Rabu, 05 Mei 2010

Pengunduruan Sri Mulyani Tuai Pujian

DEPOK, Mundurunya Menteri Keungan RI, Sri Mulyani Indrawati dari jabatannya menuai pujian Ketua DPD RI Irman Gusman. Irman menyatakan, sikap pengunuduran diri Sri Mulyani sebagai kesatria. "Terlepas dari kasus yang sedang menimpanya, langkah Sri Mulyani sangat terpuji. Saya kenal sekali siapa sosok Sri Mulyani itu," kata Irman Gusman di kampus UI, Depok, Rabu (5/5) siang.

Irman mengatakan, sikap mundur seorang menteri tak bisa begitu saja. Harus ada persetujuan dari Presiden RI. Karena menteri merupakan pembantu tugas presiden. Sehingga perlu tanggapan langsung dari Presiden. Irman mengaku tradisi mundur pejabat negara belum pernah terjadi. Tindakan Sri Mulyani ini bisa menjadi contoh bagi pejabat lainnya. Sebagai wujud tanggung jawab dan keberanian dalam mengemban tugas. "Kasus Century itu harus dilihat dari dua sisi. Ada persoalan penyimpangan dan kebijakan. Pada kasus penyimpangan jelas persoalan hukum, tapi kasus kebijakan itu masuk ranah politik," kata dia.

Terkait mundurnya Sri Mulyani itu, dia beranggapan sebagai keputusan pribadi. Tanpa ada itikad untuk mengaburkan penyelesaian kasus Century. Apalagi berniat untuk mempersulit proses pemeriksaan. Siapapun pejabat negaranya, sambung dia, dapat melakukan tindakan serupa. Karena mundurnya pejabat dari posisinya merupakan putusan pribadi. Sebagai sikap terhadap situasi yang tengah dihadapinya.
"Mungkin bu Sri Mulyani menganggap persoalan besar ini bisa selesai dengan mundurnya dari jabatan. Makanya putusan itu dibuat," kata dia.

Ditanya soal mundurnya Sri Mulyani hanya sebagai upaya menghindari kasus Century, Irman menilai tindakan itu sangat tidak beralasan. Selama ini penyidikan kasus Century yang melibatkan KPK berjalan mulus. Bahkan pemeriksaan terhadap Sri MUlyani pun sudah dilakukan. "Jika mau melarikan diri atau menghindar, kenapa tidak dari dulu saja," tandasnya.

0 komentar: