DEPOK, Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Metro Depok berhasil mengamankan 14 pelaku kriminalitas yang sudah sangat meresahkan masyarakat, dalam operasi Brantas Jaya yang digelar sejak Kamis (20/5) hingga Minggu (30/5) kemarin. Dari ke-14 tersangka tersebut, satu diantaranya merupakan pimpinan geng copet yang kerap beroperasi di Kereta Api Rel Listrik (KRL) Jakarta – Bogor. Serta gerombolan pelaku pencurian sepeda motor.
Kasat Reskrim Polres Metro Depok, Kompol Ade Rahmat Idnal mengatakan,dalam menjalankan operasi Brantas Jaya, pasukannya berhasil mengamankan 14 tersangka termasuk Apong alias AP, bos copet yang biasa beroperasi di empat stasiun yakni stasiun Depok Baru, Pondok Cina, UI, dan Universitas Pancasila. Apong, kata Ade diamankan sesaat setelah melakukan aksinya dari dalam kereta dan turun di Stasiun Depok Baru, Sabtu (29/5) lalu. Saat diamankan, dari tangan tersangka didapatkan barang bukti, 8 unit telepon selular berbagai merek dan jenis. "Apong adalah residivis, dan memang sudah lama menjadi TO (target operasi) kita. Dari catatan kita, dia sudah dua kali keluar masuk penjara, karena tindak pidana pencurian dengan pemberatan," katanya.
Dalam melakukan aksinya, kompolotan yang dipimpin Apong, menyamar menjadi penumpang KRL dan berbaur dengan para penumpang lainnya. Setelah berada di dalam KRL, kompolotan Apong yang berjumlah 5 orang menyebar dalam gerbong kereta, dan mencari mangsanya. "Kompolotan ini biasanya naik dari Stasiun Depok Lama atau stasiun Depok Baru saat penumpang sedang ramai, kemudian turun di Stasiun UP. Setelah berhasil mengamankan barang targetnya, mereka kembali naik kereta dengan tujuan sebaliknya," terang Ade.
Hasil curian, kompolotan ini kemudian diserahkan ke Apong yang lalu menjualnya ke penadah, baik yang ada di Kota Depok maupun di kota lain yang bertetangga langsung dengan Depok. Saat ini lanjut, Ade pihaknya tengah mengejar anggota kompolotan lainnya, termasuk salah seorang disertir polisi yang diduga terlibat, dan penadah hasil curian kompolotan ini.
Selain berhasil mengamankan Apong, lanjut Ade, dalam 17 razia yang menjadi bagian operasi tersebut, mereka berhasil mengamankan enam orang kompoltan pencuri sepeda motor dari dua kelompok berbeda. Mereka diamankan berikut barang bukti 15 unit sepeda motor berbagai jenis, belasan kunci leter T, dan kunci duplikat, serta puluhan plat nomor palsu dari area Jakarta Raya dan Bogor.
Pada saat yang bersamaan juga diamankan empat tersangka spesialis pencuri rumah kosong, dua tersangka pencuri biasa dan satu preman yang membawa senjata tajam. Bersama mereka diamankan barang bukti hasil kejahatan berupa, satu unit televise 21 inci, satu unit keyboard music, satu tabung gas 12 Kg, sebilah golok dan satu tang besar.
Dijelaskannya, keenam tersangka pelaku pencuri sepeda motor ini tergabung dalam dua kelompok yang memiliki wilayah dan waktu operasi sendiri. Kelompok pertama beraksi pada pagi dan siang hari. Kelompok ini beraksi di sejumlah kampus dan perkantoran yang tersebar di Kota Depok. "Pagi hari mereka biasanya beroperasi di kampus, sementara siang harinya beroperasi di perkantoran. Wilayahnya masuk wilayah hokum Polsek Beji, Pancoran Mas dan Cimanggis," kata dia.
Kasat Reskrim Polres Metro Depok, Kompol Ade Rahmat Idnal mengatakan,dalam menjalankan operasi Brantas Jaya, pasukannya berhasil mengamankan 14 tersangka termasuk Apong alias AP, bos copet yang biasa beroperasi di empat stasiun yakni stasiun Depok Baru, Pondok Cina, UI, dan Universitas Pancasila. Apong, kata Ade diamankan sesaat setelah melakukan aksinya dari dalam kereta dan turun di Stasiun Depok Baru, Sabtu (29/5) lalu. Saat diamankan, dari tangan tersangka didapatkan barang bukti, 8 unit telepon selular berbagai merek dan jenis. "Apong adalah residivis, dan memang sudah lama menjadi TO (target operasi) kita. Dari catatan kita, dia sudah dua kali keluar masuk penjara, karena tindak pidana pencurian dengan pemberatan," katanya.
Dalam melakukan aksinya, kompolotan yang dipimpin Apong, menyamar menjadi penumpang KRL dan berbaur dengan para penumpang lainnya. Setelah berada di dalam KRL, kompolotan Apong yang berjumlah 5 orang menyebar dalam gerbong kereta, dan mencari mangsanya. "Kompolotan ini biasanya naik dari Stasiun Depok Lama atau stasiun Depok Baru saat penumpang sedang ramai, kemudian turun di Stasiun UP. Setelah berhasil mengamankan barang targetnya, mereka kembali naik kereta dengan tujuan sebaliknya," terang Ade.
Hasil curian, kompolotan ini kemudian diserahkan ke Apong yang lalu menjualnya ke penadah, baik yang ada di Kota Depok maupun di kota lain yang bertetangga langsung dengan Depok. Saat ini lanjut, Ade pihaknya tengah mengejar anggota kompolotan lainnya, termasuk salah seorang disertir polisi yang diduga terlibat, dan penadah hasil curian kompolotan ini.
Selain berhasil mengamankan Apong, lanjut Ade, dalam 17 razia yang menjadi bagian operasi tersebut, mereka berhasil mengamankan enam orang kompoltan pencuri sepeda motor dari dua kelompok berbeda. Mereka diamankan berikut barang bukti 15 unit sepeda motor berbagai jenis, belasan kunci leter T, dan kunci duplikat, serta puluhan plat nomor palsu dari area Jakarta Raya dan Bogor.
Pada saat yang bersamaan juga diamankan empat tersangka spesialis pencuri rumah kosong, dua tersangka pencuri biasa dan satu preman yang membawa senjata tajam. Bersama mereka diamankan barang bukti hasil kejahatan berupa, satu unit televise 21 inci, satu unit keyboard music, satu tabung gas 12 Kg, sebilah golok dan satu tang besar.
Dijelaskannya, keenam tersangka pelaku pencuri sepeda motor ini tergabung dalam dua kelompok yang memiliki wilayah dan waktu operasi sendiri. Kelompok pertama beraksi pada pagi dan siang hari. Kelompok ini beraksi di sejumlah kampus dan perkantoran yang tersebar di Kota Depok. "Pagi hari mereka biasanya beroperasi di kampus, sementara siang harinya beroperasi di perkantoran. Wilayahnya masuk wilayah hokum Polsek Beji, Pancoran Mas dan Cimanggis," kata dia.
0 komentar:
Posting Komentar