DEPOK, Universitas Indonesia (UI) mengucurkan dana sebanyak Rp1 miliar lebih untuk usaha mahasiswa dalam program Young Entrepreneur 2010 kepada 170 mahasiswa. "Dana Young Entrepreneur tahap kedua di dapat dari Kementerian Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan UI. Jumlahnya Rp1 miliar 50 juta. Tahun lalu dananya hibah, tahun ini dananya bergulir," kata Kepala Kemitraan Non Akademik UI Aris Yunanto, di sela-sela Grand Opening Program Young Entrepreneur II 2010, di Balai Sidang, UI, Senin (14/6).
Menurut Aris, jumlah peserta yang mendaftar program Young Entrepreneur mencapai 900 mahasiswa. Setelah dilakukan seleksi ternyata mahasiswa yang memiliki jiwa usaha sebanyak 380 orang. Kemudian mereka akan diseleksi lagi. Untuk itu 380 mahasiswa itu harus magang pada UKM. Mereka magang bukan sebagai karyawan, namun magang bagaimana menjalankan usaha. Setelah itu mereka pun harus membuat proposal bisnis. Mereka yang lolos seleksi akan mendapatkan kucuran dana per kelompoknya Rp 40 juta. Satu kelompok beranggotakan lima orang. "Seleksi dilakukan cukup ketat. Kucuran dana diberikan kepada mahasiswa semester lima yang memiliki jiwa entrepreneur. Jenis usahanya bisa jasa dan produksi. Usaha yang dikembangkan harus memiliki inovasi," kata dia.
Aris mengatakan, tujuan pemberian dana kepada kelompok usaha mahasiswa itu sekali lagi ditekankan untuk memupuk jiwa kewirausahaan. Programnya pun bersifat bergulir, agar para mahasiswa bekerja keras mengembangkan usahanya. Pengembalian dananya dapat dicicil hingga 12 bulan. Kemudian juga agar para mahasiswa UI lainnya dapat merasakan dana tersebut. "Kami yakin akhir tahun ini dananya dapat kembali sebesar Rp 1 miliar lebih. Dana ini akan dipergunakan kembali karena kami tidak akan meminta dana lagi," ujarnya.
Dikatakan Aris, pada tahap pertama, sebanyak 230 mahasiswa mendapatkan dana hibah Young Entrpreneur. Hasil evaluasi menunjukan pada umumnya usaha mereka berjalan dengan baik. Ada juga yang bangkrut karena salah strategi. Kebanyakan mahasiswa itu omzet usahanya mencapai Rp 24 juta per bulan dengan jumlah karyawan dua sampai lima orang. Contohnya usaha mahasiswa itu di antaranya adalah kuliner, desain grafis, obat herbal, dan pembuatan alat konversi bahan bakar kendaraan.
Kerja keras dan kerja cerdas
Acara grand opening Young Entrepreneur 2010, Chairul Tanjung pemilik Para Group didaulat menjadi pembicara. Pada kesempatan itu Chairul mengatakan, untuk menjadi pengusaha sukses itu tidaklah instan. Namun membutuhkan proses yang cukup panjang. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi kaum muda. Pertama adalah niat baik. Kedua bekerja keras, ketiga adalah bekerja cerdas, dan berdoa. "Kerja keras dan kerja cerdas merupakan hal utama agar usaha menjadi maju. Namun hasil akhirnya yang menentukan adalah Tuhan YME. Saya yakin Tuhan itu Maha Adil, hanya orang yang bekerja keras dan bekerja cerdas lah yang akan mendapatkan kesuksesan," ujarnya.
Selain hal tersebut, lanjutnya, jaringan dan pertemanan juga menjadi faktor penting untuk memajukan usaha.Chairul mengatakan, memulai suatu usaha itu lebih sulit dibanding mendapatkan uang Rp1 juta untuk kedua kali setelah menjalankan usaha. Seperti halnya, ketika ia memulai usaha.
Saat menjadi mahasiswa kedokteran gigi UI, ia susah untuk memulai usaha. Namun karena pertemanan akhirnya ia bisa memulai usaha membuat paper. Di tempat foto copi membuat paper itu Rp 500. Setelah ia survei, ternyata modal membuat paper itu hanya Rp 150. Akhirnya ia pun menawarkan kepada teman-teman agar membuat paper kepadanya dengan harga Rp 300. Kontan seluruh teman-temannya membuat paper kepada Chairul. "Saat mau memulai itu susah, tapi kalau sudah berjalan pasti bisa. Bila diibaratkan seperti bola salju," tutur pemilik TransTv sekaligus Carafour.
Menurut Aris, jumlah peserta yang mendaftar program Young Entrepreneur mencapai 900 mahasiswa. Setelah dilakukan seleksi ternyata mahasiswa yang memiliki jiwa usaha sebanyak 380 orang. Kemudian mereka akan diseleksi lagi. Untuk itu 380 mahasiswa itu harus magang pada UKM. Mereka magang bukan sebagai karyawan, namun magang bagaimana menjalankan usaha. Setelah itu mereka pun harus membuat proposal bisnis. Mereka yang lolos seleksi akan mendapatkan kucuran dana per kelompoknya Rp 40 juta. Satu kelompok beranggotakan lima orang. "Seleksi dilakukan cukup ketat. Kucuran dana diberikan kepada mahasiswa semester lima yang memiliki jiwa entrepreneur. Jenis usahanya bisa jasa dan produksi. Usaha yang dikembangkan harus memiliki inovasi," kata dia.
Aris mengatakan, tujuan pemberian dana kepada kelompok usaha mahasiswa itu sekali lagi ditekankan untuk memupuk jiwa kewirausahaan. Programnya pun bersifat bergulir, agar para mahasiswa bekerja keras mengembangkan usahanya. Pengembalian dananya dapat dicicil hingga 12 bulan. Kemudian juga agar para mahasiswa UI lainnya dapat merasakan dana tersebut. "Kami yakin akhir tahun ini dananya dapat kembali sebesar Rp 1 miliar lebih. Dana ini akan dipergunakan kembali karena kami tidak akan meminta dana lagi," ujarnya.
Dikatakan Aris, pada tahap pertama, sebanyak 230 mahasiswa mendapatkan dana hibah Young Entrpreneur. Hasil evaluasi menunjukan pada umumnya usaha mereka berjalan dengan baik. Ada juga yang bangkrut karena salah strategi. Kebanyakan mahasiswa itu omzet usahanya mencapai Rp 24 juta per bulan dengan jumlah karyawan dua sampai lima orang. Contohnya usaha mahasiswa itu di antaranya adalah kuliner, desain grafis, obat herbal, dan pembuatan alat konversi bahan bakar kendaraan.
Kerja keras dan kerja cerdas
Acara grand opening Young Entrepreneur 2010, Chairul Tanjung pemilik Para Group didaulat menjadi pembicara. Pada kesempatan itu Chairul mengatakan, untuk menjadi pengusaha sukses itu tidaklah instan. Namun membutuhkan proses yang cukup panjang. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi kaum muda. Pertama adalah niat baik. Kedua bekerja keras, ketiga adalah bekerja cerdas, dan berdoa. "Kerja keras dan kerja cerdas merupakan hal utama agar usaha menjadi maju. Namun hasil akhirnya yang menentukan adalah Tuhan YME. Saya yakin Tuhan itu Maha Adil, hanya orang yang bekerja keras dan bekerja cerdas lah yang akan mendapatkan kesuksesan," ujarnya.
Selain hal tersebut, lanjutnya, jaringan dan pertemanan juga menjadi faktor penting untuk memajukan usaha.Chairul mengatakan, memulai suatu usaha itu lebih sulit dibanding mendapatkan uang Rp1 juta untuk kedua kali setelah menjalankan usaha. Seperti halnya, ketika ia memulai usaha.
Saat menjadi mahasiswa kedokteran gigi UI, ia susah untuk memulai usaha. Namun karena pertemanan akhirnya ia bisa memulai usaha membuat paper. Di tempat foto copi membuat paper itu Rp 500. Setelah ia survei, ternyata modal membuat paper itu hanya Rp 150. Akhirnya ia pun menawarkan kepada teman-teman agar membuat paper kepadanya dengan harga Rp 300. Kontan seluruh teman-temannya membuat paper kepada Chairul. "Saat mau memulai itu susah, tapi kalau sudah berjalan pasti bisa. Bila diibaratkan seperti bola salju," tutur pemilik TransTv sekaligus Carafour.
0 komentar:
Posting Komentar