DEPOK, Wakil Perdana Menteri Malaysia, Tan Sri Dato’ Haji Muhyiddin Haji Mohd Yassin menilai Indonesia patut dijadikan contoh sebuah negara demokratik. Bukan saja untuk tingkat Asia Tenggara melainkan seluruh dunia muslim. "Soal bagaimana demokrasi dan pertanggungjawaban sosial dapat dilaksanakan dengan baik di Asia, saya fikir kita tidak harus melihat jauh ke Indonesia misalnya. Indonesia telah menjelma sebagai contoh terbaik sebuah negara demokratik, yang dinamis. Bukan saja di Asia tenggara malah di seluruh dunia muslim," kata Muhyidin saat menyampaikan kuliah umum bertema "Demokrasi dan pertanggungjawaban sosial di Asia" di Balai Sidang Universitas Indonesia (UI), Selasa (29/6).
Menurut Muhyiddin, penilaian tersebut didasarkan fakta. Meski Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku bangsa, agama dan golongan proses demokrasi di Indonesia berjalan relatif lebih tertib dan aman. Selain itu, juga didukung dengan keberadaan pers yang bebas dan bertanggungjawab. "Kepelbagaian (keberagaman, red) Anda dengan masyarakat sipil dinamis, dan media yang bertanggungjawab adalah sumber kekuatan di Indonesia," kata dia.
Latar belakang masyarakat yang beragam, ungkap Muhyuddin juga terjadi di Malaysia. Keberagaman tersebut menjadi salah satu tantangan dalam pembangunan proses demokrasi di Malaysia. "Satu sisi, kami harus mengatasi ketidakseimbangan sosio ekonomi dengan mengangkat taraf ekonomi masyarakat majoriti (mayoritas) pribumi. Disisi lain hak-hak dan kepentingan kaum minoriti (minoritas, non pribumi) juga perlu dilindungi. Cabaran (tantangan) ini bukanla suatu yang mudah untuk dihadapi," akunya.
Lebih lanjut dia mengatakan, proses demokrasi di Malaysia dapat berjalan dengan baik, sebagaimana Indonesia, dengan menjalankan sistem pemerintahan yang dinamis demi memenuhi aspirasi rakyat. Dalam menjalankan tugasnya, Pemerintah harus responsif dengan tetap menjaga keberagaman warganya. Lebih dari itu, sistem demokrasi yang baik yang dibangun pemerintah, harus mampu mengangkat taraf ekonomi rakyatnya. Tekait hal itu, kata dia, saat ini perdana menteri Malaysia telah mengumumkan langkah untuk melaksanakan sistem ekonomi liberal, dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan Malaysia. "Demokrasi berfungsi dengan baik harus memberikan keutamaan kepada pencapaian ekonomi. Demokrasi tidak berati jika rakyat hidup dan merana," kata dia.
Sementara itu, Wakil Rektor UI, M Anis mengatakan transfer informasi antara Malaysia dan Indonesia harus terus dilaksanakan. Pasalnya, antara Malaysia dan Indonesia memiliki banyak kesamaan, sehingga harus saling berbagi untuk kemajuan bersama. "Forum ini sangat strategis, untuk kedua Negara. Malaysia dan Indonesia sama sama punya sumber daya manusia yang tinggi dan kemajemukan bangsanya," kata (Plh) Rektor UI.
Menurut Muhyiddin, penilaian tersebut didasarkan fakta. Meski Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku bangsa, agama dan golongan proses demokrasi di Indonesia berjalan relatif lebih tertib dan aman. Selain itu, juga didukung dengan keberadaan pers yang bebas dan bertanggungjawab. "Kepelbagaian (keberagaman, red) Anda dengan masyarakat sipil dinamis, dan media yang bertanggungjawab adalah sumber kekuatan di Indonesia," kata dia.
Latar belakang masyarakat yang beragam, ungkap Muhyuddin juga terjadi di Malaysia. Keberagaman tersebut menjadi salah satu tantangan dalam pembangunan proses demokrasi di Malaysia. "Satu sisi, kami harus mengatasi ketidakseimbangan sosio ekonomi dengan mengangkat taraf ekonomi masyarakat majoriti (mayoritas) pribumi. Disisi lain hak-hak dan kepentingan kaum minoriti (minoritas, non pribumi) juga perlu dilindungi. Cabaran (tantangan) ini bukanla suatu yang mudah untuk dihadapi," akunya.
Lebih lanjut dia mengatakan, proses demokrasi di Malaysia dapat berjalan dengan baik, sebagaimana Indonesia, dengan menjalankan sistem pemerintahan yang dinamis demi memenuhi aspirasi rakyat. Dalam menjalankan tugasnya, Pemerintah harus responsif dengan tetap menjaga keberagaman warganya. Lebih dari itu, sistem demokrasi yang baik yang dibangun pemerintah, harus mampu mengangkat taraf ekonomi rakyatnya. Tekait hal itu, kata dia, saat ini perdana menteri Malaysia telah mengumumkan langkah untuk melaksanakan sistem ekonomi liberal, dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan Malaysia. "Demokrasi berfungsi dengan baik harus memberikan keutamaan kepada pencapaian ekonomi. Demokrasi tidak berati jika rakyat hidup dan merana," kata dia.
Sementara itu, Wakil Rektor UI, M Anis mengatakan transfer informasi antara Malaysia dan Indonesia harus terus dilaksanakan. Pasalnya, antara Malaysia dan Indonesia memiliki banyak kesamaan, sehingga harus saling berbagi untuk kemajuan bersama. "Forum ini sangat strategis, untuk kedua Negara. Malaysia dan Indonesia sama sama punya sumber daya manusia yang tinggi dan kemajemukan bangsanya," kata (Plh) Rektor UI.
0 komentar:
Posting Komentar