DEPOK, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Depok, Tata Djumantara memastikan setiap penduduk Depok harus disensus. Untuk itu pihaknya masih terus mengejar sejumlah data warga yang hingga saat ini belum tersensus. Sebab, masih banyak warga yang sangat sulit ditemui petugas. Kendati petugas telah berulang kali mendatangi kediamannya. "Pada prinsipnya setiap warga negara itu harus dihitung. Oleh karena itu, kami masih menindaklanjuti adanya laporan warga yang mengaku belum tersensus petugas," ucap Tata di kantornya Selasa (15/6).
Perpanjangan waktu yang diberikan hingga 15 Juni 2010, lanjut Tata, dilakukan BPS Pusat untuk melengkapi kekurangan dan kelengkapan data yang dinilai belum valid. Selain itu, tuturnya, kendati pencacahan lapangan telah melewati batas waktunya pada 31 Mei 2010, namun pihaknya harus tetap melakukan pengecekan kembali. "Cek lagi supaya tidak ada kesalahan. Karena minggu ini data akan kami kirim ke Bandung dan dilakukan secara bertahap. Untuk saat ini beberapa kelurahan dinyatakan sudah lengkap, diantaranya Kelurahan Harja Mukti, Kecamatan Cimanggis dan Kelurahan Mekar Jaya, Kecamatan Sukmajaya," ujarnya.
Untuk mengejar data penduduk yang belum dusensus, ungkap Tata, pihaknya menitipkan formulir C1 kepada Ketua RT setempat. Dia menyebutkan, warga yang belum terdata berada di perumahan elit. "Kami sampai harus menitipkan formulir kepada Ketua RT. Karena kami memegang prinsip bahwa setiap warga harus dipastikan terhitung. Kesulitan tertinggi ya ada di perumahan elite tersebut," ucapnya.
Dijelaskan Tata, petugasnya kerap mengalami kesulitan dalam melakukan pencacahan di lapangan. Mulai dari sulitnya kondisi lapangan hingga perlakukan responden yang kurang bersahabat. "Saya bangga petugas kami meresponnya tanpa emosi. Memang diperlukan mental yang kuat untuk menjadi Petugas Cacah Lapangan (PCL)," kata dia.
Dari data sementara yang masuk, Tata mengungkapkan, pertumbuhan penduduk di Depok bertambah 2 juta jiwa. "Data data penduduk Depok saat ini tercatat 1,5 juta jiwa. Sekarang bertambah menjadi 1,7 juta jiwa. Dan ratio penduduk laki-laki masih lebih banyak dibanding jumlah perempuan," katanya.
Namun tata belum dapat menyebutkan secara rinci mengenai jumlah kecacatan yang dialami warga Depok. Demikian halnya dengan jumlah perkembangan bangunan fisik yang terjadi dalam kurun waktu 10 tahun ini. "Sementara ini kami masih menggunakan sistem sms gateaway atau yang lebih dikenal dengan sistem quick count. Kalau untuk data rincinya kami belum dapat memastikan," kata dia.
Dipastikan Tata, pada Juli nanti seluruh data yang ada akan dikirimkan ke tingkat provinsi. "Karena hasilnya akan diumumkan oleh presiden pada 17 Agustus nanti," tandasnya. Dalam pencacahan, BPS Kota Depok dibantu oleh 3.289 petugas yang terdiri atas 2.406 PCL, 802 Kordinator Tim (Kortim) dan 81 Kordinator Lapangan (Korlap).
Perpanjangan waktu yang diberikan hingga 15 Juni 2010, lanjut Tata, dilakukan BPS Pusat untuk melengkapi kekurangan dan kelengkapan data yang dinilai belum valid. Selain itu, tuturnya, kendati pencacahan lapangan telah melewati batas waktunya pada 31 Mei 2010, namun pihaknya harus tetap melakukan pengecekan kembali. "Cek lagi supaya tidak ada kesalahan. Karena minggu ini data akan kami kirim ke Bandung dan dilakukan secara bertahap. Untuk saat ini beberapa kelurahan dinyatakan sudah lengkap, diantaranya Kelurahan Harja Mukti, Kecamatan Cimanggis dan Kelurahan Mekar Jaya, Kecamatan Sukmajaya," ujarnya.
Untuk mengejar data penduduk yang belum dusensus, ungkap Tata, pihaknya menitipkan formulir C1 kepada Ketua RT setempat. Dia menyebutkan, warga yang belum terdata berada di perumahan elit. "Kami sampai harus menitipkan formulir kepada Ketua RT. Karena kami memegang prinsip bahwa setiap warga harus dipastikan terhitung. Kesulitan tertinggi ya ada di perumahan elite tersebut," ucapnya.
Dijelaskan Tata, petugasnya kerap mengalami kesulitan dalam melakukan pencacahan di lapangan. Mulai dari sulitnya kondisi lapangan hingga perlakukan responden yang kurang bersahabat. "Saya bangga petugas kami meresponnya tanpa emosi. Memang diperlukan mental yang kuat untuk menjadi Petugas Cacah Lapangan (PCL)," kata dia.
Dari data sementara yang masuk, Tata mengungkapkan, pertumbuhan penduduk di Depok bertambah 2 juta jiwa. "Data data penduduk Depok saat ini tercatat 1,5 juta jiwa. Sekarang bertambah menjadi 1,7 juta jiwa. Dan ratio penduduk laki-laki masih lebih banyak dibanding jumlah perempuan," katanya.
Namun tata belum dapat menyebutkan secara rinci mengenai jumlah kecacatan yang dialami warga Depok. Demikian halnya dengan jumlah perkembangan bangunan fisik yang terjadi dalam kurun waktu 10 tahun ini. "Sementara ini kami masih menggunakan sistem sms gateaway atau yang lebih dikenal dengan sistem quick count. Kalau untuk data rincinya kami belum dapat memastikan," kata dia.
Dipastikan Tata, pada Juli nanti seluruh data yang ada akan dikirimkan ke tingkat provinsi. "Karena hasilnya akan diumumkan oleh presiden pada 17 Agustus nanti," tandasnya. Dalam pencacahan, BPS Kota Depok dibantu oleh 3.289 petugas yang terdiri atas 2.406 PCL, 802 Kordinator Tim (Kortim) dan 81 Kordinator Lapangan (Korlap).
0 komentar:
Posting Komentar