DEPOK, Isu kebocoran soal ujian nasional (UN) tingkat SLTP sempat membuat kawatir siswa SMPN 2 Depok. Pasalnya, kunci jawaban dapat membantu siswa mendongkrak nilai ujian. Dengan memiliki kunci jawaban UN maka secara otomatis nilai siswa tersebut menjulang tinggi. "Saya sempat berpikir mencari bocoran soal UN," kata Ida Yuliani, 15 tahun, siswa SMPN 2 Depok, Senin (29/3).
Ida mengatakan, dengan mengantongi kunci jawaban dirinya tidak akan kawatir nilainya akan rendah. Namun, dengan tidak memiliki kunci jawaban kekawatiran nilainya lebih rendah dari siswa yang memiliki kunci jawaban semakin menjadi-jadi. "Kalau saya dapat bocoran soal, saya ingin bocoran soal mata pelajaran IPA. Karena mata pelajaran tersebut paling sulit," katanya.
Ida lebih lanjut menuturkan, keinginan mendapatkan kunci jawaban UN pupus setelah dirinya mengingat resiko yang akan ditanggung jika perbuatannya diketahui pihak sekolah. Bukan hanya dirinya yang malu melainkan juga orangtuanya, teman-teman, dan pihak sekolah. "Kalau ingat itu kita jadi semakin percaya diri mengerjakan soal dengan kemampau sendiri," kata siswi berkerudung tersebut. Ida menjelaskan isu kebocoran soal sudah lama beredar di kalangan siswa-siswa yang akan mengikuti ujian nasional. Isu tersebut tidak hanya ia dengar dari teman-teman sekolahnya saja, tetapi juga ia dengar dari teman-teman di tempat bimbingan belajar. "Saya tidak hanya dengan isu ini dari teman-teman di sekolah. Tapi juga teman-teman di tempat bimbel," ujarnya.
Pernyataan senada juga diutarakan, Dea. Menurutnya, sebelum UN berlangsung, ia pernah mendapat tawaran bocoran soal dari temannya. Karena sejak awal ia sudah menolak maka tidak ada lagi tawaran datang. "Saya pernah mendapat tawaran bocoran soal," ucap dia.
Dari informasi yang didengar Dea untuk mendapatkan bocoran soal UN ada tarifnya. Harganya sangat bervariatif, sekitar Rp50 ribu sampai Rp300 ribu. Bahkan, ada kabar satu sekolah di Jakarta, memasang tarif ke para siswa-siswanya sebsar Rp60 ribu untuk mendapat bocoran.
Ida mengatakan, dengan mengantongi kunci jawaban dirinya tidak akan kawatir nilainya akan rendah. Namun, dengan tidak memiliki kunci jawaban kekawatiran nilainya lebih rendah dari siswa yang memiliki kunci jawaban semakin menjadi-jadi. "Kalau saya dapat bocoran soal, saya ingin bocoran soal mata pelajaran IPA. Karena mata pelajaran tersebut paling sulit," katanya.
Ida lebih lanjut menuturkan, keinginan mendapatkan kunci jawaban UN pupus setelah dirinya mengingat resiko yang akan ditanggung jika perbuatannya diketahui pihak sekolah. Bukan hanya dirinya yang malu melainkan juga orangtuanya, teman-teman, dan pihak sekolah. "Kalau ingat itu kita jadi semakin percaya diri mengerjakan soal dengan kemampau sendiri," kata siswi berkerudung tersebut. Ida menjelaskan isu kebocoran soal sudah lama beredar di kalangan siswa-siswa yang akan mengikuti ujian nasional. Isu tersebut tidak hanya ia dengar dari teman-teman sekolahnya saja, tetapi juga ia dengar dari teman-teman di tempat bimbingan belajar. "Saya tidak hanya dengan isu ini dari teman-teman di sekolah. Tapi juga teman-teman di tempat bimbel," ujarnya.
Pernyataan senada juga diutarakan, Dea. Menurutnya, sebelum UN berlangsung, ia pernah mendapat tawaran bocoran soal dari temannya. Karena sejak awal ia sudah menolak maka tidak ada lagi tawaran datang. "Saya pernah mendapat tawaran bocoran soal," ucap dia.
Dari informasi yang didengar Dea untuk mendapatkan bocoran soal UN ada tarifnya. Harganya sangat bervariatif, sekitar Rp50 ribu sampai Rp300 ribu. Bahkan, ada kabar satu sekolah di Jakarta, memasang tarif ke para siswa-siswanya sebsar Rp60 ribu untuk mendapat bocoran.
0 komentar:
Posting Komentar