DEPOK, Puluhan korban banjir di RT005/RW014, Kelurahan Kemiri Muka, Kecamatan Beji, Kota Depok, keluhkan lambannya pendistribusian bantuan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Depok. Padahal, para korban banjir sangat membutuhkan bantuan logistik seperti tenda, selimut, makanan, dan obat-obatan serta susu.
Menurut Ketua RT005/014, Muhammad Hadi, meluapnya air Kali Ciliwung membuat puluhan rumah yang lokasinya tidak jauh dari bantaran kali tersebut terendam air. Bahkan, derasnya air Kali Ciliwung juga meluluh lantahkan beberapa bangunan rumah yang terbuat dari kayu. "Sekarang ini warga membutuhkan bantuan makanan, ob at-obatan, dan susu. Sampai saat ini belum ada lembaga pemerintah daerah yang mengirimkan kebutuhan warga itu," katanya, Minggu (14/2).
Menurutnya, kebutuhan bantuan susu sangat prioritas. Sebab, di kampungnya itu cukup banyak anak dan balita.Tercatat sebanyak 13 orang berusia anak-anak, satu orang balita, dan satu orang jompo. Tiga kelompok usia tersebut sangat rentan penyakit. "Pemkot harus bergerak cepat, jangan menunggu adanya korban. Apa lagi kondisi cuaca masih berpotensi hujan," kata Hadi.
Hadi menambahkan, selain susu, warga juga membutuhkan obat-obatan. Curah hujan yang cukup tinggi dapat menurunkan daya tahan tubuh, terutama anak dan balita. "Kita khawatir anak-anak terserang penyakit," ucapnya.
Di lokasi bencana, kata dia, memang ada petugas. Tapi para petugas tersebut lebih berfungsi sebagai pemberi bantuan fisik. Sedangkan langkah-langkah mengurangi penderitaan para korban tidak dilakukan. Lebih lanjut, dikatakannya, saat ini sudah ada satu tenda pengungsian di lokasi. Hanya saja, tenda tidak mampu menampung seluruh korban banjir, karena tendanya berukuran kecil."Maksud saya begini. Warga sudah lelah mengangkut barang, membersihkan rumah. Kenapa petugas tidak menyiapkan makanan dan minuman. Biar warga tidak lagi mikirkan kebutuhan fisiknya," harap Hadi.
Hadi mengatakan, meningkatnya jumlah korban, maka sudah saatnya pemkot menyediakan dapur umum. Seluruh warga terpaksa mengungsi di rumah tetangga yang kediamannya tidak terkena banjir. Sedangkan barang-barang warga ditempatkan pada satu lokasi khusus. Agar seluruh barang bias terkontrol baik.Sementara itu di lokasi banjir kiriman terdapat satu rumah nyaris longsor. Tanah di belakang rumah yang letaknya sekitar enam meter dari sungai tersebut amblas tersapu air. Rumah milik Karyo tersebut memang cukup memprihatinkan. Arus sungai menggerus secara pelan bagian tanah rumanya. Sehingga bagi belakang rumah yang berbahan non bambu itu sudah termakan air sungai.
Sementara itu sekitar pukul 15:00 WIB, Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos) Kota Depok datang meninjau lokasi. Untuk menangani bencana ini, Disnakersos telah menyiapkan beberapa buah tenda dan sembako. "Kalau mereka butuh, kami siap," ujar salah seorang petugas Disnakersos, Amiruddin.
Secara terpisah, Dinas Sumber Daya Air (SDA) dan Bina Marga, Kota Depok, mengerahkan satuan tugas (satgas) penanggulangan banjir dengan kekuatan sebanyak 140 orang. Satgas tersebut bertugas mengantisipasi derah-daerah permukiman dataran rendah dan dibagian pintu-pintu air yang ada di Kota Depok. "Saat ini kami sudah mengerahkan semua satgas di lapangan dengan dibantu para petugas dari kelurahan dan kecamatan," ujar Kepala Bidang SDA Kota Depok Wijayanto.
Wijayanto mengatakan, Satgas bertugas di daerah permukiman yang sering mengalami banjir antara lain kawasan Kampung Sawah, Kampung Lio, Kampung Kapuk, Kebon Duren Kali Mulya, Krukut, Cimanggis, Lembah Hijau, dan Mekar Sari.Menurut Wijayanto, pada musim penghujan tahun lalu, sumber air bah berasal dari Kali Ciliwung yang melintasi Kota Depok. Untuk itu, diimbau agar warga tetap waspada terhadap musibah banjir, karena hujan dengan intensitas kecil sampai besar kemungkinan masih akan terjadi. "Jangan pernah lengah," ucapnya.
Menurut Ketua RT005/014, Muhammad Hadi, meluapnya air Kali Ciliwung membuat puluhan rumah yang lokasinya tidak jauh dari bantaran kali tersebut terendam air. Bahkan, derasnya air Kali Ciliwung juga meluluh lantahkan beberapa bangunan rumah yang terbuat dari kayu. "Sekarang ini warga membutuhkan bantuan makanan, ob at-obatan, dan susu. Sampai saat ini belum ada lembaga pemerintah daerah yang mengirimkan kebutuhan warga itu," katanya, Minggu (14/2).
Menurutnya, kebutuhan bantuan susu sangat prioritas. Sebab, di kampungnya itu cukup banyak anak dan balita.Tercatat sebanyak 13 orang berusia anak-anak, satu orang balita, dan satu orang jompo. Tiga kelompok usia tersebut sangat rentan penyakit. "Pemkot harus bergerak cepat, jangan menunggu adanya korban. Apa lagi kondisi cuaca masih berpotensi hujan," kata Hadi.
Hadi menambahkan, selain susu, warga juga membutuhkan obat-obatan. Curah hujan yang cukup tinggi dapat menurunkan daya tahan tubuh, terutama anak dan balita. "Kita khawatir anak-anak terserang penyakit," ucapnya.
Di lokasi bencana, kata dia, memang ada petugas. Tapi para petugas tersebut lebih berfungsi sebagai pemberi bantuan fisik. Sedangkan langkah-langkah mengurangi penderitaan para korban tidak dilakukan. Lebih lanjut, dikatakannya, saat ini sudah ada satu tenda pengungsian di lokasi. Hanya saja, tenda tidak mampu menampung seluruh korban banjir, karena tendanya berukuran kecil."Maksud saya begini. Warga sudah lelah mengangkut barang, membersihkan rumah. Kenapa petugas tidak menyiapkan makanan dan minuman. Biar warga tidak lagi mikirkan kebutuhan fisiknya," harap Hadi.
Hadi mengatakan, meningkatnya jumlah korban, maka sudah saatnya pemkot menyediakan dapur umum. Seluruh warga terpaksa mengungsi di rumah tetangga yang kediamannya tidak terkena banjir. Sedangkan barang-barang warga ditempatkan pada satu lokasi khusus. Agar seluruh barang bias terkontrol baik.Sementara itu di lokasi banjir kiriman terdapat satu rumah nyaris longsor. Tanah di belakang rumah yang letaknya sekitar enam meter dari sungai tersebut amblas tersapu air. Rumah milik Karyo tersebut memang cukup memprihatinkan. Arus sungai menggerus secara pelan bagian tanah rumanya. Sehingga bagi belakang rumah yang berbahan non bambu itu sudah termakan air sungai.
Sementara itu sekitar pukul 15:00 WIB, Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos) Kota Depok datang meninjau lokasi. Untuk menangani bencana ini, Disnakersos telah menyiapkan beberapa buah tenda dan sembako. "Kalau mereka butuh, kami siap," ujar salah seorang petugas Disnakersos, Amiruddin.
Secara terpisah, Dinas Sumber Daya Air (SDA) dan Bina Marga, Kota Depok, mengerahkan satuan tugas (satgas) penanggulangan banjir dengan kekuatan sebanyak 140 orang. Satgas tersebut bertugas mengantisipasi derah-daerah permukiman dataran rendah dan dibagian pintu-pintu air yang ada di Kota Depok. "Saat ini kami sudah mengerahkan semua satgas di lapangan dengan dibantu para petugas dari kelurahan dan kecamatan," ujar Kepala Bidang SDA Kota Depok Wijayanto.
Wijayanto mengatakan, Satgas bertugas di daerah permukiman yang sering mengalami banjir antara lain kawasan Kampung Sawah, Kampung Lio, Kampung Kapuk, Kebon Duren Kali Mulya, Krukut, Cimanggis, Lembah Hijau, dan Mekar Sari.Menurut Wijayanto, pada musim penghujan tahun lalu, sumber air bah berasal dari Kali Ciliwung yang melintasi Kota Depok. Untuk itu, diimbau agar warga tetap waspada terhadap musibah banjir, karena hujan dengan intensitas kecil sampai besar kemungkinan masih akan terjadi. "Jangan pernah lengah," ucapnya.
0 komentar:
Posting Komentar