Kamis, 20 Mei 2010

Sepuluh Delegasi Colombo Plan Studi Banding ke Depok

DEPOK, Sepuluh delegasi organisasi internasional "Colombo Plan" yang telah bekerjasama dengan pemerintah Indonesia dalam mempromosikan program pemberdayaan perempuan melalui intervensi sosial, ekonomi, dan budaya guna mencapai target pembangunan milinium kesetaraan gender (MDGs) dari delapan negara yakni Bhutan, Afganistan, Laos PDR, Myanmar, Pakistan, Papua Nugini, Nepal, Srilanka, dan Vietnam melakukan studi banding terhadap program Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Ekonomi Wanita bidang Bina Keluarga Balita (BKB) dan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) di Kota Depok . "Ini merupakan program lama, Indonesia sejak lama telah menjadi anggota Colombo Plan, tepatnya 1953. Indonsia juga telah menerima bantuan pembangunan infrastruktur, beasiswa, pelatihan, dan pendampingan tenaga ahli dari the Colombo Plan," kata Kepala Bidang Kerjasama Training Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKBN), Dora Pandjaitan, Kamis (20/5).
Dora mengatakan program Keluarga Berencana (KB) tidak hanya berdampak pada pengendalian populasi namun juga pada peningkatan kualitas keluarga dan partisipasi perempuan dalam kegiatan sosial, ekonomi, dan budaya. "Ini merupakan program kerjasama dengan negara-negara berkembang lain untuk mempromosikan keluarga berencana dan pelayanan kesehatan reproduksi untuk memberdayakan perempuan. Ia menambahkan, terpilihnya Kota Depok sebagai lokasi studi banding karena BKB Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok mendapat, mendapat peringkat kedua nasional sebagai kota penyelenggara BKB kedua terbaik. Begitu juga UPPKS di Kelurahan Duren Seribu, Kecamatan Bojong Sari, juga meraih peringkat dua nasional, dalam bidang usaha pengembangan belut. "Yang melandasi kita datang ke Depok karena Depok juara dua BKB dan UPPKS. Selain itu, lokasinya tidak jauh dari Jakarta. Para delegasi dari delapan negara bisa belajar dari ibu-ibu di Kota Depok," tuturnya.
Dora mengatakan pengaruh keluarga berencana terhadap Gender Development Index (GDI) Indonesia antara 2002-2005. Ia mengatakan keberhasilan program Keluarga Berencana merupakan sumbangan besar bagi peningkatan GDI Indonesia dari 0,68 pada 2002 menjadi 0,71 pada 2005. "Kalau jumlah anak sedikit, perempuan punya lebih banyak waktu untuk meningkatkan diri dan berperan dalam kegiatan sosial maupun ekonomi," terangnya.
Pernyataan senada juga diutarakan Ketua Program Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga(PKK) Kota Depok Nur Azizah Tamhid. Ia memberi apresiasi terhadap sepuluh orang delegasi dari organisasi internasional "Colombo Plan" yang mau menimba ilmu di Kota Depok. "Ya, kita beri apresiasi kepada mereka yang mau belajar di sini," kata dia.
Nur Azizah merasa senang saat mendengar Kota Depok menjadi juara kedua tingkat nasional program BKB dan UPPKS. "Kita berhasil mendidik anak," kata dia.

0 komentar: