Rabu, 06 Mei 2009

Perempuan Rentan Terserang Kanker Serviks

DEPOK, Perempuan Kota Depok diminta mewaspadai kanker serviks (cervical cancer) atau kanker pada leher rahim. Pasalnya, kanker pada serviks uterus tersebut menyerang organ reproduksi perempuan yang menjadi pintu masuk rahim atau liang senggama (vagina). Kanker serviks biasanya menyerang wanita telah berumur, tetapi bukti statistik bicara lain. Kanker ini lebih banyak menyerang perempuan berumur antara 20 sampai 30 tahun. "Kanker serviks disebabkan virus human papilloma (HPV, red), namun kebanyakan infeksi HPV ini berlangsung tanpa gejala," kata Dr Reza Kamal SpOG dalam seminar bertajuk "Kanker Serviks" yang diadakan YKI Cabang Depok, di Balaikota, Selasa (6/5).

Menurut Reza, kanker leher rahim terjadi ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel pada leher rahim yang tidak lazim (abnormal). Tetapi sebelum sel tersebut menjadi sel kanker, terjadi beberapa perubahan. Perubahan sel tersebut, terang dia, biasanya memakan waktu bertahun-tahun sebelum sel-sel tadi berubah menjadi sel-sel kanker. "Sejalan dengan perkembangannya, kanker serviks memiliki gejala yang patut diwaspadai yakni pendarahan melalui vagina, keputihan, nyeri panggul, dan tidak dapat buang air kecil," terangnya.

Reza menuturkan, sel abnormal tersebut dapat dideteksi kehadirannya dengan test yang disebut "Pap Smear Test", sehingga sel abnormal tadi terdeteksi sedini mungkin. Perlu diingat, terang dia, terdapat banyak tipe HPV yang menyebabkan kanker serviks yakni HPV tipe 16, 18, 45, 31, dan 52. "HPV sangat resisten terhadap panas dan proses pengeringan," tuturnya.

Dia mengatakan, penularan non seksual dapat terjadi melalui penggunaan bersama pakian yang terkontaminasi dalam jangka waktu lama. Kebanyakan infeksi HPV bertahan selama delapan bulan dan kemudian menghilang dengan sendirinya. Namun sesudah 2 tahun, ditemukan sekitar 10 persen perempuan masih membawa virus aktif dalam vagina dan servik mereka. Faktor pendukung kanker serviks sendiri, kata dia, adalah menikah diusia muda, kehamilan yang sering, merokok, penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang, dan infeksi menular seksual. "Mereka yang mengalami infeksi persisten jarang menunjukan gejala pada stadium awal, dan biasanya berkembang menjadi kanker servik beberapa tahun kemudian," ujar Reza.

Setelah infeksi HPV, katanya, tubuh penderita tidak selalu membentuk kekebalan, maka tidak terlindung dari infeksi berikutnya. "Kanker serviks yang diketahui berstadium lanjut dapat mengakibatkan kerugian bagi organ tubuh disekitarnya dan dapat menyebabkan kematian," tandas.

0 komentar: