Kamis, 10 Maret 2011

Wali Kota Janji Tak Hambat Investasi


DEPOK, Wali Kota Nur Mahmudi Ismail berjanji tidak akan mempersulit investor untuk melakukan investasi di Kota Depok. Ia bahkan memberi apresiasi terhadap pembangunan apartemen Margonda Residence 1, 2, dan 3 yang terletak di Jalan Margonda Raya. “Pemerintah tidak akan menghambat investor dalam melakukan investasi di Kota Depok,” katanya, Kamis (10/3).

Nur Mahmudi juga mengacungkan jempol terhadap pembangunan Apartemen Taman Melati Margonda di Jalan Margonda Raya No 525A, Kecamatan Beji, Depok. “Depok perlu membangun apartemen, tetapi jangan terlalu mewah. Disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Dengan adanya apartemen tersebut diharap menjadi unit perkantoran. Dengan adnaya unit perkantoran menandakan Depok akan menjadi kota perkantoran,” ujarnya.
Saat ini, sentra usaha di Depok lebih cenderung ke arah perdagangan. Dengan hadirnya sentra perkantoran, akan menjadikan dunia usaha di Depok menjadi bervariasi. “Selama ini ruko yang ada hanya bergerak di bidang pedagangan saja,” ujarnya.

Di pusat perkantoran tersebut, lanjut dia, nanti akan berkembang pula segala jenis kegiatan perkantoran. Sehingga pelaku usaha tidak lagi harus pergi keluar Depok jika ingin berbisnis. Sebagaimana diketahui, selama ini banyak pelaku usaha yang terpaksa merambah ke daerah luar Depok lantaran Depok belum memiliki sentra perkantoran. “Dengan adanya sentra perkantoran nanti maka akan menjadi ikon bagi Depok sehingga investor tidak lagi keluar Depok,” Nur Mahmudi.

Arah pembangunan Depok saat ini mulai bergerak menuju pembangunan sarana pembangkit ekonomi. Sebut saja pembangunan jalan tol Cinere-Jagorawi (Cijago) dan Depok-Antasari (Desari). Wali kota optimis dengan adanya jalan tol secara otomatis membangun sentra perkantoran Depok. Seperti yang terjadi di ruas Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan. Sejumlah perkatoran elit berada di ruas jalan tersebut. Hanya saja, hingga kini pembangunan Tol Desari belum juga terealisasi. “Kami minta kepada Dinas Pekerjaan Umum (PU) agar segera mempercepat pembangunan Tol Desari. Jangan terkatung-katung seperti ini. Yang kami dengar sudah ada rencana, tetapi hingga saat ini belum juga ada keputusan,” terang Nur.

Terkait pembangunan jalan, Nur mengatakan Depok baru membangun jalan 4 persen dari luas wilayah yang ada. Padahal, dalam ketentuan disebutkan pembangunannya mencapai 8%. Dia tidak memungkiri kemacetan kerap terjadi pada jam tertentu. “Pada jam tertentu memang terjadi penumpukan kendaraan karena jalan di Depok baru mencapai 4 persen saja. Kami menyadari kurangnya alternatif jalan sehingga masih ditemukan kemacetan di Depok,” kata dia.

Mantan Presiden Partai Keadilan itu mengatakan, pihaknya masih diperlukan penataan ruang yang ideal dalam menata Depok. Terutama di wilayah Margonda. “Yang perlu dipahami adalah pembangunan pemerintah tidak hanya terpusat di Jalan Margonda. Justru alokasi tersebut baru turun tahun 2009, sebelumnya tidak pernah ada,” katanya.

0 komentar: