5 juta. Belum lagi, kata dia, masih banyak jumlah pengangguran di Depok.
Menghadapi pertanyaan itu, Badrul Kamal (BK) dengan tegas menyatakan ia siap menjadikan Depok sebagai kota pendidikan dan kota usaha. Menurutnya, dalam pengembangan UKM perlu adanya beberapa unsur seperti: modal, manajemen, dan pemasaran. Ia menambahkan, peran vital pemerintah memberikan pendampingan bagi pelaku usaha dan memberikan akses seluas-luasnya. Pengentasan kemiskinan, lanjutnya, perlu adanya pemetaan secara terukur pada wilayah tertentu. "Kita sadari, saat ini banyak warga miskin di Depok. Untuk itu, kita harus melakukan pemetaan dimana saja kantong-kantong kemiskinan itu sendiri. Pendekatannya, melalui lintas sektoral," kata dia.
Ia menambahkan, perlu juga adanya reformasi birokrasi berdasarkan kemampuan. Sebagai contoh, pembuatan KTP yang lama seperti ini patut dievaluasi. Ia akan mengembalikan pembuatan KTP ke kelurahan. Baginya, birokrasi merupakan motor penggerak pemerintahan yang harus diubah menjadi melayani masyarakat secara menyeluruh.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Depok dari unsur perseorangan Dery Drajat menekankan, visi-misinya pada pemerataan pendidikan dan menjadikan Depok sebagai Kota pemukiman. Menurutnya, reformasi birokrasi merupakan suatu keharusan dalam menjalankan roda pemerintahan. "Reformasi birokrasi itu memang harus dilakukan dan diserahkan kepada orang ahlinya. Ibaratnya, reformasi birokrasi hanya bisa dilakukan orang setengah gila," katanya.
Gagah Sunu Sumantri, selama ini pengembangan UKM di Depok masih lemah. "Pengembangan UKM di Depok masih sangat lemah," tuturnya. Sementara itu, dua pasangan lainnya Nur Mahmudi Ismail dan Yuyun Wirasaputra tidak menghadiri acara tersebut karena memiliki tugas dalam birokrasi.
Senin, 27 September 2010
BK-Gagah Penuhi Tantangan BEM FIB UI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar