Minggu, 26 September 2010

Elektabilitas Bukan Jaminan

DEPOK, Menurut pengamat politik Pusat Kajian Politik (Puskapol) Universitas Indonesia (UI) Ikhsan Darmawan, elektabilitas yang ditentukan melalui hasil survey bukan jaminan kemenangan. Ia meminta sebaiknya keempat calon wali kota dan wakil wali kota tidak berlaku jumawa ketika hasil survey-nya berada di atas angin. "Elektabilitas bukan jaminan. Sekalipun hasil survey tinggi tetap saja tidak mengantarkan para calon pada gerbang kemenangan. Sebab, di Depok masih banyak suara mengambang. Tidak jelas mau kemana mereka berlabuh," katanya.

Ia mengatakan, sekalipun hasil survey Lembaga Survey Indonesia (LSI) mencatat Nur Mahmudi mencapai angka 21 persen dan Badrul Kamal 18 persen, tetap saja ini bukan lah hasil akhir. Banyak indikator-indikator lain yang tidak tersentuh hasil survey seperti massa mengambang dan pemilih pemula. Saya melihat masih banyak pemilih yang belum menentukan pilihan. Medekati hari H baru lah mereka akan menentukan pilihan," tuturnya.

Ikhasan mengatakan, salah satu kesuksesan meraup suara dan memenangkan pemilihan umum kepada daerah (Pilkada) Depok ialah dengan cara terjun langsung alias bertatap muka dengan masyarakat. Ia melihat dalam waktu 1,5 bulan akan terjadi perubahan trand dalam masyarakat. Artinya, masyarakat masih belum menentukan pilihan final terhadap salah satu calon. "Siapa yang sering terjun langsung ke warga, bisa dipastikan dia yang menang. Biasanya, trend masyarakat bawah itu terkadang berubah-ubah. Sekarang A, nanti saat pemilihan bisa saja berubah menjadi B atau C," ujarnya.

Ia menambahkan, peluang lebih besar juga bisa diraih bagi mereka yang memberikan pemahaman kepada warga dengan komitmen secara tertulis. Dengan kata lain, lanjutnya, adanya kejelasan kontrak politik dengan masyarakat secara langsung. Sampai saat ini, upaya tersebut masih cukup efektif. "Kontrak politik masih efektif," terang Ikhsan.

Ikhsan mengungkapkan, penggunaan konsultan politik dinilai cukup efektif. Salah satu perannya, memberikan saran dalam menjalankan program maupun strategi. Dari keempat calon yang ada, menurutnya, hanya tiga pasangan yang masuk dalam peringkat tiga besar. Mereka itu, adalah: BK-Pri, Nur-Berkhidmat dan Yudistira. Karena penerapan dari beberapa unsure diatas ada padanya. "Dengan kenyataan ini, dari empat calon hanya 3 yang masuk peringkat besar. Hanya pasangan Gagah-Dery saja yang tidak masuk dalam peringkat itu," tandasnya.

0 komentar: