DEPOK, Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Depok Welman Naipospos mengatakan untuk menanggulangi banjir akibat luapan air saluran irigasi di musim penghujan ini dirinya telah menyediakan 10 ribu karung pasir. "Kita telah menyiapkan 10 ribu karung pasir untuk mengatasi luapan air sungai," kata dia di ruang kerjanya, Kamis (8/10).
Welman mengatakan, 10 ribu karung pasir disiapkan untuk saluran irigasi yang air-nya sering meluap. Ia mencontohkan, salurah irigasi yang dalam catatan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air sering kali meluap adalah irigasi Kali Mulya, Kali Jantung (Bukit Cengkeh), dan saluran irigasi Cabang Barat (Pitara). "Karung-karung itu juga digunakan sebagai penahan tanah bagi tanggul atau tebingan di saluran irigasi yang longsor," kata dia.
Dia menambahkan, pihaknya juga telah menyediakan empat tim satuan tugas penanggulangan banjir. Satu tim tersebut beranggotakan 11 orang. Selain itu, kata dia, pihaknya juga telah menyediakan pompa air untuk menyedot wilayah yang digenangi air. Posko banjir juga telah didirikan di Cimanggis. Bagi warga Depok yang membutuhkan bantuan dapat menghubungi posko. Nomor teleponnya 021 711212161. "Kalau dihitung saluran irigasi di Depok itu sepanjang 100 km...artinya saluran irigasi itu tersebar di enam kecamatan di Depok. Hujan kemarin itu curahnya 76 mm per tiga jam dan menyebabkan genangan mencapai 10 cm. Ini cukup tinggi namanya. Dikhawatirkan siklus 20 tahunan. Karena itu antisipasi sudah dilakukan," ujarnya.
Menurut Welman, antisipasi menghadapi luapan air saluran irigasi pada tahun ini adalah dengan mengeruk tanah saluran irigasi akibat pendangkalan. Pendangkalan itu disebabkan karena kebiasaan masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Kemudian menjadi sempit karena disempadan saluran irigasi didirikan bangunan.
Kemudian juga dilakukan normalisasi situ yang ada di Depok. Normalisasi itu disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air. "Dana untuk antisipasi banjir sebesar Rp 150 juta. Diantaranya adalah pengerukan saluran irigasi, normalisasi situ, dan pembuatan karung pasir. Pengerjaannya disesuaikan dengan kemampuan dananya," imbuhnya.
Welman mengatakan, banjir sering terjadi di Terminal Depok, Sawangan Asri, dan Taman Duta Cimanggis. Banjir itu umumnya terjadi karena luapan air dari saluran irigasi dan tidak maksimalnya drainase jalan umum dan jalan permukiman. Dikatakan Welman, saluran irigasi tersebut dinilai rawan banjir karena posisinya berada di atas pemukiman. Secara geografis, lokasi saluran irigasi tersebut sudah benar. Sebagai saluran irigasi berfungsi mengairi persawasan. Oleh karena itu letaknya berada di atas.
Posisinya yang salah itu adalah areal persawahan yang dijadikan perumahan. "Saluran irigasi itu diciptakan untuk membanjiri persawasan dengan air. Dulu itu banjir berkah, sekartang banjir itu bencana bagi masyarakat," katanya lagi.
Welman mengatakan, 10 ribu karung pasir disiapkan untuk saluran irigasi yang air-nya sering meluap. Ia mencontohkan, salurah irigasi yang dalam catatan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air sering kali meluap adalah irigasi Kali Mulya, Kali Jantung (Bukit Cengkeh), dan saluran irigasi Cabang Barat (Pitara). "Karung-karung itu juga digunakan sebagai penahan tanah bagi tanggul atau tebingan di saluran irigasi yang longsor," kata dia.
Dia menambahkan, pihaknya juga telah menyediakan empat tim satuan tugas penanggulangan banjir. Satu tim tersebut beranggotakan 11 orang. Selain itu, kata dia, pihaknya juga telah menyediakan pompa air untuk menyedot wilayah yang digenangi air. Posko banjir juga telah didirikan di Cimanggis. Bagi warga Depok yang membutuhkan bantuan dapat menghubungi posko. Nomor teleponnya 021 711212161. "Kalau dihitung saluran irigasi di Depok itu sepanjang 100 km...artinya saluran irigasi itu tersebar di enam kecamatan di Depok. Hujan kemarin itu curahnya 76 mm per tiga jam dan menyebabkan genangan mencapai 10 cm. Ini cukup tinggi namanya. Dikhawatirkan siklus 20 tahunan. Karena itu antisipasi sudah dilakukan," ujarnya.
Menurut Welman, antisipasi menghadapi luapan air saluran irigasi pada tahun ini adalah dengan mengeruk tanah saluran irigasi akibat pendangkalan. Pendangkalan itu disebabkan karena kebiasaan masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Kemudian menjadi sempit karena disempadan saluran irigasi didirikan bangunan.
Kemudian juga dilakukan normalisasi situ yang ada di Depok. Normalisasi itu disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air. "Dana untuk antisipasi banjir sebesar Rp 150 juta. Diantaranya adalah pengerukan saluran irigasi, normalisasi situ, dan pembuatan karung pasir. Pengerjaannya disesuaikan dengan kemampuan dananya," imbuhnya.
Welman mengatakan, banjir sering terjadi di Terminal Depok, Sawangan Asri, dan Taman Duta Cimanggis. Banjir itu umumnya terjadi karena luapan air dari saluran irigasi dan tidak maksimalnya drainase jalan umum dan jalan permukiman. Dikatakan Welman, saluran irigasi tersebut dinilai rawan banjir karena posisinya berada di atas pemukiman. Secara geografis, lokasi saluran irigasi tersebut sudah benar. Sebagai saluran irigasi berfungsi mengairi persawasan. Oleh karena itu letaknya berada di atas.
Posisinya yang salah itu adalah areal persawahan yang dijadikan perumahan. "Saluran irigasi itu diciptakan untuk membanjiri persawasan dengan air. Dulu itu banjir berkah, sekartang banjir itu bencana bagi masyarakat," katanya lagi.
0 komentar:
Posting Komentar