DEPOK, Febrian (4) terpaksa kehilangan masa bermainnya lantaran penyakit tumor yang diderita. Bocah malang ini mengidap tumor ganas di mata kirinya hingga tak dapat melihat lantaran kelopak matanya tertutup. Tumor ganas yang menggerogoti Febrian membuatnya tidak dapat membuka matanya. Ironisnya, kedua orangtua Febrian tidak dapat membawanya ke rumah sakit akibat tersendat biaya. Febrian menderita tumor ganas sejak dirinya berumur tiga tahun. Benjolan besar di kelopak mata kirinya terus membesar dari waktu ke waktu. Hingga kini, Febrian hampir tidak dapat membuka matanya. Kedua orang tuanya, Budi Triharyadi dan Rohati (26) hanya bisa pasrah menerima keadaan. Di rumah kecil di Jalan Dempo Rt 003 RW 010, Sukmajaya, Depok, Febrian sehari-hari diurus oleh Rohati, ibunya. Akibat desakan ekonomi, keluarga kecil ini pun tak sanggup membayar kontrakan sehingga terpaksa hidup menumpang di rumah Ruspandi, nenek Febrian.
Rohati mengungkapkan, dirinya pernah membawa anak pertamanya berobat alternatif hingga ke Karanganyar, Jawa Tengah. Jalan tersebut dilakukan Rohati dan suaminya lantaran tak sanggup membiayai operasi Febrian sebesar Rp 4 juta. “Waktu saya diberitahu dokter saat itu biayanya Rp 4 juta,” kata Rohati di rumahnya kemarin. Rohati mengetahui anaknya menderita tumor ganas dari hasil diagnose dokter spesialis mata dari sebuah klinik di sekitar rumahnya. Febrian sempat dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat. “Dari dokter RSCM juga bilang kalau anak saya memang harus dioperasi. Tapi saya nggak punnya uang sebesar itu,” ucapnya.
Dia pun memutuskan untuk membawa anaknya menjalani pengobatan alternatif. Namun sayang, Rohati kembali tersandung biaya. Baru tiga bulan berjalan, dirinya terpaksa harus menghentikan pengobatan. “Suami saya Cuma kuli bangunan. Saya juga numpang di rumah orang tua,” tandasnya. Untuk itu dia sangat berharap ada yang mau peduli dan membantu meringankan beban anaknya. Saat ini, dia dan suaminya sedang berusaha meminta Surat Keterangan Tanda Miskin (SKTM) ke Dinas Kesehatan Kota Depok guna keperluan pengobatan anaknya. “Sementara ini saya hanya kasih obat penurun panas atau pusing kalau Febrian sedang kambuh,” imbuh Rohati.
Rohati mengungkapkan, dirinya pernah membawa anak pertamanya berobat alternatif hingga ke Karanganyar, Jawa Tengah. Jalan tersebut dilakukan Rohati dan suaminya lantaran tak sanggup membiayai operasi Febrian sebesar Rp 4 juta. “Waktu saya diberitahu dokter saat itu biayanya Rp 4 juta,” kata Rohati di rumahnya kemarin. Rohati mengetahui anaknya menderita tumor ganas dari hasil diagnose dokter spesialis mata dari sebuah klinik di sekitar rumahnya. Febrian sempat dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat. “Dari dokter RSCM juga bilang kalau anak saya memang harus dioperasi. Tapi saya nggak punnya uang sebesar itu,” ucapnya.
Dia pun memutuskan untuk membawa anaknya menjalani pengobatan alternatif. Namun sayang, Rohati kembali tersandung biaya. Baru tiga bulan berjalan, dirinya terpaksa harus menghentikan pengobatan. “Suami saya Cuma kuli bangunan. Saya juga numpang di rumah orang tua,” tandasnya. Untuk itu dia sangat berharap ada yang mau peduli dan membantu meringankan beban anaknya. Saat ini, dia dan suaminya sedang berusaha meminta Surat Keterangan Tanda Miskin (SKTM) ke Dinas Kesehatan Kota Depok guna keperluan pengobatan anaknya. “Sementara ini saya hanya kasih obat penurun panas atau pusing kalau Febrian sedang kambuh,” imbuh Rohati.
0 komentar:
Posting Komentar