DEPOK, Peristiwa tauran antar siswa sekolah menengah kembali terjadi di wilayah Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. Sekitar pukul 12.30 WIB, puluhan siswa SMA Yapemri, SMK 1 Perintis, dan SMA Kasih Pemuda, terlihat saling adu jotos. Puluhan siswa tersebut tidak hanya menggunakan tangan kosong melainkan membawa senjata tajam, balok, dan bambu.
Perkelahian masal itu sendiri bermula dari saling ejek antar sesama pelajar tak jauh dari RS Ibu dan Anak Hermina Depok. Saat tauran terjadi satuan pengamanan (satpam) dengan sigap mengusir belasan siswa SMA Yapemri. Mereka dipaksa naik angkot kearah Depok Dua Timur. Untuk menghindari terjadinya benterokan lebih jauh lagi, tiga siswa pelajar dari SMK 1 Perintis dan SMA Kasih Pemuda memacu motor mereka kearah Jalan Tole Iskandar.
Sayangnya, motor yang mereka kendarai justru kembali bertemu puluhan siswa SMA Yapemri. Aksi saling ejek pun kembali terjadi. Merasa tersinggung, para siswa SMK Yapemri kemudian turun dari angkutan yang mereka tumpangi dan berusaha menghajar “musuh” mereka.
Di tempat tersebut, belasan siswa SMA Yapemri yang masih mengenakan seragam terlihat tengah menghajar tiga orang siswa dari SMK 1 Perintis dan SMA Kasih Pemuda. Tak hanya dengan tangan kosong, mereka juga terlihat mengayu-ayunkan sabuk berkepala besi ke arah ketiga siswa tersebut.
Karena ketakutan, ketiga siswa, tersebut lari kocar-kocar meninggalkan sepeda motor yang mereka tumpangi. Para pelajar SMA Yapemri kemudian melampiaskan kemarahannya dengan menendang motor "musuhnya" itu. Beruntung beberapa saat kemudian, muncul sejumlah warga yang berhasil menghentikan aksi perusakan tersebut.
Yuri (36) salah seorang saksi mata mengatakan, peristiwa tersebut dipicu oleh tindakan ketiga siswa SMK 1 Perintis dan SMA Kasih Pemuda yang melempari angkutan yang ditumpangi belasan siswa SMA Yapemri. "Tiga anak itu sengaja menunggu mereka disini. Waktu anak SMA Yapemri lewat, langsung mereka lempari," katanya saat ditemui di tempat kejadian, Kamis (6/8).
Pernyataan tersebut dibantah Indra,16 siswa kelas 2 SMA Kasih pemuda dan Bayu,16 siswa kelas 2 SMK 1 Perintis salah satu siswa yang terlibat tawuran tersebut. "Bukan kami yang mulai. Mereka yang mulai," aku Indra yang langsung melarikan diri.
Sementara itu, Kapolsek Sukmajaya AKP Lilik Aryanto mengatakan pihaknya sudah melakukan upaya untuk mencegah terjadinya tawuran di wilayah hukumnya. Dia mengaku sudah menempatkan anggotanya di lokasi-lokasi rawan tawuran. "Biasanya tawuran terjadi saat jam-jam bubaran sekolah. Jadi kami menempatkan anggota di beberapa lokasi. Ditambah anggota yang patroli,” ujar Lilik di ruang kerjanya kemarin.
Selain itu, lanjut Lilik dalam waktu dekat pihaknya bekerja sama dengan pihak sekolah untuk merazia para pelajar. Karena ditengarai sejumlah pelajar kerap membawa alat-alat berbahaya yang dijadikan senjata saat tawuran. "Jika ada yang terlibat kita akan berikan sanksi khusus dan memanggil orang tuanya," jelas Lilik.
Perkelahian masal itu sendiri bermula dari saling ejek antar sesama pelajar tak jauh dari RS Ibu dan Anak Hermina Depok. Saat tauran terjadi satuan pengamanan (satpam) dengan sigap mengusir belasan siswa SMA Yapemri. Mereka dipaksa naik angkot kearah Depok Dua Timur. Untuk menghindari terjadinya benterokan lebih jauh lagi, tiga siswa pelajar dari SMK 1 Perintis dan SMA Kasih Pemuda memacu motor mereka kearah Jalan Tole Iskandar.
Sayangnya, motor yang mereka kendarai justru kembali bertemu puluhan siswa SMA Yapemri. Aksi saling ejek pun kembali terjadi. Merasa tersinggung, para siswa SMK Yapemri kemudian turun dari angkutan yang mereka tumpangi dan berusaha menghajar “musuh” mereka.
Di tempat tersebut, belasan siswa SMA Yapemri yang masih mengenakan seragam terlihat tengah menghajar tiga orang siswa dari SMK 1 Perintis dan SMA Kasih Pemuda. Tak hanya dengan tangan kosong, mereka juga terlihat mengayu-ayunkan sabuk berkepala besi ke arah ketiga siswa tersebut.
Karena ketakutan, ketiga siswa, tersebut lari kocar-kocar meninggalkan sepeda motor yang mereka tumpangi. Para pelajar SMA Yapemri kemudian melampiaskan kemarahannya dengan menendang motor "musuhnya" itu. Beruntung beberapa saat kemudian, muncul sejumlah warga yang berhasil menghentikan aksi perusakan tersebut.
Yuri (36) salah seorang saksi mata mengatakan, peristiwa tersebut dipicu oleh tindakan ketiga siswa SMK 1 Perintis dan SMA Kasih Pemuda yang melempari angkutan yang ditumpangi belasan siswa SMA Yapemri. "Tiga anak itu sengaja menunggu mereka disini. Waktu anak SMA Yapemri lewat, langsung mereka lempari," katanya saat ditemui di tempat kejadian, Kamis (6/8).
Pernyataan tersebut dibantah Indra,16 siswa kelas 2 SMA Kasih pemuda dan Bayu,16 siswa kelas 2 SMK 1 Perintis salah satu siswa yang terlibat tawuran tersebut. "Bukan kami yang mulai. Mereka yang mulai," aku Indra yang langsung melarikan diri.
Sementara itu, Kapolsek Sukmajaya AKP Lilik Aryanto mengatakan pihaknya sudah melakukan upaya untuk mencegah terjadinya tawuran di wilayah hukumnya. Dia mengaku sudah menempatkan anggotanya di lokasi-lokasi rawan tawuran. "Biasanya tawuran terjadi saat jam-jam bubaran sekolah. Jadi kami menempatkan anggota di beberapa lokasi. Ditambah anggota yang patroli,” ujar Lilik di ruang kerjanya kemarin.
Selain itu, lanjut Lilik dalam waktu dekat pihaknya bekerja sama dengan pihak sekolah untuk merazia para pelajar. Karena ditengarai sejumlah pelajar kerap membawa alat-alat berbahaya yang dijadikan senjata saat tawuran. "Jika ada yang terlibat kita akan berikan sanksi khusus dan memanggil orang tuanya," jelas Lilik.
0 komentar:
Posting Komentar