DEPOK, Rencana kenaikkan Tarif Dasar Listrik (TDL) akan mempengaruhi industri di Kota Depok. Pasalnya, kenaikkan TDL dikenakan bagi pelanggan di atas 1300 kwh. Sedangkan jumlah pelaku industri di Kota Depok mencapai 5000 pelanggan. "Kenaikan TDL tampaknya tidak signifikan mempengaruhi pelanggan PLN Depok. Karena umumnya pelanggan di Depok itu adalah golongan bawah. Kenaikan TDL itu bagi pelanggan di atas 1.300 kwh," terang Humas APJ Kota Depok Muhammad Imron, di ruangannya, Rabu (23/6).
Muhammad Imron mengatakan, rencana kenaikkan TDL per Juli 2010, tampaknya tak akan mempengaruhi pelanggan di Kota Depok. Sebab dari 48.600 pelanggan PLN Kota Depok, 75 persennya adalah golongan bawah, yakni 450 kwh-900 kwh. "Pelanggan PLN golongan bawah lebih banyak di Depok," kata dia.
Ia menambahkan, sekali pun jumlah industri di Kota Depok kecil, tapi total pembayaran mereka lebih besar dari total pembayaran listrik golongan bawah. Rencana kenaikan TDL itu, lanjutnya, untuk menutupi kerugian yang diderita PLN. Sebab selama ini PLN menjual listrik di bawah biaya produksi. Biaya produksi listrik per kwh itu mencapai Rp 1.380. Dijualnya Rp 655 per kwh. Lebih lanjut Imron menjelaskan, meski tidak terpengaruh kenaikan TDL, namun pelanggan golongan bawah tersebut menunggak Rp 9 miliar per bulan. Sedangkan target penagihan Rp 4.1 per bulan. Jumlah listrik yang hilang atau dicuri sebanyak sembilan persen per tahunnya. Oleh karena itu, pihaknya membentuk tim penagihan agar tunggakan pelanggan itu dapat dilunasi. "Selain itu, untuk mengantisipasi adanya tunggakan, PLN meluncurkan listrik pra bayar. Jumlah pelanggannya saat ini 8.000 pelanggan. Listrik pra bayar cukup signifikan mengatasi tunggakan," paparnya.
Dikatakan Imron, bagi pelanggan PLN yang ingin menggunakan listrik pra bayar harap menghubungi Unit Pelayanan Jaringan (UPJ) setempat. Biayanya Rp 400.000, biaya itu belum termasuk biaya survei.
Imron menambahkan, dari 48.600 pelanggan PLN, pendapatan PLN APJ Kota Depok sebanyak Rp 84-85 miliar per bulannya.
Sementara itu, Hutapea (50) warga Depok Timur, meminta kepada PLN Kota Depok untuk meningkatkan pelayanan sebelum menaikan TDL. Karena selama ini di Depok Timur sering terjadi byar-pret.
"Listrik masih byar pret ingin menaikan TDL. Ini perhatian buat PLN Pusat agar kinerja PLN Depok dalam melayani pelanggan menjadi lebih baik," tandasnya.
Hutapea menambahkan, pemadaman listrik pada 18-19 Juni itu selama sembilan jam yang dimulai sore hari membuat ia dan tetangganya tidak bisa menyaksikan Piala Dunia 2010.
Muhammad Imron mengatakan, rencana kenaikkan TDL per Juli 2010, tampaknya tak akan mempengaruhi pelanggan di Kota Depok. Sebab dari 48.600 pelanggan PLN Kota Depok, 75 persennya adalah golongan bawah, yakni 450 kwh-900 kwh. "Pelanggan PLN golongan bawah lebih banyak di Depok," kata dia.
Ia menambahkan, sekali pun jumlah industri di Kota Depok kecil, tapi total pembayaran mereka lebih besar dari total pembayaran listrik golongan bawah. Rencana kenaikan TDL itu, lanjutnya, untuk menutupi kerugian yang diderita PLN. Sebab selama ini PLN menjual listrik di bawah biaya produksi. Biaya produksi listrik per kwh itu mencapai Rp 1.380. Dijualnya Rp 655 per kwh. Lebih lanjut Imron menjelaskan, meski tidak terpengaruh kenaikan TDL, namun pelanggan golongan bawah tersebut menunggak Rp 9 miliar per bulan. Sedangkan target penagihan Rp 4.1 per bulan. Jumlah listrik yang hilang atau dicuri sebanyak sembilan persen per tahunnya. Oleh karena itu, pihaknya membentuk tim penagihan agar tunggakan pelanggan itu dapat dilunasi. "Selain itu, untuk mengantisipasi adanya tunggakan, PLN meluncurkan listrik pra bayar. Jumlah pelanggannya saat ini 8.000 pelanggan. Listrik pra bayar cukup signifikan mengatasi tunggakan," paparnya.
Dikatakan Imron, bagi pelanggan PLN yang ingin menggunakan listrik pra bayar harap menghubungi Unit Pelayanan Jaringan (UPJ) setempat. Biayanya Rp 400.000, biaya itu belum termasuk biaya survei.
Imron menambahkan, dari 48.600 pelanggan PLN, pendapatan PLN APJ Kota Depok sebanyak Rp 84-85 miliar per bulannya.
Sementara itu, Hutapea (50) warga Depok Timur, meminta kepada PLN Kota Depok untuk meningkatkan pelayanan sebelum menaikan TDL. Karena selama ini di Depok Timur sering terjadi byar-pret.
"Listrik masih byar pret ingin menaikan TDL. Ini perhatian buat PLN Pusat agar kinerja PLN Depok dalam melayani pelanggan menjadi lebih baik," tandasnya.
Hutapea menambahkan, pemadaman listrik pada 18-19 Juni itu selama sembilan jam yang dimulai sore hari membuat ia dan tetangganya tidak bisa menyaksikan Piala Dunia 2010.
0 komentar:
Posting Komentar