DEPOK, Universitas Indonesia (UI) membuka Program Studi (prodi) Herbal pertama di Indonesia. Rektor UI Gumilar Rusliwa Somantri menandatangani nota kesepahaman pendidikan dan penelitian dalam bidang herbal antara UI dan Martha Tilaar Group yang diwakili oleh Martha Tilaar di Gedung Rektorat, ruang rapat A, Kamis (30/7).
Menurutnya, Indonesian Herbal Study Program ini nantinya akan terintegrasi dalam Program Pendidikan Pascasarjana UI. "Pengajarnya diambil dari Kedokteran, Kedokteran Gigi, Keperawatan, Biologi, Farmasi, Kesehatan Masyarakat, Pertanian, Industri Obat Herbal, Industri Kosmetik Herbal, dan lain-lain," kata Gumilar.
Prodi Herbal Indonesia ini memiliki tiga kekhususan yaitu Herbal Medik, Herbal dalam keperawatan, dan Estetika Indonesia. Pendidikan akan dilaksanakan dalam 8 (delapan) semester dengan total Satuan Kredit Semester sebesar 40 - 42 SKS. "Program ini akan dibuka September 2009, sedangkan awal perkuliahan akan dimulai Januari 2010," ujar Gumilar.
Karakteristik prodi, terang Gumilar, 57 persen bersifat inti dan wajib diikuti seperti Konsep Herbal Indonesia, Teknologi Berbahan Alam, Farmakognosi, Kewirausahaan dalam produk herbal dan estetika Indonesia. Lalu 43 persen atau sekitar 16 – 18 SKS adalah materi ajar bersifat khusus sesuai peminatan herbal medik, Herbal dalam Keperawatan, atau estetika Indonesia.
Kualifikasi peserta Prodi Herbal ialah sarjana yang berasal dari rumpun Ilmu Kesehatan dan bidang – bidang yang terkait, yaitu Biologi, Pertanian, Kehutanan, dan dari bidang lain yang mempunyai peminatan terhadap herbal. "Nantinya peserta prodi ini akan memperoleh gelar Magister Sains Herbal Indonesia atau Master of Science in Indonesian Herbal," terang Gumilar. Pangsa pasar bagi lulusan prodi ini menjanjikan karena dapat mengembangkan ekonomi rakyat dan industri kreatif.
Sementara, Martha Tilaar melihat pentingnya kekayaan alam agar diangkat menjadi sesuatu ilmu yang dapat dikembangkan demi kemajuan dan kesejahteraan bangsa. "Indonesia merupakan surga yang sangat luar biasa. Memiliki 30 ribu spesies tanaman yang belum tergali dengan baik untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat," katanya.
Dia menambahkan banyaknya praktek yang tidak sesuai dengan aturan dalam pembuatan produk herbal secara bersih, tepat dan benar seperti terjadinya pencampuran dengan bahan kimia obat akan menimbulkan kerugian bagi masyarakat. "Kami berharap prodi ini dapat memberikan konsultasi agar praktek pengobatan tradisional tidak menimbulkan efek samping atau penanganan yang tidak dapat dipertanggung jawabkan," tandasnya.
Menurutnya, Indonesian Herbal Study Program ini nantinya akan terintegrasi dalam Program Pendidikan Pascasarjana UI. "Pengajarnya diambil dari Kedokteran, Kedokteran Gigi, Keperawatan, Biologi, Farmasi, Kesehatan Masyarakat, Pertanian, Industri Obat Herbal, Industri Kosmetik Herbal, dan lain-lain," kata Gumilar.
Prodi Herbal Indonesia ini memiliki tiga kekhususan yaitu Herbal Medik, Herbal dalam keperawatan, dan Estetika Indonesia. Pendidikan akan dilaksanakan dalam 8 (delapan) semester dengan total Satuan Kredit Semester sebesar 40 - 42 SKS. "Program ini akan dibuka September 2009, sedangkan awal perkuliahan akan dimulai Januari 2010," ujar Gumilar.
Karakteristik prodi, terang Gumilar, 57 persen bersifat inti dan wajib diikuti seperti Konsep Herbal Indonesia, Teknologi Berbahan Alam, Farmakognosi, Kewirausahaan dalam produk herbal dan estetika Indonesia. Lalu 43 persen atau sekitar 16 – 18 SKS adalah materi ajar bersifat khusus sesuai peminatan herbal medik, Herbal dalam Keperawatan, atau estetika Indonesia.
Kualifikasi peserta Prodi Herbal ialah sarjana yang berasal dari rumpun Ilmu Kesehatan dan bidang – bidang yang terkait, yaitu Biologi, Pertanian, Kehutanan, dan dari bidang lain yang mempunyai peminatan terhadap herbal. "Nantinya peserta prodi ini akan memperoleh gelar Magister Sains Herbal Indonesia atau Master of Science in Indonesian Herbal," terang Gumilar. Pangsa pasar bagi lulusan prodi ini menjanjikan karena dapat mengembangkan ekonomi rakyat dan industri kreatif.
Sementara, Martha Tilaar melihat pentingnya kekayaan alam agar diangkat menjadi sesuatu ilmu yang dapat dikembangkan demi kemajuan dan kesejahteraan bangsa. "Indonesia merupakan surga yang sangat luar biasa. Memiliki 30 ribu spesies tanaman yang belum tergali dengan baik untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat," katanya.
Dia menambahkan banyaknya praktek yang tidak sesuai dengan aturan dalam pembuatan produk herbal secara bersih, tepat dan benar seperti terjadinya pencampuran dengan bahan kimia obat akan menimbulkan kerugian bagi masyarakat. "Kami berharap prodi ini dapat memberikan konsultasi agar praktek pengobatan tradisional tidak menimbulkan efek samping atau penanganan yang tidak dapat dipertanggung jawabkan," tandasnya.
0 komentar:
Posting Komentar