Senin, 07 Juni 2010

Dua Minggu Belajar Mengajar di Pos Kamling

DEPOK, Sudah hampir dua minggu siswa Tempat Kegiatan Belajar Mandiri (TKBM) Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Husnul Khotimah melakukan kegiatan belajar-mengajar di pos kamling milik RT01/RW011, Kelurahan Abadijaya, Kecamatan Sukmajaya, lantaran gedung sekolah milik SDN 13 yang biasa mereka gunakan tengah di renovasi. "Kita terpaksa melakukan kegiatan belajar mengajar menumpang di pos kamling ini. Tapi Dinas Pendidikan Kota Depok telah merekomendasikan sokolah yang akan kita gunakan. Kita tinggal menggambil surat rekomendasi tersebut," kata Pengelola TKBM Husnul Khotimah, Herly, Senin (7/6).
Herly mengatakan, TKBM merupakan program Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) bertujuan membantu warga kurang mampu untuk mengenyam pendidikan. Dinas Pendidikan Kota (Disdik) Kota Depok dan Dinas Pendidikan Jawa Barat (Jabar) sangat membantu terselenggaranya program belajar mandiri ini. "Dengan adanya perhatian dari Disdik kita dapat menginduk langsung ke SMP 3, izasah yang dikeluarkan pun izasah SMP terbuka. Sejak berdiri 8 tahun lalu kita sudah sangat diperhatikan," ujar pengajar matematika itu.
Herly menuturkan, sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar di pos kamling, siswa TKBM Husnul Khotimah juga pernah melakukan proses belajar mengajar setiap hari Senin, Selasa, Rabu, Sabtu, dan Minggu di Masjid Al Muhajirin, Jalan Salak. Sedangkan Kamis sampai Jumat mereka belajar di sekolah induk, SMPN 3. "Kami pun kembali terkendala oleh rencana masjid yang hendak di renovasi. Baru dua minggu lalu, kami pindah ke pos kamling ini. Itu pun hanya sementara," ujar wanita berjilbab itu.
Ia menambahkan, setiap ajaran baru siswa SLTP selalu terisi penuh. Padahal, awalnya siswa-siswi SLTP Husnul Khotimah diisi oleh anak-anak tongkerongan. "Wah, saya tuh sampai maksa mereka untuk sekolah. Sekarang mereka sudah banyak yang lulus," kata Herly.
Dari pantauan wartawan, proses belajar di pos kamling berukuran 3 meter x 7 meter, beratap asbes, berlantai semen. Fasilitas belajar pun hanya sekadarnya, papan tulis berukuran kecil, kursi pelastik, lemari kayu reot, satu buah meja guru, dan tanpa meja murid. "Kalau siang hari sangat panas. Makanya, warga meminjamkan kipas angin buat mereka," kata salah seorang warga yang enggan menyebutkan nama.
Sementara itu, tiga siswa TKBM SLTP Husnul Khotimah kelas VII, Ikhsan Maulana (14), Ahmad Helmi (14), dan Rangga Saputera (14) terlihat semringah saat mendatangi pos kamling yang biasa menjadi ruang kelas mereka. "Kita sedang mengikuti ujian di SMP3. Alhamdulillah semua soal telah kita pelajari di sekolah ini," kata Ahmad Helmi.
Ahmad Helmi mengatakan, proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolahnya dilakukan oleh guru-guru berpengalaman. Semua guru tinggal di kampung ini, dari mulai guru matematika, ekonomi, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, IPA, IPS, dan PPKN. "Kita belajar di sekolah pos kamling mulai hari Senin, Selasa, Rabu, Sabtu, Minggu. Sedangkan Kamis dan Jumat di SLTP 3," ujarnya.
Hal senada juga diutarakan, Ikhasan Maulana. Menurutnya, sekolah pos kamling ini sudah sangat membantu keluarganya. "Saya sangat terbantu dengan adanya sekolah ini," tandasnya.

0 komentar: