Jumat, 21 Mei 2010

Hatta Sayangkan Pengudurkan Diri Kepala Badan Kebijakan Fiskal

DEPOK, Menteri Koordinator (Menko) Ekonomi Hatta Rajasa menyayangkan pengunduran Kepala Badan Kebijakan Fiskal Anggito Abimanyu dari Departemen Keuangan. Pasalnya, Kementerian Keuangan masih membutuhkan tenaga dan pikirannya. "Saya sudah ngobrol dengan Pak Anggito pada waktu serah terima jabatan Menteri Keuangan," kata Hatta usai menghadiri kuliah umum d Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Jumat (21/5).
Hatta menegaskan bahwa dirinya berupaya sekuat tenaga menahan Anggito agar tidak mundur dari jabatannya. Ia mengaku sangat mengenal mantan dosen Universitas Gajah Mada (UGM) sebagai sosok pekerja keras, dan tangguh. "Saya sangat menyesalkan dan mengharapkan Pak Anggito sama-sama duduk di pemerintahan," kata dia.
Hatta enggan menanggapi opini bahwa pengunduran diri Anggito terkait kekecewaan dirinya yang tidak dilantik sebagai Wakil Menteri Keuangan. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono malah memilih Anny Ratnawati sebagai wakil menteri. "Saya tidak mau mengomentari hal-hal pribadi. Saya beranggapan sampai saat ini dia sebagai Kepala BKF," ujarnya.
Sederet jabatan yang pernah diduduki Anggito diantaranya ialah Komisaris Bank Internasional Indonesia (BII), Lippo Bank, dan PT Telkom, tidak dapat mengantarkannya keposisi orang nomor dua di Departemen Keuangan. Pria kelahiran Bogor 19 Februari 1963 mengabarkan pengunduran dirinya pada Kamis (20/5), setelah SBY mengumukan nama Menteri dan Wakil Menteri Keuangan. Agus Martowardojo ditunjuk menjadi Menteri Keuangan, sedangkan Anny Ratnawati didulat menduduki posisi Wakil Menteri Keuangan.
Hatta melihat masih ada harapan Anggito tetap menduduki posisinya saat ini. "Saya sangat berharap Pak Anggito mau tetap berada di Departemen Keuangan, berada di pemerintahan," tuturnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ekonomi UI Firmanzah ogah berkomentara soal pengunduran Anggito Abimanyu. "Saya tidak tahu," kata dia. Dekan termuda di UI ini sangat bersemangat ketika dimintai tanggapan soal sosok Menteri Keuangan Agus Wartowardojo.
Menurutnya, Agus merupakan sosok yang kapabel, ia mencontohkan marger-nya 4 bank menjadi Bank Mandiri menunjukan dirinya cukup kuat. Ia meyakini Agus dapat menahan kepentingan non ekonomis masuk ke Departemen Keuangan. "Kemampuan Agus dalam membuat kebijakan perbankan cukup teruji ketika menjadi orang nomor satu di Bank Mandiri. Agus juga dinilai memiliki keberpihakan terhadap pengembangan sektor riil. Terbukti saat dia membuat program kewirausahan muda di Mandiri," terangnya.
Selain menanggapi soal Anggito, Hatta juga berbicara soal optimisme pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Bahkan, ia meyakini Indonesia akan masuk ke dalam salah satu dari tujuh pilar kekuaatan ekonomi dunia. "Saya meyakini 2015 Indonesia masuk sebagai salah satu negara terkuat," kata dia.
Argumentasinya, kata Hatta, dengan melihat gross domectic bruto (GDB) yang pada akhir 2009 tercatat USD600 triliun. "Lalu diproyeksikan, pada 2010 GDP kita Rp6400 triliun atau sekira USD700 triliun. Dengan kurs rupiah kita pertahankan di level Rp9000 per USD," ucapnya.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) mengatakan, Indonesia telah membuktikan bila prediksi banyak ekonom salah. Dulu, katanya ekonom banyak yang berpendapat Indonesia baru bisa mengejar GDP setelah 2010. "Ternyata kita bergerak lebih jauh pada 2009, walau belum masuk upper middle country," terangnya. Dia mengatakan jika Indonesia memaksimalkan modal yang dimilikinya, yakni sumber daya alam, daya tahan terhadap krisis, sumber daya alam, Indonesia yang merupakan negara demokrasi terbesar keempat di dunia stabilitas politik serta posisi yang berada di tengah pusat perekonomian dunia. "Kita optimistis karena berhasil melewati krisis keuangan kemarin. Di mana setelah pemerintah melakukan bailout, laju ekonomi makin baik dan ekspor makin meningkat," terangnya.

0 komentar: