DEPOK, Puluhan kader dan simpatisan Partai Golongan Karya (Golkar) Kota Depok lakukan demostrasi menolak secara tegas keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar terkait calon wali kota yang akan diusung partai berlambang beringin itu. Apalagi, isu yang santer beredar di tengah masyarakat DPP Golkar akan mencalonkan Badrul Kamal (BK) sebagai calon wali kota. "Kami menolak calon yang diputuskan DPP apa pun alasannya. Kita hanya mau menerima jika DPP mengusulkan nama Naming D Bhotin sebagai calon wali kota dari Golkar, karena itu merupakan keputusan rakerda," kata koordinator aksi Eka Ridwansyah di depan DPRD Kota Depok, Senin (14/6).
Sebelum diterima Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Kota Depok, Babai Suheami, yang sekaligus sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar (FPG) di DPRD, puluhan kader dan simpatisan tersebut mendatangi ruang fraksi. Mereka meminta Ketua DPD Golkar tidak sembunyi di ruang fraksi. "Babai keluar dan pertanggungjawabkan perbuatan mu sekarang," kata salah seorang pendemo. Mereka juga menuding Babai biang kerok kerusakan di tubuh internal partai. "Kami menyesal memilih dia, dasar tukang rusak," cetus pendemo lainnya.
Saat utusan Babai meminta perwakilan pendemo masuk keruangan, dengan suara lantang para pendemo menolak ajakan tersebut. Mereka minta Babai Suhaemi keluar dari ruang fraksi dan menemui mereka di depan gedung DPRD. "Kita tidak ingin perwakilan, suruh Babai keluar," kata pendemo bersaut-sautan.
Untuk meredakan kemarahan para pendemo, Babai akhirnya memenuhi keinginan para pendemo. Babai mengatakan, yang membuat keputusan siapa calon wali kota dari Golkar bukan lah dirinya, melainkan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar. "Saya hanya menjalankan keputusan DPP. Mekanisme penetapan calon pun semuanya kewenangan DPP. Saya sebagai kader Golkar di Depok telah memperjuangakan Naming D Bhotin sebagai calon wali kota," ujarnya di depan puluhan massa yang tidak mempercayai segala ucapannya.
Babai bersedia menjadi fasilitator antara para pendemo dengan DPD tingkat Provinsi. "Kalau kalian mau bertemu dengan Ketua DPD Jawa Barat kita bisa saya bisa memfasilitasi," ucapnya.
Mendengar ajakan Babai, para pendemo malah semakin marah. Mereka membuka kaos berlambang beringin dan melemparkannya ke arah Babai. Mereka pun melempar telor dan batu-batu kecil ke Ketua DPD Golkar itu. Salah satu batu bahkan mengenai tubuhnya. Beruntung batu tersebut tidak melukai tubuhnya "Kami tidak percaya dengan dia. Kami akan menurunkan massa lebih banyak lagi jika DPP tidak menarik keputusannya. Kami hanya menerima Naming sebagai calon wali kota," kata Eka.
Usai memberi penjelasan, Babai meninggalkan massa yang telah naik pitam. Ia kembali mengikuti sidang paripurna yang tengah di gelar di gedung DPRD.
Para pendemo pun membakar atribut Partai Golkar, dan menyatakan mereka akan keluar dari Golkar jika DPP tidak membuat keputusan baru. "Kami akan keluar dari partai ini," ucap salah satu pendemo.
Babai Suhaemi akan memanggil dan memberi sanksi para kader yang membakar atribut parpol. Babai menambahkan, aspirasi kader akan ditampung dan disampaikan kepada DPD tingkat II provinsi Jawa Barat.
Menanggapi adanya pembakaran atribut partai Babai mengatakan,"Silahkan saja kalau mereka ancam ingin mundur misalnya, itu hak mereka, tapi pembakaran atribut parpol sudah mencederai partai Golkar, dan akan kita kaji masalah ini. "
Sebelum diterima Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Kota Depok, Babai Suheami, yang sekaligus sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar (FPG) di DPRD, puluhan kader dan simpatisan tersebut mendatangi ruang fraksi. Mereka meminta Ketua DPD Golkar tidak sembunyi di ruang fraksi. "Babai keluar dan pertanggungjawabkan perbuatan mu sekarang," kata salah seorang pendemo. Mereka juga menuding Babai biang kerok kerusakan di tubuh internal partai. "Kami menyesal memilih dia, dasar tukang rusak," cetus pendemo lainnya.
Saat utusan Babai meminta perwakilan pendemo masuk keruangan, dengan suara lantang para pendemo menolak ajakan tersebut. Mereka minta Babai Suhaemi keluar dari ruang fraksi dan menemui mereka di depan gedung DPRD. "Kita tidak ingin perwakilan, suruh Babai keluar," kata pendemo bersaut-sautan.
Untuk meredakan kemarahan para pendemo, Babai akhirnya memenuhi keinginan para pendemo. Babai mengatakan, yang membuat keputusan siapa calon wali kota dari Golkar bukan lah dirinya, melainkan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar. "Saya hanya menjalankan keputusan DPP. Mekanisme penetapan calon pun semuanya kewenangan DPP. Saya sebagai kader Golkar di Depok telah memperjuangakan Naming D Bhotin sebagai calon wali kota," ujarnya di depan puluhan massa yang tidak mempercayai segala ucapannya.
Babai bersedia menjadi fasilitator antara para pendemo dengan DPD tingkat Provinsi. "Kalau kalian mau bertemu dengan Ketua DPD Jawa Barat kita bisa saya bisa memfasilitasi," ucapnya.
Mendengar ajakan Babai, para pendemo malah semakin marah. Mereka membuka kaos berlambang beringin dan melemparkannya ke arah Babai. Mereka pun melempar telor dan batu-batu kecil ke Ketua DPD Golkar itu. Salah satu batu bahkan mengenai tubuhnya. Beruntung batu tersebut tidak melukai tubuhnya "Kami tidak percaya dengan dia. Kami akan menurunkan massa lebih banyak lagi jika DPP tidak menarik keputusannya. Kami hanya menerima Naming sebagai calon wali kota," kata Eka.
Usai memberi penjelasan, Babai meninggalkan massa yang telah naik pitam. Ia kembali mengikuti sidang paripurna yang tengah di gelar di gedung DPRD.
Para pendemo pun membakar atribut Partai Golkar, dan menyatakan mereka akan keluar dari Golkar jika DPP tidak membuat keputusan baru. "Kami akan keluar dari partai ini," ucap salah satu pendemo.
Babai Suhaemi akan memanggil dan memberi sanksi para kader yang membakar atribut parpol. Babai menambahkan, aspirasi kader akan ditampung dan disampaikan kepada DPD tingkat II provinsi Jawa Barat.
Menanggapi adanya pembakaran atribut partai Babai mengatakan,"Silahkan saja kalau mereka ancam ingin mundur misalnya, itu hak mereka, tapi pembakaran atribut parpol sudah mencederai partai Golkar, dan akan kita kaji masalah ini. "
0 komentar:
Posting Komentar