DEPOK, Selain membuka posko pengaduan orang tua murid yang dihambat dalam Penerimaan Siswa Baru (PSB) tahun 2010/2011 di sejumlah daerah di Tanah Air. Indonesia Corruption Watch (ICW) membentuk tim monitoring yang bekerja di beberapa kota penyangga Jakarta, yakni Depok, Bekasi, Tanggerang, dan Bogor.
Menurut Ketua Divisi Pemantau Pelayanan Publik ICW, Ade Irawan, posko pengaduan PSB sudah berjalan. Seluruh keluhan masyarakat terkait pelayanan PSB dapat dilaporkan melalui posko tersebut. Untuk masyarakat Depok, kata Ade, dapat secara langsung mendatangi posko pengaduan PSB ICW di Jakarta Selatan. Dapat pula menghubungi saluran telepon 24 jam. "Hal ini dilakukan agar koordinasinya lebih mudah. Makanya di Depok hanya dibentuk tim monitoring yang bekerja secara mobile," terang Ade Irawan, Kamis (10/6).
Metode tersebut, kata dia, dirasa lebih tepat untuk karakter Kota Depok yang secara geografis dekat dengan Jakarta. Tetapi juga dapat diakomodir dengan tim monitoring yang selalu melakukan observasi
terhadap lokasi-lokasi sekolah PSB. Ade menegaskan tim monitoring ini merupakan kepanjangan tangan dari posko pengaduan PSB yang sudah ada. Segala prosedur penanganannya pun sama. Hanya perlu berkoordinasi dengan Posko Pengaduan PSB di Jakarta. "Agar lebih jelas saja pola tindakannya. Kita bentuk tim monitoring kan bertujuan membantu masyarakat. Maknya harus jelas upay apencapaiannya," terang Ade.
Ade mengatakan, dalam proses PSB, sekolah wajib menjalankan beberapa prinsip mendasar seperti obyektif, transparan, akuntabel, tidak diskriminatif, serta tidak ada penolakan. Kecuali daya tampung terbatas dan waktu tidak memungkinkan. Namun nyatanya, kata dia, dalam pelaksanaannya, PSB selalu diwarnai oleh berbagai masalah. Masyarakat kerap dihambat berbagai persyaratan baik administratif maupun biaya. "Data ICW membuktikan PSB tahun ajaran 2007/2008, 2008/2009, dan
2009/2010 orang tua calon siswa baru mengeluhkan banyaknya uang yang mesti mereka keluarkan dan ketertutupan sekolah dalam proses penerimaan siswa," kata dia.
Ade menegaskan pembentuakn tim monitoring PSB ini sekaligus memantu aksi jual-beli bangku kosong. Sekolah pun kadang mewajibkan untuk membeli formulir pendaftaran, mengikuti test masuk.
Menurut Ketua Divisi Pemantau Pelayanan Publik ICW, Ade Irawan, posko pengaduan PSB sudah berjalan. Seluruh keluhan masyarakat terkait pelayanan PSB dapat dilaporkan melalui posko tersebut. Untuk masyarakat Depok, kata Ade, dapat secara langsung mendatangi posko pengaduan PSB ICW di Jakarta Selatan. Dapat pula menghubungi saluran telepon 24 jam. "Hal ini dilakukan agar koordinasinya lebih mudah. Makanya di Depok hanya dibentuk tim monitoring yang bekerja secara mobile," terang Ade Irawan, Kamis (10/6).
Metode tersebut, kata dia, dirasa lebih tepat untuk karakter Kota Depok yang secara geografis dekat dengan Jakarta. Tetapi juga dapat diakomodir dengan tim monitoring yang selalu melakukan observasi
terhadap lokasi-lokasi sekolah PSB. Ade menegaskan tim monitoring ini merupakan kepanjangan tangan dari posko pengaduan PSB yang sudah ada. Segala prosedur penanganannya pun sama. Hanya perlu berkoordinasi dengan Posko Pengaduan PSB di Jakarta. "Agar lebih jelas saja pola tindakannya. Kita bentuk tim monitoring kan bertujuan membantu masyarakat. Maknya harus jelas upay apencapaiannya," terang Ade.
Ade mengatakan, dalam proses PSB, sekolah wajib menjalankan beberapa prinsip mendasar seperti obyektif, transparan, akuntabel, tidak diskriminatif, serta tidak ada penolakan. Kecuali daya tampung terbatas dan waktu tidak memungkinkan. Namun nyatanya, kata dia, dalam pelaksanaannya, PSB selalu diwarnai oleh berbagai masalah. Masyarakat kerap dihambat berbagai persyaratan baik administratif maupun biaya. "Data ICW membuktikan PSB tahun ajaran 2007/2008, 2008/2009, dan
2009/2010 orang tua calon siswa baru mengeluhkan banyaknya uang yang mesti mereka keluarkan dan ketertutupan sekolah dalam proses penerimaan siswa," kata dia.
Ade menegaskan pembentuakn tim monitoring PSB ini sekaligus memantu aksi jual-beli bangku kosong. Sekolah pun kadang mewajibkan untuk membeli formulir pendaftaran, mengikuti test masuk.
0 komentar:
Posting Komentar