DEPOK, Hampir dapat dipastikan hingga saat ini angka balita penderita gizi buruk di Kota Depok bertambah. Pasalnya, di bulan Juni tahun 2010, Dinas Kesehatan Kota Depok mencatat penderita gizi buruk mencapai angka 289 balita. Sedangkan di bulan Maret angka penderita gizi buruk yang diumukan Kepala Dinas Kesehatan hanya mencapai angka 227 balita. Sayangnya perbedaan angka ini tidak diketahui Wali Kota Nur Mahmudi. Nur Mahmudi Ismail justru mengklaim, angka 289 sudah turun 30 persen dari tahun lalu yakni 400 balita. Nurmahmudi berjanji terus menggenjot program pengentasan gizi buruk salah satunya dengan RW Siaga. "Angka penderita gizi buruk sudah turun, angka 289 itu angka bulan lalu, mungkin sekarang terus progress. Dari 1400 balita, terus turun 900, terus ikhtiar, 500, 400, sekarang 289," ujarnya kepada wartawan, Minggu (18/7).
Kepala Bidang Bina Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota Depok Dewi Sarifah mengatakan, selain faktor kemiskinan, angka gizi buruk disebabkan oleh kurangnya pengetahuan orang tua seputar asupan gizi. Dewi menilai sulit mengentaskan seluruh balita gizi buruk sebab beberapa diantaranya disertai oleh penyakit penyerta. "Sulit kalau habis seluruhnya, ada penyakit penyerta, misalnya cacat bawaan, atau kena TBC, jadi kami harus sembuhkan penyakitnya dulu, satu persatu," kata Dewi.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Hardiono mengatakan, masih ditemukan sekitar 227 kasus balita penderita gizi buruk yang tersebar di enam kecamatan di Kota Depok. Dalam pemberantasan gizi buruk ini, pihaknya menghadapi sejumlah kendala. Salah satunya kondisi ekonomi keluarga dibawah garis kemiskinan sehingga kasus gizi buruk mudah terjadi. Selain itu, kendala lain yang juga menjadi faktor utama penyebab gizi buruk adalah kebiasaan orang tua dalam mengurus anak. Dimana nutrisi yang baik untuk anak tidak menjadi prioritas utama.
Meskipun demikian, Hardiono berjanji pihaknya akan terus mengupayakan agar balita penderita gizi buruk terus berkurang. "Target kami sebanyak 85 persen balita di Kota Depok, bebas gizi buruk tahun 2010," ujarnya.
Untuk mengatisipasi banyaknya penderita gizi buru, menurut Hardiono, ada beberapa program yang dilakukan pemerintah untuk menekan hal ini. Diantaranya pengadaan pos-pos gizi, penyuluhan Posyandu, dan pemberian makanan tambahan pada balita. "Kita pun melakukan program Teraupeutic Feeding Center (TFC) sebagai bentuk terapi penyembuhan balita gizi buruk di dua Puskesmas di Depok yakni Puskesmas Sukmajaya dan Cimanggis," terangnya.
Kepala Bidang Bina Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota Depok Dewi Sarifah mengatakan, selain faktor kemiskinan, angka gizi buruk disebabkan oleh kurangnya pengetahuan orang tua seputar asupan gizi. Dewi menilai sulit mengentaskan seluruh balita gizi buruk sebab beberapa diantaranya disertai oleh penyakit penyerta. "Sulit kalau habis seluruhnya, ada penyakit penyerta, misalnya cacat bawaan, atau kena TBC, jadi kami harus sembuhkan penyakitnya dulu, satu persatu," kata Dewi.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Hardiono mengatakan, masih ditemukan sekitar 227 kasus balita penderita gizi buruk yang tersebar di enam kecamatan di Kota Depok. Dalam pemberantasan gizi buruk ini, pihaknya menghadapi sejumlah kendala. Salah satunya kondisi ekonomi keluarga dibawah garis kemiskinan sehingga kasus gizi buruk mudah terjadi. Selain itu, kendala lain yang juga menjadi faktor utama penyebab gizi buruk adalah kebiasaan orang tua dalam mengurus anak. Dimana nutrisi yang baik untuk anak tidak menjadi prioritas utama.
Meskipun demikian, Hardiono berjanji pihaknya akan terus mengupayakan agar balita penderita gizi buruk terus berkurang. "Target kami sebanyak 85 persen balita di Kota Depok, bebas gizi buruk tahun 2010," ujarnya.
Untuk mengatisipasi banyaknya penderita gizi buru, menurut Hardiono, ada beberapa program yang dilakukan pemerintah untuk menekan hal ini. Diantaranya pengadaan pos-pos gizi, penyuluhan Posyandu, dan pemberian makanan tambahan pada balita. "Kita pun melakukan program Teraupeutic Feeding Center (TFC) sebagai bentuk terapi penyembuhan balita gizi buruk di dua Puskesmas di Depok yakni Puskesmas Sukmajaya dan Cimanggis," terangnya.
0 komentar:
Posting Komentar